Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts

08 October 2011

Puisi-21 : No Pink Anymore

Merah jambu telah menghiasi yang lain!
Merah jambu telah tersusup oleh warna kuning,
tinggal hanya warna biru.


Kuning benar-benar hebat bak emas,
kilaunya bisa menembus merah jambu.
Biru tak bisa menyamai.


Biru mencoba memendarkan warnanya,
merah jambu seperti menghindar dibalik kilau emas kuning.



Kebiruan itu telah pudar dari merah jambu,
karena telah dilingkupi kemilau emas kuning.
Merah jambu tak bisa lagi melebur dengan biru.


Tak dinyana, merah jambu dan kuning saling melebur,
sungguh indah bisa sepihak menghapus biru.
Tinggal satu warna, biru!


Biarlah menjadi cerah tanpa harus diwarnai merah jambu,
karena merah jambu telah terlebur kuning.


Tiada merah jambu lagi.

________________________
Tarutung, 08 Oktober 2011
Oleh : B. Marada Hutagalung


http://facebook.com/B.MaradaHutagalung

BMH

Sumber : http://mgv107.blogspot.com/2011/10/no-pink-anymore.html

08 January 2011

Puisi-20 : Kasus Itu Terulang Kembali

Kasus Itu Terulang Kembali

Kenangan indah terukir kembali
Semangat hidup berkobar kembali
Ketenagan di dapat kembali
Itu semua wajar karena diharapkan

Namun tak dinyana, kenapa bisa sama?
Tak diketahui apa sebabnya.
Tapi karena keteledoran diri sendiri,
Kekhilafan diri sendiri.

Hanya karena perasaan semua dikorbankan
Siapa yang salah? Aku...!!!
Kenapa? Karena telah sempat asaku hidup.
Gairah menjalani hidup pun muncul.

Apalah dikata, tak ada arti menyesal lagi
Karena sudah beberapa kali terjadi kasus yang sama
Tak diduga bahwa itu akan terulang kembali.
Bukan salahnya, bukan salah Tuhan, tapi aku.

Kembali tiada guna, karena bukan pilihan
Namun hati masih ada maka cemburu meliputi
Walau begitu, semua harus dilepas
dan harus diakhiri dengan baik.

Berharap, semoga esok hari yang indah
dan untuknya, Tuhan beserta dia dan pilihannya
Dan aku harus bersyukur walau sakit di hati
Karena waktu tak dapat kembali.

__________________________
Tarutung, 08 Januari 2011
oleh : B. Marada Hutagalung.


Sumber : http://mgv107.blogspot.com/2011/01/kasus-itu-terulang-kembali.html

16 October 2010

Puisi-19 : Kupilih karena Serius

Pilihan
karena itu yang terbaik aku pikir dan kurasa
karena itu yang terindah aku pikir dan kurasa

Namun, pilihan...
ada tapi tak bisa kupilih
ada tapi tak mau kupilih

Pilihan...
tidak terlalu tapi biasa saja
tidak melebihi tapi di bawah saja

Kupilih...
Sebab ku ada rasa
Sebab itu impianku
karena serius...
__________________________
Tarutung, 08 Oktober 2010
oleh : B. Marada Hutagalung.

http://mgv107.blogspot.com/2010/10/kupilih-karena-serius.html

Puisi-18 : Kerinduan Semu

Dulu...
selalu ada rindu nyata dariku
selalu ada rindu nyata untuku
selalu nyata saling merindu

Kemudian...
selalu ada rindu nyata dariku
selalu tak ada lagi rindu nyata untukku
kumerindukan yang tak merindukanku

Kini...
bayangan selalu kurindu
bayangan yg tak jelas objeknya
bayangan yg tak dapat kuduga keberadaannya...
____________________________________________
Tarutung, 08 Oktober 2010
oleh : B. Marada Hutagalung.-

http://mgv107.blogspot.com/2010/10/kerinduan-semu.html

23 February 2010

Puisi-17: Selamat berlayar Senyuman!

Hari-hariku selalu indah dihiasi oleh senyumannya
Senyuman yang telah mewarnai hidupku
Senyuman yang masih membayangiku sampai sekarang
Senyuman yang penuh perjuangan untuk mendapatkannya

Kini, senyuman itu sudah sirna
Senyuman yang tidak lagi mengisi ruang dan waktuku
Senyuman yang memilih ruang dan waktu yang lain
Akankah itu kudapatkan kembali?

Senyuman yang indah namun penuh misteri
Senyuman yang dapat meluluhkan hati
Senyuman yang bisa mengobarkan api semangat
Senyuman yang dulunya selalu menemani di kalaku sepi

Senyuman itu kini tiada lagi
Senyuman itu kini hanya tinggal kenangan
Entah kenapa, senyuman itu kini bukan untukku lagi
Mungkinkah itu kembali lagi?

