Showing posts with label Kekristenan. Show all posts
Showing posts with label Kekristenan. Show all posts

06 December 2009

Natal Oikumene Tapanuli Utara (06-12-2009)


Untuk melihat Album Photo klik -  Album Photo

Tema dan Sub Thema Ibadah Natal Oikumene Kabupaten Tapanuli Utara

Thema : Tuhan adalah penolongku, aku tidak akan takut (Ibrani 13:16b)

Sub Thema : Dengan semangat Natal, mari kita saling menguatkan dan meneguhkan hati dan iman untuk membangun Tapanuli Utara yang damai dan sejahtera.

Info :
Acara Posesi dan Ibadah Natal Oikumene Kab. Tapanuli Utara berjalan dengan lancar dan dipadati oleh berbagai lapisan masyarakat di Gedung Serbaguna Tarutung.

Posesi dimulai pada pukul 17.00 WIB di Gedung Sopo Partungkoan Tarutung, berjalan menuju Gedung Serbaguna Tarutung dengan melalui jalan Sisingamangaraja – D.I. Panjaitan Tarutung.

Kata pembukaan disampaikan oleh Ketua Umum Panitia Natal yakni Drs. Sanggam Hutagalung, selaku Sekretaris Daerah Tapanuli Utaram dan kata sambutan juga disampaikan oleh yang mewakili kaum Muslim.

Penyalaan lilin dilaksanakan oleh : Pelayan Firman, Bupati Tapanuli Utara, Wakil Bupati Tapanuli Utara, Ketua DPRDTapanuli Utara, Dandim 0210 Tapanuli Utara; Kapolres Tapanuli Utara; Ketua Pengadilan Negeri Tarutung, Kepala Jaksa Negeri Tarutung, Ketua Umum BKAG Tapanuli Utara, Ketua Umum Panitia Natal.

Para Pendeta yang ikut ambil bagian acara ibadah Natal adalah :
- Pdt. Resman Pasaribu (GPDI Garoga) selaku pengkhotbah;
- Pdt. E. Hutahaean (GMI);
- Pdt. Y.B. Silaban (GPdI);
- Pdt. R. br. Siregar, S.Th (HKI);
- Pdt. A. Hasugian (GSJA);
- Pdt. J. Sinaga, S.Th (GKLI);
- Pdt. Polin Sihombing, S.Th (GKPI Jemaat Khusus Hutagalung);
- Pdt. S. Simamora, S.Th (GKLI);
- Pdt. P.U.B. Aritonang, S.Th (HKI Tarutung Kota);
- Pdt. Junjungan Simorangkir (PGKPI Res. Simorangkir / Dosen STAKPN Tarutung);
- Pdt. L. Simamora;
- Pdt. O.P. Ompusunggu (GDdI Tarutung);

Paduan Suara yang ikut memeriahkan acara Natal adalah :
- Paduan Suara Gabungan Kaum Bapak, menyanyikan koor “Marsurak do Suruan”;
- Paduan Suara Gabungan Siswa/i, menyanyikan koor “Glory to The Lamb”;
- Paduan Suara Gabungan Kaum Ibu, menyanyikan koor “Mari Puji Akan Dia;
- Paduan Suara Gabungan Kaum Pemuda/Mahasiswa, menyanyikan koor “Opera PSALM”.

Demikian informasi yang dapat saya sampaikan. Sekian dan Terima Kasih.

Dipublikasikan oleh :
B. Marada Hutagalung
http://maradagv.multiply.com
http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