Tiada kata yang bisa kuucapkan selain :
"Selamat berlayar Senyuman!"
Terima kasih, aku akan mengenangmu selamanya
Senyuman yang terindah yang kurasa...!
____________________________________
Tarutung, 23 Pebruari 2010
Oleh : B. Marada Hutagalung
Sumber : http://mgv107.blogspot.com/2010/02/selamat-berlayar-senyuman.html

http://maradagv.wordpress.com
http://maradagv.blogspot.com
http://maradahtgalung.blogspot.com
http://facebook.com/maradagv
http://twitter.com/maradagv

28 January 2010

Puisi-16: Ada Apa denganmu?


Ada apa denganmu? Itulah yang adalam pikiranku
Ada apa denganmu? Aku tak tahu sama sekali
Ada apa denganmu? Tolong jelaskan kepadaku
Ada apa denganmu? Jangan buat aku bingung


Hanya setitik kata yang kau beri padaku
-------di saat kau mendapat masalah,
-------dan berkata : “Jangan ingat aku lagi!”
-------serta berkata : “Lupakanlah aku!”
Namun, itu tak dapat memuaskan aku


Ada apa denganmu? Pasti ada pengaruh yang lain
Apa apa denganmu? Cobalah buat alasan yang tepat
Ada apa denganmu? Katakanlah sejujurnya
Ada apa denganmu? Masih terngiang di otak
Ada apa denganmu?

______________________
Tarutung, 28 Januari 2010
Oleh : B. Marada Hutagalung

Puisi-15: Harapan Indah Sang Kumbang



Harapan Indah Sang Kumbang

Sudah sekian lama sang kumbang gagal terus
Ke seluruh penjuru angin ia pergi untuk menemui impiannya
Dan akhirnya ia jumpa dengan yang ia harapkan
Namun keberuntungan tak berpihak kepadanya

Sang kumbang mengharapkan sang bunga,
Tapi sang bunga berpihak ke yang lain
Meski seperti itu, dia berusaha dan hasilnya selalu gagal

Kasihan sekali sang kumbang,
Dia hanya bisa diam seribu bahasa melihat sang bunga
-------yang ternyata mengharapkan kedatangan sang kupu-kupu

Sang kumbang hanya bisa bersedih,
-------ketika sang kupu-kupu yang akhirnya datang menghinggapi sang bunga
Sang kumbang sadar bahwa dirinya tidak seperti sang kupu
-------yang mempunyai daya tarik tersendiri
Sang kumbang meninggalkan mereka berdua

Terbang dan terbang sejauhnya,
-------karena kumbang tak kuasa menahan sedih
Akhirnya ia tersenyum bahwa ia yakin akan menembus harapan

Kebahagiaan pun mendatangi sang kumbang dan sang bunga
Suka dan duka pun mereka lalui bersama sampai akhir hidup mereka

___________________________
Tarutung, 28 Januari 2010
Oleh : B. Marada Hutagalung

http://maradagv.blogpsot.com/
http://maradahutagalung.blogspot.com/

http://maradagv.wordpress.com/
http://facebook.com/maradagv

http://twitter.com/maradagv

12 October 2009

Puisi-14: Satu untuk Selamanya...

Satu untuk selamanya...

Selang satu tahun hatimu sulit ditembus
namun akhirnya bisa kuterebos dibantu olehmu
Rasa bahagia pun terasa dan berkata, Terima kasih Tuhan

Kuyakinkan diriku bahwa hatimu benar-benar untukku
tapi aku tidak tahu, akankah selamanya untukku?
Hanya bisa berharap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa...

Kini kucoba untuk berusaha berkorban 'tuk mengasihimu setulus hati
Berusaha untuk mengerti dirimu yang jauh dari ruangku
Berusaha untuk meluangkan waktuku walau sebatas udara

Aku ingin hidupku ini jadi berarti
bukan suatu kesempatan, tapi aku tak ingin kesepian
Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu

Tak dapat kulukiskan dengan kata-kata,
aku sangat mengasihimu, dan menjadi satu untuk selamanya
berharap, engkau pun demikian untukku

Dari dulu memang dirimu sudah tahu,
aku masih sabar menanti kehadiranmu
kehadiran yang berarti bagiku

Memang waktu dan ruang selalu membatasi kebersamaan kita
tapi bukan itu tantangan yang berat, ada yang lain
kita tidak tahu dari mana, kapan dan bagaimana datangnya

Kita hanya bisa berharap kepada-Nya,
bersabar sampai kita mencapai kesatuan
Ya, satu untuk selamanya...

Tidak hanya janji, tapi harus terlaksana
karena aku tak bisa lagi mengharapkan yang lain
hanya dirimu yang sudah kunantikan

Suka duka kita rasakan bersama
Turun naik kita lalui bersama demi kebersamaan yang sejati

kita berdoa, satu untuk selamanya
kita berseru, satu untuk selamanya
kita berjanji, satu untuk selamanya
__________________________________________________
NB. :Kupersembahkan buat sesorang yang aku kasihi
Tarutung, 12 Oktober 2009.
Oleh : B. Marada Hutagalung

26 August 2009

Wahai Malaysia, biarkanlah Indonesia Tenang!

Malasyia peace Indonesia

Engkau tau bahwa kami adalah bangsa yang berdaulat
Tapi mengapa hidup kami selalu Engkau ganggu!
Apa salah kami…?

Wahai Malaysia…!
Tidakkah engkau ingat bahwa kami penah mengirim guru ke tempatmu?
Tidakkah engkau sadar bahwa dirimu pernah memakai bahasa Indonesia?
Tidakkah engkau tahu bahwa ragam budaya dan sukumu hanya sedikit dibandingkan kami?

Wahai Malaysia…!
Apakah kami pernah berbuat kesalahan kepadamu?
Bila pernah, kami akan memperbaikinya…!
Tolong katakanlah kepada kami…!

Wahai Malaysia…!
Indonesia bukan Negara Kesultanan, tapi Republik
Yang memiliki ragam agama, suku, budaya, dan lain sebagainya!
Kuharap engkau mengerti…!

Wahai Malaysia…!
Kami bukan bangsa yang suka berperang…
Kami adalah bangsa yang suka berdamai
Kami juga bangsa yang masih engkau butuhkan..!

Wahai Malaysia…!
Kita adalah tetangga, tapi mengapa engkau mengganggu hidup kami?
Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bergandengan tangan…!
Kita harus saling berdampingan...!

Wahai Malaysia…!
Aku memohon bukan karena Indonesia lemah,
Aku memohon bukan karena Indonesia bodoh,
Tapi karena ingin ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan...!

Wahai Malaysia…!
Memang kita memiliki kesamaan, tetapi tidak semuanya...!
Perhatikan saja budaya aslimu adalah melayu,
Hanya itu yang sama persis, yang lain tidak...!

Wahai Malaysia…!
Kenapa rakyat kami tidak pernah tenang hidup di tempatmu?
Tapi rakyat hidup tenang di tempat kami...!
Bahkan dipulangkan ke tempatmu, meski ilegal...!

Wahai Malaysia…!
Wilayah kami memang luas, tapi engkau anggap milikmu
Wilayah kami memiliki keanekaragaman hayati, tapi engkau renggut
Apakah engkau merasa tidak puas dengan yang engkau miliki...?

Wahai Malaysia...!
Hidup Indonesia dan Malaysia...!
Marilah kita saling menjaga diri
Marilah kita saling memaafkan...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Biarkanlah kami memiliki budaya dan wilayah kami...!
Bersyukurlah dengan apa yang engkau miliki...!

Wahai Malaysia…!
Kumohon dengan sangat...
Sekali lagi, kumohon dengan sangat...
Biarkanlah Indonesia tenang...!!!
Tarutung, Indonesia, 26 Agustus 2009
Oleh :
B. Marada Hutagalung

12 August 2009

Puisiku-11: Tak Ada Tapi Ada (Versi 1: Keyakinan)

Tak Ada Tapi Ada
Versi 1: keyakinan
Di saat aku lemah
Dia selalu b’ri kekuatan
Kulihat, tak ada…!
Kurasa, ada…!
Siapa Dia?
Ketika aku lelah
Dia selalu b’ri kelegaan
Kuraba, tak ada…!
Kujiwai, ada…!
Siapa Dia?
Di waktu aku sakit
Dia selalu b’ri pengobatan
Kupelajari, tak ada…!
Kuimani, ada…!
Siapa Dia?
Apakah Dia yang Agung itu?
Aku tidak tahu…
Tapi aku yakin, itu ada.

Tarutung, 10 April 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
http://maradagv.wordpress.com

03 April 2009

PUISIKU-10: Menggapai Cita - Cinta

Menggapai Cita - Cinta

Hidup ini adalah indah bila kubisa nikmati
Namun aku yang hijau masih merasa kekurangan
Hanya karena keinginan belaka yang tak dapat kugenggam

Ah, Tuhan itu tidak adil…!
Kenapa aku harus memikul derita ini…?
Aku hanya merenggut angin…!

Ah, ternyata aku hanya mendapatkan mimpi buruk
Tak satu pun insan yang bisa membantuku
Kepada siapa lagi aku harus memohon?