17 October 2009

Menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis

Menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis *)
Tinjaun Spiritualitas untuk Menerapkan Kepelayanan Kristus
dan Jiwa Nasionalis terhadap Aktivis GMKI
( Oleh : B. Marada Hutagalung, S.Th )
Pengantar
Topik ini mungkin belum pernah kita dengar atau kita baca, namun apabila ada topik lain yang mirip dengan topik ini, itu hanya bagian tertentu saja yang sama isinya.
Sebelum kita membahas topik ini ada baiknya kita memngetahui pengertian secara singkat dari pada Aktivis Kristus yang Nasionalistis.
Kata aktivis berasal dari kata aktif, artinya dinamis atau selalu bergerak dalam berbagai kegiatan/pelayanan tertentu yang bersifat sosial. Jadi aktivis adalah orangnya yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial tertentu, pelayanan tertentu. Kata tersebut merupakan sebutan untuk anggota-anggota organisasi, atau kelompok-kelompok tertentu, seperti organisasi Partai Politik, organisasi kemahasiswaan, organisasi masyarakat atau kepemudaan, LSM, dan lain-lain. Agar lebih sederhana dan mudah dimengerti maka kata aktivis dimaknai sebagai Pengikut/Pelayan. Dikatakan demikian berarti harus menjalankan dan melaksanakan perintah dan aturan dari sesuatu hal atau objek yang diikutinya.
Sedangkan Kristus mungkin sedikit banyak kita sudah tahu. Kristus adalah nama kedua dari pada Yesus yang kita imani sebagai Tuhan kita yang telah menyelamatkan, sedang menyelamatkan dan akan menyelamatkan manusia. Yesus Kristus adalah merupakan teladan bagi manusia, dan semua perintah-Nya harus kita laksanakan dengan hati yang ikhlas di samping kita memohon berkat dan pengampunan kepada-Nya.
Bagaimana dengan pengertian Nasionalistis? Kata nasionalistis berasal dari kata nasionalis yaitu yang berhubungan dengan kebangsaan, kecintaan terhadap negara, dengan akar kata nasional, artinya kebangsaan, kenegaraan. Maka pengertian nasionilistis adalah bersifat nasionalis, berjiwa nasionalis, memiliki sifat yang nasionalis,
Maka dengan demikian pengertian Aktivis Kristus Nasionalistis adalah Pengikut/Pelayan Kristus yang berjiwa nasionalis.
Pokok Pembahasan
Menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis perlu diterapkan dalam jiwa para aktivis GMKI. Sebab dalam masa kini para aktivis GMKI sudah mulai mementingkan hanya organisasi saja, malahan juga mementingkan pribadi. Itu tidak bisa kita pungkiri karena pada kenyataannya memang demikian. Perhatikan saja saudara/i kita yang pada awalnya ingin menjadi aktivis GMKI namun berubah menjadi apatis kita melihat sifat dan perbuatan dari pada aktivis GMKI yang tidak sesuai lagi dengan keteladanan Kristus. Bahkan sifat kebangsaan dari para aktivis pun sudah mulai pudar.
Apa yang menyebabkan demikian? Sebagai aktivis GMKI kemungkinan besar tidak menfilter dirinya dari berbagai pengaruh yang datang terhadap dirinya yang tidak diketahui bisa merusak jiwanya atau moralitasnya. Seperti halnya pengaruh lingkungan, perkembangan zaman, dan lain sebagainya. Di samping itu juga kurangnya pembinaan yang didapatkan oleh aktivis GMKI.
Untuk apa menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis harus diterapkan dalam jiwa aktivis GMKI? Sederhana saja jawabannya, yakni supaya para aktivis GMKI benar-benar bisa menjadi pengikut/pelayan Kristus yang teladan yang tentunya melayani semua orang tanpa memandang latar belakang suku, agama, adat, budaya, pendidikan, dan lain-lain.
Relevankah menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis terhadap Tiga Medan Pelayanan GMKI (= melayani Kampus, Gereja dan Bangsa/Masyarakat)? Sangat relevan, sebab bila menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis maka :
  1. Sang aktivis GMKI akan mampu membawakan nama Kampus dengan baik sekaligus menjadi contoh teladan yang akan mempengaruhi para mahasiswa untuk berbuat hal-hal yang benar dan baik (cepat atau lambat), mampu mengikuti peraturan kampus dan juga memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kampus dan lingkungannya;
  2. Sang aktivis GMKI akan selalu aktif dalam berbagai pelayanan gereja sesuai dengan kemampuan yang ada. Contoh : aktif di organisasi kepemudaan gereja serta aktif dalam kegiatannya; mengajar anak-anak sekolah minggu; menjadi organis/musisi gereja; pelatih paduan suara gereja; melakukan aksi pelayanan GMKI ke gereja, dan lain sebagainya. Di samping itu sang aktivis akan menjadi contoh yang baik dan benar bagi pemuda/i gereja dan juga jemaat gereja;
  3. Sang aktivis GMKI akan mampu melayani masyarakat tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras, adat, termasuk pendidikan, status, dan lain sebagainya. Di samping itu juga tidak melanggar peraturan yang berlaku di negaranya, di lingkungannya, dan di daerahnya. Contoh terorganisir : PP atau BPC GMKI melakukan aksi penggalangan dana yang diperuntukkan bagi korban bencana, melakukan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat yang bekerjasama dengan lembaga/insntansi pemerintah. Contoh secara individu : tidak melanggar peraturan yang berlaku, menjadi contoh yang teladan di lingkungannya, ramah terhadap orang-orang sekitarnya, dan lain-lain sebagainya.