Aku hanya sekelumit tumbuhan yang masih berdaun hijau
Yang selalu didatangi berbagai macam hama...
Yang selalu diterpa cuaca yang tak menentu
Aku mimpikan air datang namun kemarau yang menemuiku
Aku mimpikan cahaya menyinariku namun kegelapan yang menghampiriku

Tatkala aku mengidamkan air dan cahaya...
Namun, daun yang lain lebih lebar dan lebat
Hinggaku tertutupi olehnya
Cara lain kulakukan, dengan akar aku berusaha meresap air
Namun, akar yang lain lebih besar dan banyak,
Hinggaku terdesak oleh akarnya

Tidak, tidak, tidak....!
Aku tak boleh menyerah....!
Sekalipun aku hanya tumbuhan kecil
Aku harus bertahan....
walauku hanya mendapatkan setetes air
walauku hanya sedikit berkas cahaya yang kudapat

Tuhan, mampukanlah aku menikmati hidup ini
mampukanlah aku memikul penderitaan ini...
Tuhan, aku yakin Engkau hadir dalam hidupku
Menemaniku untuk bertumbuh dan berkembangkan

Tuhan, aku butuh air....!
Tuhan, aku butuh cahaya...!
Hanya itu yang kuimpikan......
Tarutung, 10 Oktober 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th


16 January 2009

Inilah Kisah Hidupku

Mohon maaf kepada pembaca, tulisan ini bukanlah menceritakan tentang suatu kehebatanku, melainkan aku ingin curhat kepada saudara/i yang karena aku tidak tahu kepada siapa aku harus mengadu. Aku tahu itu bisa disampaikan kepada Tuhan, tapi apa salahnya aku bercerita kepada semua orang tentang kehidupanku.

Hidup ini memang penuh dengan tantangan, ancaman, hambatan, dan juga perlawanan. Perlu diketahui, yang harus dihadapi itu adalah masalah atau penderitaan. Tentu, hidup itu tidak akan berarti jika tidak ada masalah / penderitaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hidup itu tidak menoton terus; hidup kita akan salalu berubah-ubah atau dinamis. Suatu waktu dalam hidup kita bisa merasakan duka/sukacita atau mengalami kebahagiaan, kesedihan, dan sebagainya.
Demikian juga dengan hidupku (Buttu Marada Hutagalung, S.Th) yang terkadang mengalami duka dan sukacita.
Sebenarnya aku bersyukur terhadap keterampilan, talenta yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Namun aku sering dan menyesal terhadap keterampilan/talenta yang telah diberikan kepadaku. Karena kebanyakan orang-orang lain memanfaatkannya demi pribadi mereka masing-masing dari pada aku sendiri yang memanfaatkannya.

Sebagai contoh, aku punya keahlian di bidang komputer (hard/software) walau tak seberapa, yang seharusnya bisa kumanfaatkan untuk mencari uang/harta dan kebahagiaan. Tapi, aku tak bisa. Aku tidak tega melihat orang minta bantuan kepadaku apalagi sampai memelas. Padahal belum tentu orang tersebut mau memberi penghargaan berupa pelepas dahaga (uang rokok) atau pun ucapan terima kasih. Aku melakukan itu bukan karena aku lebih hebat/jago dari orang lain. Tapi aku lakukakan itu karena atas perasaan hatiku sendiri.
Contoh lain, musik adalah talentaku seperti membuat lagu (apa saja), arransemen lagu, bernyanyi, mengajar koor, bermain alat musik (gitar, keyboard/piano/organ, recorder, harmonika), mengkomposisi musik dengan komputer (aplikasi musik synthizer). Tapi juga tidak bisa kumanfaatkan atau kuandalkan untuk kebahagiaan hidupku sendiri. Sebagai catatan, biasanya orang yang memiliki talenta musik akan selalu bahagia, apalagi para anak gadis akan kecantol. Ah...! Masa...? Kenapa aku tidak bisa memanfaatkanya dengan baik...?
Aku memang tidak bisa mengandalkan kemampuanku untuk membisniskannya apalagi untuk menarik perhatian para gadis. Pernah di suatu waktu aku ikut festival perlombaan cipta lagu, tapi tak menang. Tetapi lagu-laguku yang lain sudah terlebih dahulu menyebar (kebanyakan lagu Gereja/Kristen dalam bentuk koor, karena lebih mudah disebarluaskan). 
Kenapa orang lain bisa, sedangkan aku tidak? Itulah yang membingungkan aku (bahkan sampai sekarang). Dalam pekerjaan (di perkantoran) memang bidang komputer aku bisa diandalkan walau tidak terus digunakan, namun di bidang musik tidak berlaku (termasuk bidang teologi).

Pada awalnya aku bercita-cita ingin menjadi seorang musikolog (musisi/musikus terkenal), ahli khusus komputer, dan juga sastrawan terkenal. Memang aku dapat, akan tetapi tidak sepenuhnya; aku memang sudah menjadi musisi tetapi masih ¼ (seperempat) yang terkabul, ahli di bidang komputer tetapi (bukan IT asli) hanya membantu orang saja, menjadi sastrawan tetapi hanya untuk kalangan sendiri. Kenapa hal itu terjadi? Apakah aku kurang diperhatikan atau didukung orang tua? Sulit untuk kujelaskan.
Pada akhirnya aku harus menuruti perintah dan permintaan orang tuaku (terkhusus dari ibuku) walau dengan berat hati bahwa aku harus jadi Pendeta. Di waktu aku kuliah, selam 3 (tiga) tahun aku tidak serius belajar, aku malah mengembangkan bakat dan talentaku, sehingga banyak mata kuliahku tertinggal, dan nilai mata kuliahku anjlok, bahkan pernah mendapatkan IPK 1,5. Menyedihkan sekali...! Akhirnya aku sadar bahwa meski bukan itu cita-citaku tetapi aku harus bisa menyelesaikan perkuliahan dan menjadi pendeta karena orang tuaku sudah mau berkeringat untuk membiayai kuliahku. Sebab banyak orang tua tidak mampu menguliahkan anaknya atau tidak mau memberi kesempatan kepada anaknya untuk kuliah. Aku juga sadar bahwa keadaan perekonomian keluarga kami pada waktu itu tidak memungkinkan. Itu merupakan suatu keajaiban dari Tuhan. Maka kubulatkan tekadku untuk menjadi Pendeta yang sekaligus membahagiakan orang tuaku. Akhirnya aku bisa selesai dan wisuda walau aku harus menyelesaikannya selama 6 (enam) tahun. Namun menjadi Pendeta tetap juga gagal karena aku sudah sempat menjadi pegawai honorer daerah di salah satu instansi Pemkab Tapanuli Utara yang notabene diangkat menjadi CPNS. Dan memang benar, tetapi hal itu tidak aku ketahui bahwa aku akan diangkat menjadi CPNS daerah. Padahal aku tidak bercita-cita atau berminat menjadi PNS. Aku coba untuk melanjutkan tekadku untuk menjadi Pendeta sesuai dengan keinginan orang tuaku dulu. Orang tuaku memang setuju akan tetapi dengan syarat tidak boleh meninggalkan status CPNS. Aku juga setuju, akan tetapi keinginan itu gagal juga setelah aku mendapat informasi bahwa PNS tidak boleh menjadi Pendeta. Kendati demikian kucoba untuk tetap kembali untuk menjadi Pendeta dengan meninggalkan status CPNS yang telah kudapatkan. Namun orang tuaku malah marah kepadaku dan membuat pernyataan bahwa lebih baik aku berstatus PNS dan meninggalkan kependetaan daripada aku menjadi Pendeta dan meninggalkan status PNS. Ah..., dulu orang tuaku bercita-cita supaya aku menjadi Pendeta, tetapi telah berubah 100%...!
Yang paling kukesalkan, kenapa orang yang sudah PNS tidak boleh menjadi Pendeta, akan tetapi yang sudah menjadi Pendeta berusaha atau bisa menjadi PNS. Apa bedanya PNS yang ingin menjadi Pendeta dengan Pendeta yang ingin menjadi PNS? Kadang aku jadi iri dengan teman-temanku yang sudah menjadi Pendeta tetapi bisa menjadi PNS. Baiklah, aku akan tetap menjadi PNS dan tidak menjadi Pendeta agar pekerjaanku tidak tumpang tindih dan semwraut. Tapi bagaimana dengan orang yang sudah menjadi Pendeta yang ingin menjadi PNS? Tidak ada keseimbangan sama sekali, dan mungkin urusan Gereja dan PNS akan saling tumpang tindih. Tapi walau demikian aku tidak bisa menyalahkan gereja, mungkin itulah dulu peraturannya sehingga tidak ada lagi kesempatanku untuk menjadi Pendeta.
Aku orang yang paling tidak bisa melawan keinginan orang tua, karena aku telah dilahirkan dan dibesarkan sampai aku bisa kuliah. Aku takut orang tuaku tiba-iba stress/stroke apabila keinginan mereka kulawan dan kutolak. Demikian juga halnya dengan mencari dan memilih wanita sebagai pendamping hidupku. Mereka ingin calon isteriku memiliki pekerjaan yang berstatus PNS, tidak perduli dia itu sarjana atau tidak, cantik atau jelek, yang penting PNS.
Wah...., gawat...! Tahun depan (2010) Ayahku akan pensiun! Gimana ini? Padahal aku belum menikah dan belum mendapatkan calon isteri...! Aku sih tidak menetapkan/mempatok pekerjaan terhadap calon isteriku nantinya harus PNS, yang penting punya pekerjaan yang tetap dan jelas. Tapi bagaimana caranya...? Yang lebih buruk lagi, aku itu suka dan ingin calon isteriku yang cantik dan manis serta memiliki jiwa religius. Wah..., gimana caranya...? Mimpi kalee aku yee...? bagaimana mungkin para gadis-gadis tertarik kepadaku dan mau menjadi isteriku karena tampang dan penampilanku tidaklah menarik. Apalagi tidak pandai merayu. Khaciaaaan dech...aku...! Terkadang aku merasa iri melihat teman-temaku yang memiliki pacar/calon isteri (yang sudah beristeri) yang cantik, padahal belum tentu memiliki pekerjaan yang tetap, atau ganteng/tampan. Di manakah kelemahanku...? Ya, aku punya kelemahan, aku memang tidak mampu mendekati wanita (apalagi dia itu cantik), karena aku tahu siapa diriku jika dibandingkan dengan orang lain. Itu memang salahku yang telah hanyut dan berlarut-larut untuk menginginkan impianku harus terkabul sehingga aku tidak ingat lagi untuk mempelajari lawan jenisku dan juga tidak ingat lagi mengurus diri sendiri. Dahulu, semasa SMU sampai semester II di Perkuliahan aku memang lumayan ganteng dibandingkan aku di semester III sampai sekarang. Coba bayangkan...! Jauh beda...! Badanku kurus kering seolah tidak makan beberapa bulan, beruban lagi...! Andai ditanya orang berapa usiaku (kecuali orang sudah benar-benar mengenal aku), kemungkinan besar tidak percaya apabila kukatakan usiaku 27 (28) tahun. Kemungkinan besar mereka akan menyatakan bahwa usiaku itu diperkirakan sekitar 35 – 40 tahun. Apa boleh buat, memang itulah yang harus terjadi karena memang kesalahanku sendiri. Wajar saja para gadis / anak lain (yang belum kenal aku) memanggil aku "Tulang" (paman/om) atau "Ompung" (kakek), – bukan karena silsilah marga/adat atau keturunan. Duh...! Kapan lagi aku bisa menikah karena sebentar lagi Ayahku akan pensiun...? Apakah aku tetap melajang terus sampai lajang tua...? Sulit untuk kuketahui, aku hanya bisa berharap saja. Apa lagi keburukanku yang harus memiliki calon isteri yang cantik.
Sifatku yang lain adalah mudah sakit hati. Siapapun orangnya bila aku tidak diperdulikan, tidak dihargai dan hatiku dilukai maka aku langsung mudah sakit hati dan benci. Akan tetapi walau aku mudah sakit hati, namun aku mudah juga hilang sakit hatiku. Aku memang orang yang tidak pendendam dan tidak mau membalas sakit hati. Aku selalu berusaha untuk memaafkan orang sekali pun orang tersebut tidak mau memaafkan aku, terkadang sering kali aku yang minta maaf atau mengalah kepada orang yang menyakiti hatiku walau aku tidak melakukan kesalahan.
Walau seperti di atas telah terjadi pada diriku, tetapi aku harus bisa mensyukuri apa yang telah kudapat dan apa yang ada dalam diriku sekali pun tak bisa kugunakan dengan baik untuk membahagiakan diriku. Aku harus intropeksi diri dan harus tegar terhadap apa yang telah kualami. Kalau pun aku tidak bisa mendapatkan cita-citaku, mungkin belum waktunya atau Tuhan mungkin merencanakan yang lain untukku. Kalau pun aku tidak bisa menjadi pendeta, juga mungkin belum waktunya, atau mungkin aku harus menjadi PNS. Siapa tahu aku belum layak jadi pendeta...! Dan kalau pun gereja tidak memakai aku untuk melayani di gerejaku sendiri mungkin belum waktunya. Ya, aku akan menjadi Pendeta yang selalu melayani orang-orang dalam bentuk tingkah lakuku setiap harus, tidak harus menjadi Pendeta yang sebenarnya. Harapanku yang terakhir adalah aku ingin seperti Raja Salomo yang bercita-cita menjadi orang yang berhati bijak atau orang yang berhikmat (mohon maaf, bukan menjadi raja atau memiliki isteri yang banyak seperti Raja Salomo).