Apakah menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis mampu menempuh Tri Panji GMKI? Tentu mampu meski tidak sesempurna mungkin, karena : Pertama, bila para aktivis GMKI mampu meniru keteladanan dan cara kepelayanan Kritus, maka dengan demikian berarti para aktivis GMKI telah memiliki iman yang tinggi; Kedua, bila para aktivis GMKI selalu belajar sepanjang hidupnya, belajar di kampus dan di luar, mengikuti perkembangan pengetahuan dan informasi yang ada dengan menfilternya yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupannya, maka dengan demikian berarti para aktivis GMKI telah memiliki ilmu yang tinggi; Ketiga, bila para aktivis GMKI taat melakukan peraturan-peraturan yang berlaku (di negaranya, di lingkungannya, di daerahnya), membantu orang lain serta menjunjung tinggi nama bangsa, maka dengan demikian berarti para aktivis GMKI telah memiliki pengabdian yang tinggi. Mungkin saudara/i sekalian pernah mendengarkan lagu Tri Panji GMKI : Tinggi imanmu, Tinggi Ilmu, dan Tinggi Pengabdianmu.
Apakah menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis bisa mempelajari politik? Bisa saja, karena itu juga bagian dari hidup kita dan juga merupakan ilmu, namun kita tidak boleh berpolitik secara praktis. Kita belajar politik adalah untuk mengetahui apa yang terjadi dan bagaimana menghadapinya tanpa harus merugikan orang lain. Jika kita telah merugikan orang banyak maka kita bukanlah aktivis GMKI yang memiliki tiga medan pelayanan, dan tidak akan mampu menempuh Tri Panji GMKI. Satu hal yang terpenting, khusus anggota biasa GMKI bisa menjadi anggota Partai Politik, sedangkan Pengurus Cabang/Wilayah/Pusat tidak diperbolehkan menjadi anggota/pengurus partai politik, kecuali mengundurkan diri dari kepengurusan GMKI dan menjadi anggota biasa (hal itu diatur dalam AD/ART GMKI).
Untuk menjadi aktivis Kristus Nasionalistis syarat-syaratnya tidak banyak namun tidak gampang melaksanakannya karena harus siap menghadapi penderitaan seperti yang dialami oleh Yesus Kristus; tidak lari dari masalah (lih. Lukas 6:10; bnd. Filipus 4:13); tidak kuatir dalam hidupnya dan mencari kerajaan Allah (Matius 6:25-34); harus bisa menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-16); mengasihi sesama dan juga musuh (Matius 5:43-44; Lukas 6:27-36); menguduskan diri karena diri kita adalah bait Allah (I Korintus 3:16-17), dan lain-lain.
Syarat-syarat tersebut antara lain :
- Taat kepada Tuhan Yesus Kristus, UUD RI Tahun 1945, Peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku, AD/ART GMKI, peraturan Kampus;
- Siap menghadapi penderitaan yang datang dan tidak lari dari masalah;
- Bersedia melayani gereja, kampus dan masyarakat/negara;
- Kritis tapi membangun dan tidak merusak;
- Memiliki bakat apa saja yang bisa digunakan untuk melayani gereja, kampus dan masyarakat/negara;
- Memiliki berbagai pengetahuan dan ilmu yang tidak hanya didapatkan dari kampus atau dari orang tua, yang bisa digunakan untuk hidupnya dan untuk orang lain;
- Bepikir jauh ke depan (optimis) dan juga berikir inovatif serta kreatif;
- Memiliki jiwa persaudaraan ke semua pihak namun tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang merusak moral dan iman;
- Memiliki jiwa patriotisme dan diplomatisme;
- Tidak sombong, iri dan benci/dendam, malas.
Bagaimanakan cara untuk menjadai Aktivis Kristus Nasionalistis? Caranya antara lain :
  1. Belajar untuk menjunjung tinggi nama dan martabat negara, Kampus dan GMKI, juga termasuk keluarga dan organisasi lain yang diikuti, dan terlebih-lebih menjunjungi tinggi Nama Tuhan Yesus Kristus;
  2. Belajar mengenal diri sendiri dan orang lain;
  3. Belajar untuk meniru keteladanan Yesus Kritus, melalui khotbah yang disampaikan, dari Alkitab yang tentunya dihayati, dan diamalkan/dilaksanakan;
  4. Selalu belajar dari orang sudah mengerti;
  5. Belajar dari pengalaman;
  6. Belajar dari berbagai media;
  7. Belajar untuk menyeimbangkan kegiatan di kampus dan kegitan di luar;
  8. Belajar untuk mengembangkan bakat yang ada dalam diri;
  9. Belajar untuk memecahkan masalah;
10. Belajar untuk menuatukan persepsi;
11. Bekerjasama dengan orang lain untuk menyelesaikan masalah;
12. Belajar untuk tidak jadi orang sombong, iri, benci/dendam, malas;
13. Aktif mengikuti salah satu atau lebih kegiatan/organisasi;
14. Belajar untuk memahami kekurangan diri sediri;
15. Belajar untuk menghormati kelebihan orang lain;
16. Belajar untuk menerima kekurangan dan perbedaan orang lain;
17. Belajar untuk memaafkan orang lain;
18. Belajar untuk mengakui kesalahan diri sendiri;
19. Belajar untuk memahami berbagai peraturan-peraturan yang ada;
20. Belajar untuk mendapatkan keberanian untuk menghadapi berbagai tantangan, ancaman, dan hambatan;
21. Belajar untuk menjadi orang yang kritis yang bersifat membangun dan juga siap dikritik orang lain;
22. Belajar untuk membantu orang lain;
23. Belajar untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri;
24. Belajar untuk memiliki jiwa patriotisme dan diplomatisme;
25. Dan masih banyak lagi.
Rangkuman dari semua cara di atas adalah Belajar untuk membela dan melakukan yang benar dan yang baik untuk menunjukkan identitas kita sebagai aktivis GMKI yang taat kepada Tuhan Yesus dan negara.
Jika semua itu terlaksana meski tidak seratus persen maka sang aktivis GMKI akan menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis.
Penutup
Menjadi Aktivis Kristus Nasionalistis tidaklah gampang namun sebagai aktivis GMKI harus berbeda dengan orang lain yang bukan aktivis GMKI. Namun bukan berarti untuk mencari perbedaan orang lain. Melainkan menjadi contoh yang baik dan benar bagi orang lain.
Sebagai renungan, apakah saudara/i sekalian sanggup menjadi aktivis GMKI yang merupakan aktivis Kristus Nasionalistis? Tidak usah dijawab, tapi usahakan dan laksanakanlah jika memang mau dan bersedia menjadi aktivis Kristus Nasionalistis.
“Ut Omnes Unum Sint”
Syalom…!
*) Disampaikan pada Maper GMKI Cabang Tarutung, Tanggal 10-11-2009 di Simorangkir, Kecamatan Siatas Barita, Kab. Tapanuli Utara.


Bio Data Singkat

N a m a
:
B. Marada Hutagalung, S.Th
Tempat/Tgl. Lahir
:
Tarutung, 10 Juli 1980
Orang Tua
:
- S.M. br Situmeang (Ibu)
- H. Hutagalung (Ayah)
Anank ke
:
I dari 4 bersaudara
Pekerjaan
:
PNS Daerah
Status Perkawinan
:
Lajang
Riwayat Pendidikan
:
a). 1987-1993 : SD Negeri 1 Tangsi, Tarutung;
b). 1993-1996 : SMP Swasta Santa Maria Tarutung;
c). 1996-1999 : SMU – 1 Swasta HKBP Tarutung (IPA);
d). 1999-2005 : STAKPN Tarutung (Jurusan Theologia);
e). 2005 : Akta – IV

Riwayat Pekerjaan
:
- 2003-2008 : Pegawai Honorer Bappeda Kab. Taput
- 2008-2009 : PNS di Bappeda Kab. Taput (PNS)
- 2009-sekarang : PNS di BKD Kab. Taput
Riwayat Pengalaman
:
- Anggota Remaja GKPI Pearaja Tarutung (1996-1997);
- Anggota PP GKPI Pearaja Tarutung (1997-2005);
- Anggota PP/R GKPI Pearaja Tarutung (2006-2008);
- Aktivis GMKI (1999-2008);
- Guru Sekolah Minggu GKPI Pearaja Tarutung (2001);
- Anggota P3 GKPI – STAKPN Tarutung (1999-2003);
- Anggota Ps. STAKPN Tarutung /Koor Inti (2000-2004);
- Koordinator Sie. Koor Gabungan Mahasiswa STAKPN Tarutung
pada Natal Tahun 2002
- Anggota Tim Khusus Paduan Suara STAKPN Tarutung yang diberangkatkan
untuk menghadiri Natal Nasional di Jakarta Tahun 2001;
- Kabid Pengmas PP GKPI Wilayah Silindung (2003);
- Anggota GMKB Kab. Taput (2003);
- Organis GKPI Pearaja Tarutung (2004-sekarang);
- Pelatih Ps. PP/R GKPI Pearaja Tarutung (2005-2007);
- Pelatih Ps. Ekklesia – STAKPN Tarutung;
- Pelatih Ps. PP/R GKPI Simorangkir (2004);
- Pelatih Ps. PP/R GKPI Simasom (2004);
- Pelatih Koor Gabungan PP/R GKPI Ressort Hutagalung (2004);
- Anggota Ps. PP GKPI Wilayah Silindung / Koor Inti (2008);
- Pelatih Ps. Agape GKPI Simorangkir (2009-sekarang);

Karya – Karya
:
- Menciptakan lagu Koor “Jalo Ma”;
- Menciptakan lagu Koor “Boan Au tu Lomo Ni RohaM”;
- Menciptakan lagu koor “Marilah Bersama”
- Menciptakan lagu Koor “Tak Selamanya”;
- Menciptakan lagu Koor “Cinta Suci”;
- Menciptakan lagu Koor “Sambutlah”;
- Menciptakan lagu “Tarutung Na Uli”;
- Dan masih banyak lagi
(lihat selengkapnya di http://maradagv.blogspot.com).