Dan aku beroda....!
"Ya Bapa yang di Sorga, Tuhan Yesus Kristus! Raja segala raja...! Aku bermohon kepada-Mu dengan penuh sujud....! Pakailah aku menjadi alat-Mu...! Jangan biarkan aku berjalan sendiri di ruang yang gelap....! Mampukanlah aku melewati jalan yang berapi dan berduri....! Mampukanlah aku berlayar di laut yang penuh badai dan berombak....! Tuhan...! Dosaku begitu banyak kepada-Mu...! Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Engkau hapuskan dosaku...! Aku memang tidak layak menjadi anak-Mu karena sudah begitu banyak kesalahan dan dosa yang kuperbuat...! Aku yakin Engkau akan mengabulkan impian atau cita-citaku selama ini kudambakan..., tapi Engkau tidak mengabulkannya karena banyak perbuatanku yang menyimpang dari Perintah-Mu...! Aku mohon ampun Tuhan, bahwa Engkau sebenarnya adalah tempat pengaduanku tetapi aku malah menceritakan kisah hidupku melalui internet ini...! Ya..., karena aku masih lemah...manusia biasa...yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain terlebih bantuan dari-Mu...! Tuhan, mohon lindungi dan berkati kedua orang tuaku, adik-adikku, keluargaku yang lain, teman-temanku baik yang menyayangi aku atau pun tidak. Tuhan..., Engkau tahu bahwa tahun depan Ayahku yang tercinta akan pensiun padahal aku belum memiliki pendamping hidup yang jelas...! Aku hanya berharap lakukanlah mana yang terbaik menurut-Mu untukku, karena aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat lagi, karena aku sudah kehabisan rencana. Tuhan..., ingatkan aku supaya aku selalu berjalan di jalan yang benar dan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Tuhan, aku punya permohonan terakhir dan tidak lebih...! Berilah aku hati yang bijaksana....! Terima kasih Tuhan...! Inilah doaku...! Amin...!"

Sebenarnya masih banyak kisah yang harus kuceritakan, namun aku khawatir blog/situsku ini kebanyakan hanya menceritakan kisah hidupku saja. Dan aku juga khawatir akan menjadi cerita menyakitkan saja, dan bisa jadi mengundang masalah besar, apalagi kemungkinan bisa membuat hati orang lain terluka. Saya raya cukup sampai di sini saja dulu kisah hidupku.
Sebelum menutup cerita ini, saya ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk saudara/i (terkhusus yang membaca kisah ini). Mohon maaf, susunan notasi lagunya belum dibuat. Ya. Setidaknya syair dari lagu tersebut bisa menghibur hati saudara/i sekalian. Berikut mari kita baca dengan penuh hikmat dan jangan lupa diamalkan! Anggaplah itu sebagai doa...!
"Jalan Harapan"
Hidup ini penuh dengan derita
Membuatku semakin bingung....
Apalah daya yang harus kuperbuat
Demi menelusuri harapanku....
Banyak tantangan,
Banyak hambatan,
Banyak ancaman,
Bila kumenelusuri cita-cintaku...
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Bila kuberjalan melewati api.
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Mampukanlah aku...
Bila kuberlayar melewati ombak.
Kusadar Tuhan aku tak mampu...
Kar'na ku Tuhan manusia tak sempurna.
Hanyalah Engkau Tuhan yang bisa membimbingku
Menelusuri jalan harapan....!
Tarutung, Nopember 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung
N.B. :
Saya sangat senang dan bahagia bila para pembaca sekalian dapat memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kisah ini.
Sekian Dan Terima Kasih
Oleh :
B. Marada Hutagalung
Tarutung, 16 Januari 2009

21 September 2008

PUISIKU-9: Hal Yang Paling Indah Dalam Bagiku

HAL YANG PALING INDAH BAGIKU

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai keluargaku.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai kekasih yang cinta aku atau tidak.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai teman dan sahabatku.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai orang yang memusuhiku.


Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai orang yang tak kukenal sama sekali.

Hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai lingkungan sekitarku, dan lainnya.

Hal yang paling indah bagiku, lebih dari segalanya…
Dapat mencintai Yang Maha Kuasa.

Jadi, hal yang paling indah bagiku…
Dapat mencintai dan menjadi cinta bagi semua.

Sekali lagi, hal yang paling indah bagiku…
Juga dalam hidupku, prinsipku adalah bercinta…!

Tarutung, Mei 01st 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, July 17th 2007

07 May 2008

PUISIKU-7: Tersenyumlah, Hai Diriku

Tersenyumlah, Hai Diriku
Hai pikiranku, mengapa engkau gundah gulana?
Janganlah kiranya terlalu memikirkan masalah hati
Berpikirlah untuk masa depan yang cerah
Hai pikiranku, tersenyumlah…
Hai hatiku, mengapa engkau resah dan gelisah?
Janganlah kiranya terlalu memaksakan perasaan
Bersabarlah untuk waktu yang akan datang
Hai hatiku, tersenyumlah selalu…
Hai jiwaku, mengapa engkau ragu dan bimbang?
Janganlah kiranya terlalu menganggap itu masalah berat
Tentikan pilihanmu untuk kehidupan nanti
Hai jiwaku, tersenyumlah selamanya…
Hai diriku: pikiranku, hatiku, jiwaku
Tersenyumlah dengan sukacita
Anggap semua itu sebagai permulaan
Anggap semua itu sebagai bunga-bunga kehidupan.
Tersenyumlah, hai diriku…!
Tarutung, April 24th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 25th 2006
Revised/second rewritten: Tarutung, July 17th 2007


PUISIKU-6: At Dark Night

At Dark Night
Dark night...
I sit in a seat..., yeahh...!
While playing a guitar...
Singing a feeling song of my life lovely...
Dark night...
I feel a coldness..., yeahh..!
Companied by the mosquitos...
Only disturb my self
In poorness out a feeling.
A water fall down from my eyes
Stressed b’love n’ambition
Fail i got... is I think
In my mind for this
I’ve ran out my time
Just reclling ambition in my mind, yeahh...!
I’m alo’nly...how to do that...
I’m sure...I wouldn’t get success
If alike this’s...alone forever...
I need someone, love me, I love,
Aiding to finish problems n’ wishes...
Of my mind ~ at dark night...