Minat
:
Baca buku, musik, komputer/internet, nulis lagu dan puisi, dsb.
Motto
:
Menjadi Berkat Bagi Semua Orang
Alamat
:
Jl. S. Parman No. 1 B, HT. X, Tarutung 22411
Kab. Tapanuli Utara

HP
:
- 081361070030
- 08197420145

E-Mail
:
- marada_gv@yahoo.co.id
- mgv107@gmail.com
- marada@taputkab.go.id

URL / Site
:

- http://maradagv.wordpress.com
- http://maradahtgalung.blogspot.com
- http://maradagv.blogspot.com
- http://mgv107.blogspot.com
- http://www.facebook.com/maradagv

15 April 2008

KRISTEN DAN ISLAM (secara Umum)


KRISTEN DAN ISLAM
(secara Umum)

“Mohon maaf kepada para pembaca, tulisan saya buat bukan untuk menjadi suatu pemicu perang tetapi untuk menjadikan diri kita agar mengintropeksi diri sebagai orang yang benar-benar beragama, dan sekali lagi mohon maaf tulisan ini bukan untuk mencampuradukkan agama Kristen dan Islam.”
Kristen berasal dari kata Kristus yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Χριστός [Christos]. Kata Christos adalah merupakan nama kedua Nabi yang dipercayai oleh Orang Kristen. Jadi bila digabung maka disebut Yesus Kristus, dalam bahasa Yunani disebut Ιησους Χριστός [Iēsoûs Christos]. Nah, dalam bahasa Arab bahwa Yesus Kristus adalah Nabi Isa Almasih.
Nama Yesus yang sebenarnya berawal dari bahasa Ibrani yaitu Yeshua yang artinya Keselamatan atau “Tuhan adalah Keselamatan” (“Tuhan menyelamatkan”), dan kemudian beralih menjadi Iēsoûs (bahasa arab : عيسى [Isa]). Sedangkan Kristus adalah merupakan gelar yang pada awalnya dari bahasa Aram atau Ibrani yaitu מַשִׁחַ [Mesiakh], yakni Mesias yang artinya “Yang diurapi” atau “Yang Terpilih” dan kemudian disebut Kristus (bahasa Arab disebut Almasih yang berasal dari kata Masaha (yang membasuh, yang mengusap, dsb).
Yesus Kristus diyakini adalah Tuhan, Juruselamat, Mesias yang akan, telah, dan kembali menyematkan manusia dari dosa. Dan hanya Dialah satu-satunya Tuhan yang bisa memberi kesalamatan yang ajaib bagi manusia. Kalau malaikat pun malaikat itu pun paling-paling diperintahkan oleh Tuhan. Dan bila Setan atau iblis yang menyelamatkan adalah merupakan keselamatan yang pada awalnya nikmat namun akhirnya terjebak dalam kuasa setan dan akhir bukan malah selamat melainkan terdampar ke kematian yang abadi. Untuk itulah, orang yang mengikut Yesus Kristus disebut Pengikut Kristus dan akhirnya disebut Kristen (dan selanjutnya menjadi agama). Kenapa ga’ dari nama Yesus aja digunakan sebutan agama? Mmm.... kita coba, Yesusian...! Kayaknya janggal. Kalau itu hanya persoalan istilah sebutan saja, mungkin saja itu kurang pas digunakan karena dirasa sangat janggal untuk disebut.
Dalam pandangan ajaran Islam, Yesus Kristus disebut Nabi Isa Al Masih. Nabi Isa Almasih dipercayai sebagai Nabi atau Rasul.
Islam berasal dari Salima Yuslimu Istislaam, artinya tunduk atau patuh; juga Yaslamu Salaam artinya “yang berarti selamat”, sejahtera, atau damai. Kata Islam juga mengandung arti Islamul Wajh (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah); Istislama (tunduk secara total kepada Allah); Salaamah atau Saliim (suci dan bersih); Salaam (selamat sejahtera); dan Silm (tenang dan damai). Maka jika kita adalah orang Islam maka kita wajib tunduk total kepada Allah, atau ikhlas menyerahkan diri kepada Allah, termasuk tunduk kepada Malaikat karena itu adalah suruhan Alla, dan bila pun kita tunduk kepada setan maka kita tidak mendapatkan keselamatan.
Pada zaman Perjanjian Baru Yesus merupak figur atau teladan yang patut ditiru karena bisa menggenapkan apa yang telah diberitakan pada Perjanjian Lama, yaitu akan lahir seorang Mesias untuk menyelamatkan manusia. Sayang sekali, hal itu tidak diyakini oleh Yahudi pada waktu itu mereka menganggap bahwa Mesias yang diharapkan itu adalah seorang pahlawan yang bisa melawan penjajah yang pada waktu itu bangsa Israel sedang dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Akan tetapi pikiran Tuhan bukanlah pikiran mereka, dan mereka bukanlah makhluk yang bisa memahami Tuhan secara keseluruhan. Dan dalam Al-Qur’an pun dinyatakan bahwa Isa Almasih adalah Nabi dan Rasul yang sabar dan tabah menghadapi para kafir dan orang-orang Isarael yang keras kepala dan keras hati.