“Kampoes” STAKPN Tarutung, Agustus 31st 2001

By: B. Marada Hutagalung.
Rewritten/revised: Tarutung, April 21st 2006
Second Rewritten: Tarutung July 16th 2007

PUISIKU-5: You, The Far Love

You, The Far Love
You, you are far away so much
Make me, must effort to challenge
Alive of you, the far…
You, you are far away so much
Make me, must land off in short landing
In your world, the far…
You, the far love
Must I be give up?
You, the far love
Must I be back off?
You, the far love
Let me ti near you…!
You, the far lve
Let me to love you…!

Tarutung, 17 Januari 2005
By : B. Marada Hutagalung, S.Th


PUISIKU-4: Siapakah Dia?

Siapakah Dia …?
Seiring detik waktu kulangkahkan kakiku…
Seirama dengan derap kaki kuda suaranya…
Dan tak terduga, kaki berhenti…
Mata ternyata tertuju pada seseorang…
Siapakah dia…?
Dia…ternyata t’lah menggugah hatiku yang tertutup…
Dia…ternyata t’lah rubah sikap pikiranku…
Ah…siapa gerangan…?
Ya…Siapakah dia…?
Mataku kembali bersinar setelah melihat dia…
Hatiku kembali bergairah…
Badanku terasa bersemangat…
Tapi…Siapakah dia…?
Otakku seraya berputar ‘tuk ramal:
Siapakah dia…? Tapi, kutak bisa…
Kucoba mendekatinya…jantungku bagai menghadapi gempa…
Bergema sampai di telinga…
Kucoba cara lain:
Ku bagai polisi tanya sana-sini, Siapakah dia…?
Kurang puas di hati…
Masih terngiang di telinga: Siapakah dia…?
Di rumah…di jalan…di manapun aku berada…:
hatiku telah tertuju padanya…
bahkanku pernah jatuh tersandung hanya karna dia…
Masih dalam pertanyaan di benakku: Siapakah dia…?
Siapakah dia yang telah menggugah hatiku yang tertutup…?
Siapakah dia yang telah merubah sikap pikiranku…?
Siapakah dia yang telah membuat badanku bersemangat…?
Siapakah dia yang telah menembus pintu perasaanku…?
Siapakah dia yang telah merebak kalbuku…?
Masih terngiang terus: Siapakah Dia…?

Buat Seseorang,-

Tarutung, November 11th 2003

By: B. Marada Hutagalung.

PUISIKU-3: Kukenang Selamanya

Kukenang Selamanya
Wahai kasihku, dunia ini luas
Ya..., seluas pikiran dan pemahaman kita
Demikian juga cintaku padamu...
Wahai kasihku,
Tak dapat kulukiskan betapa pahitnya permohonanmu
Berargumen agar aku jauh dari sisimu
Karena kau dan aku adalah beda...
Kini aku telah menjalani permohonan itu
Terpaksa aku lakukan dengan berat hati.
Namun, aku mencoba untuk ikhlas hati...
Wahai kasihku, betapa sulitnya permohonanmu
Sehingga aku bertanya: apakah itu keinginan atau kebutuhanmu?
Apakah itu seikhlas hatimu?
Wahai kasihku,
Terima kasih atas cinta yang kuberikan kepadaku
Segala pegorbananmu telah membuat aku penuh dengan harapan
Namun apa yang hendak kukata, kamu dan aku harus berjarak
Itu karena permohonanmu...
Wahai kasihku,
Hari jadi kita akan kujadikan penghias mimpiku
Hari-hari yang kita lalui bersama akan kujadikan warna yang indah dalam hidupku
Pahit getirnya perbuatanmu akan kujadikan pengalaman dalam hidupku
Wajahmu akan kujadikan pelepas rinduku
Semuanya itu akan kukenang selamanya...!
_______________________________
Tarutung, 09 Juli 2007
Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th
Kupersembahkan buat mantan Kekasihku...

PUISIKU-2: Melawan Emosi Yang Tak Berarti

Melawan Emosi Yang Tak Berarti
Aku menangis…
Karena perasaanku tertekan jiwa yang menjauh
Aku tidak tahu apa memang insan itu berbuat demikian
Aku menangis demi kepuasan hati
Aku marah…
Karena jiwaku tak menemukan berita dari yang jauh
Aku marah padanya, pada yang lain, bahkan pada diriku
Aku marah demi kekesalan hati
Akhirnya, aku tertawa…
Karena diriku ternyata bodoh dan tolol
Aku sadar, semua itu tidak ada arti
Sekalipun aku tertekan, dan kesal,
Kembali, aku tertawa demi kebahagiaan hati…!
Tarutung, April 25th 2006
By : B. Marada Hutagalung, S.Th
Rewritten: Tarutung, April 17th 2007



Pengunjung

Flag Counter