Nabi Muhammad SAW adalah merupakan Nabi penutup di antara Nabi yang ada tertulis dalam Al-Qur’an. Ia melakukan jihad untuk menjadikan orang untuk tunduk kepada Tuhan karena orang-orang pada waktu itu sudah tidak manusiawi lagi. Bila pun pada waktu ia membawa pedang bukan karena keinginannya atau pun kehendaknya, tetapi itu karena keterpaksaan untuk menaklukkan orang-orang yang sudah terlalu amoral dan tidak manusiawi lagi. Jihad bagi orang Islam adalah baik dilakukan karena itu merupakan cara untuk memperbaiki diri. Eits..., jangan salah paham...! Jihad bukanlah berperang dengan fisik, tetapi jihad adalah berperang melawan hawa nafsu. Kalaupun dulu terjadi perang untuk menjadikan orang menjadi pengikut Allah itu karena orang pada waktu itu sudah amoral dan tidak manusiawi. Lihat konteks zamannya, jangan salah tafsir. Nabi Muhammad SAW bukanlah pembunuh atau penjagal tetapi Nabi yang diberkati oleh Allah. Dia diberi kuasa untuk mendoakan orang-orang yang taat kepada Allah dan mendoakan orang-orang kafir agar bertobat (mualaf) dan melakukan segala perintah Allah.
Apa perbedaan Rasul dan Nabi? Sebenarnya tidak ada perbedaan yang hakiki, baik menurut ajaran Kristen maupun ajaran Islam, malahan lebih banyak persamaan. Perbedaanya sedikit saja : Nabi itu adalah orang yang mendapatkan wahyu dari Allah, tetapi wahyu yang diberikan masih secara umum karena bersifat informasi yang sudah ada; sedangkan Rasul adalah orang yang medapatkan wahyu secara khusus dari Allah, dan wahyu khusus itu adalah suatu paket yang harus disosialisasikan kepada orang-orang, semisal doktrinisasi.
Alkitab adalah merupakan kitab suci yang dipercaya oleh orang Kristen dan Al-Qur’an adalah kitab suci orang Islam. Apakah ada perbedaan? Ya, jelas dong...! Bahasa asli Alkitab adalah bahasa Ibrani (sebagian aram dan bahasa lainnya) untuk Perjanjian Lama dan bahasa Yunani (sedikit bahasa Ibrani dan Latin) untuk Perjanjian Baru. Diakui bahwa Perjanjian Lama adalah Kitab yang menubuatkan tentang bangsa Israel yang dipilih oleh Tuhan sebagai bangsa Allah untuk menjalankan berkat Tuhan dan menyampaikan perintah Tuhan ke seluruh dunia, dan Perjanjian Baru adalah penggenapan Kitab Perjanjian Lama di mana bangsa Israel adalah arti luas yaitu manusia yang percaya kepada Allah. Alkitab memang sudah banyak terjemahan, akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sulit ditafsirkan sehingga terjadilah perbededaan. Terjadinya perbedaan adalah dikarenakan tulisan-tulisan dari Kitab tersebut banyak yang hilang dan dibakar oleh pihak-pihak tertentu yang tidak mempercayai Allah. Dan akibatnya muncullah berbagai aliran-aliran. Sebenarnya tulisan dan bahasa asli Alkitab bukanlah bahasa Ibrani modern atau Yunani modern, melainkan bahasa Ibrani kuno dan Yunani kuno. Bagaimana dengan Al-Qur’an? Kitab tersebut adalah kitab yang terakhir yang diyakini oleh umat Islam. Dan bahasa Aslinya adalah bahasa Arab. Namun sayang, banyak yang salah paham dalam menafsirkannya karena masih menggunakan tulisan Arab, sehingga orang yang tanggung mempelajari bahasa Arab akan sulit memahaminya, apa lagi bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an tidaklah semodern bahasa Arab sekarang. Bahasa yang digunakan pada mulanya adalah bahasa Arab kuno yang tidak memiliki huruf vokal atau tanda baca.
Menurut ajaran agama Kristen bahwa Alkitab bukan mantra atau buku yang mengandung magis. Alkitab itu harus dibaca lalu dihayati, kemudian diamalkan dan dilakukan apa yang diperrintahkan Tuhan di dalamnya. Kalau hanya dibaca saja anak-anak kecil pun bisa. Bagaimana dengan orang belum pernah membaca? Pertama-tama, perlahan-lahan dibaca dengan secara berulang-ulang. Roh kudus akan datang untuk membantu kalau dilanjutkan dengan pengamalan dan penghayatan. Menurut ajaran agama Islam Al-Qur’an harus dibaca berulang-ulang agar bisa mendapatkan pahala dan hikmah dari Tuhan, dan semua perintah di dalam Al-Qur’an harus dilakukan karena itu merupakan jalan untuk menjadi orang yang bersih di hadapan Allah.
Mengenai nama Tuhan dan nama Allah merupakan konflik besar di kedua belah pihak termasuk pada aliran-alirannya kedua agama tersebut. Sebagian nama Tuhan dan Allah, dan ada hanya memakai nama Allah. Untuk itu penulis tidak membahas hal tersebut karena tidak ingin terjadi konflik antara Kristen dan Islam. Untuk mengetahui hal tersebut boleh cari dari situs lain atau buku-buku lain. Dan kalau ingin lebih tahu apa berbedaanya kirim saja e-mail ke marada_gv@yahoo.co.id.
Berdoa adalah merupakan alat komunikasi manusia dengan Tuhannya. Baik Kristen maupun Islam (termasul agama dan kepercayaan lain) doa sangat penting dilakukan. Kenapa? Karena di dalam doalah kita bisa menyampaikan segala isi hati kita, apakah itu pengampun dosa, mohon berkat, menyampaikan keluhan ataupun pujian. Jika kita adalah orang yang beragama yang tidak tahu berdoa, berarti kita adalah sama dengan kafir. Agama digunakan hanya sebagai tameng saja atau sebagai tanda pengenal (KTP) saja. Berdoa itu dapat kita lakukan kapan saja dan di mana saja, dan apa pun terjadi kita tetap dapat berdoa. Tidak hanya kebaktian/ibadah di gereja/mesjid saja atau pada waktu makan saja. Dan tidak hanya pada Sholat lima waktu saja.
Dalam ajaran Kristen puasa perlu diterapkan dalam kehidupannya, namun ada sedikit perbedaan antara Kristen Protestan dan Katolik. Dalam ajaran Kristen Protestan, lebih spesifik lagi : aliran Kristen Lutheran, Calvinis bahwa puasa yang dilakukan adalah puasa melawan hawa nafsu yaitu puasa untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Allah, tidak perlu puasa fisik. Kalau pun ada puasa fisik itu harus benar-benar dilaksanakan seperti seseorang bernazar kepada Tuhan untuk menebus dosa dan kesalahannya dengan cara tidak makan selama waktu yang telah dinazarkannya. Kenapa tidak diharuskan berpuasa fisik? Karena Yesus Kristus telah menggenapinya dengan puasa selama 40 hari 40 malam demi menebus dosa manusia. Dalam ajaran Kristen Katolik itu sudah bahwa puasa harus dilakukan pada hari-hari tertentu tetapi puasa yang dilakukan adalah puasa untuk tidak makan makanan tertentu. Dalam ajaran Islam puasa untuk tidak makan harus dilakukan pada hari-hari tertentu dengan tujuan untuk melatih diri agar tidak tergoda oleh hawa nafsu.
Kita sudah sering mendengarkan pengalaman atau kesaksian seseorang bahwa dirinya yang sebelumnya adalah menganut agama lain sudah menjadi pengikut Kristus atau Islam. Dan biasanya bagi orang Kristen hal itu disebut bertobat, sedangkan bagi agama Islam disebut Mualaf. Secara umum disebut pindah agama. Pindah agama adalah tidak gampang karena menyangkut sumpah yang sudah disampaikan umat kepada Tuhannya. Hal ini perlu kita ketahui bahwa orang yang benar-benar bersaksi secara iman dan jasmani bahwa dirinya adalah pengikut agama Kristen atau Islam tidaklah boleh kita ganggu gugat. Sebab itu adalah haknya, sekalipun orang tersebut tidak serius. Sebab itu bukan tanggung jawab kita. Itu adalah tanggung jawabnya kepada Tuhan. Saya yakin jika memang orang tersebut benar-benar secara iman pindah agama tanpa dorongan orang dia akan mendapat berkat dari Tuhan, akan tetapi jika tidak secara iman maka dia akan mendapatkan akibat buruk. Pindah agama memang berat, tetapi kita tidak boleh memaksa selain menasehati. Kita harus bisa mengasihi mereka. Ingat, agama tidak boleh dipaksakan. Biarlah orang tersebut bertanggungjawab penuh dengan Tuhannya.
Kepada saudara/i yang telah membaca tulisan ini mohon jangan mudah terpancing emosi. Jika kita adalah orang yang beragama, maka tunjukkanlah rasa kasih itu, karena agama tidak mengajarkan kekerasan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH


12 April 2008

Bahan Ajaran PAK-4 : “BATAS – BATAS BERPACARAN”

BATAS – BATAS BERPACARAN
Segala sesuatu yang kita lakukan tentunya memiliki batas-batas tertentu, tidak boleh asal dilakukan. Dalam hal berteman atau bersahabat juga memiliki batas-batas tertentu. Demikian hal dengan berbapacar, juga ada batas-batasnya. Batas-batas itu tentunya sangat bervariasi dari tempat ke tempat, dari suku ke suku. Namun pada umumnya ada kesepakatan bahwa dalam berpacaran sedikit banyak sudah ada janji untuk saling mengikat diri dengan pasangannya. Ini berarti mulai ada keterbatasan pergaulan dalam diri mereka yang sudah mulai berpacaran.
1. Batas-Batas Pacaran
Orang yang terbuka hantinya dan menyadari cinta-kasih Ilahi, ingin memberikan tanggapan dalam semangat cinta. Bagaimana ia dapat memberikan tanggapan yang berarti, jika ia tahu Tuhan tidak membutuhkan sesuatupun? Yohanes memberikan cara sebaiknya : “Apakah cinta itu?” Kita mengenal dari kenyataan bahwa Yesus telah menyerahkan nyawanya untuk saudara-saudaranya..., “Saudara-saudara yang terkasih, hendaklah kita cinta-mencintai, karena cinta kasih berasal dari Tuhan”. Barang siapa mencintai, dia lahir dari Tuhan dan dia mengenal Tuhan. Sebab, Tuhan adalah cinta kasih..., “... tak seorangpun melihat Tuhan tetap di dalam kita dan cinta kita akan Dia menjadi sempurna” (1 Yoh 3:16; 4:7-12).
Pacaran bagi orang Kristen ditandai dengan :
- Proses peralihan dari subjective love ke objective love
Subjective love yaitu kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima. Tidak memperhitungkan apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh sipenerima. Sedangkan objective love memberi sesuai dengan apa yang baik yang benar-benar dibutuhkan sipenerima yang positif yang memang menjadi hak dan miliknya (bnd Kej 20:5; Israel milik Allah). Pacaran muda/i Kristen harus ditandai dengan jealous love. Mereka tidak boleh menuntut sesuatu yang bukan atau belum menjadi haknya (misal : hubungan seksual).
- Proses peralihan dari romantic love ke real love
Romantic love adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa “kehidupan ini manis semata-mata”. Muda/i yang berpacaran biasanya terjerat pada romantic love mereka semata-mata menikmati hidup ini sepuas-puasnya tanpa mempertanyakan realitanya. Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal “dimabuk cinta”. Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus berpegang kepada hal-hala yang realistis (Yoh 3:3; Amsal 1:7; Kid 8:7).
Isi dan pusat dari pacaran tidak lain adalah aktivitas nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, dsb, sehingga sepuluh tahun pun tetap merupakan dua pribadi yang tidak saling mengenal. Sedangkan pacaran orang-orang Kristen berbeda, artinya juga bisa berekreasi dan sebagainya, tetapi isi dan pusatnya bukan pada rekreasi itu sendiri tetapi pada dialog, yaitu interaksi dua pribadi secara utuh, sehingga hasilnya adalah suatu pengenalan yang benar dan mendalam.
- Proses peralihan dari sexual oriented ke personal oriented
Pacaran orang Kristen bukanlah saat untuk melatih atau melampiaskan kebutuhan seksual. Orientasi kedua insan tersebut, bukanlah pada hal-hal seksual, tetapi sekali lagi seperti yang telah disebut di atas, yaitu pada pengenal pribadi yang mendalam. Jadi, masa berpacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu, pengenalan pribadi yang mendalam adalah “keharusan”.
Dalam bagian ini, kita diperhadapkan dengan satu pertanyaan, “Apakah dalam masa pacaran boleh ada keterlibatan seksual?” Sebelum menjawab pertanyaan ini, perlu ditanyakan dulu apa pengertian seks menurut ajaran Kristen. Seks adalah bagian dari pernikahan resmi. Oleh karena hubungan yang secara resmi sudah dipersatukan dan dipermuliakan serta mengembangkan kesatuan tersebut. Dengan tujuan procreation (berketurunan) maupun tujuan pemeliharaan kesatuan itu sendiri.
Alkitab tidak mengajarkan pengertian seks semata-mata sebagai alat kelamin. Alkitab menyaksikan bahwa seks menunjukkan kepada keberadaan manusia seutuhnya. Manusia diciptakan sebagai makhluk seks (sexual being), laki-laki dan perempuan yang berbeda satu sama lain (Kej 2; 18–25). Bukan hanya alat kelamin dan emosi yang menyertainya, tetapi seutuhnya termasuk cara berpikir, tingkah lakunya, ekspresi dirinya. Sebagai sexual being manusia laki-laki berbeda dengan perempuan. Dalam pengertian ini keterlibatan seks tidak mungkin dihindari. Karena setiap interaksi laki-laki dan perempuan selalu interaksi dari dua sexual being yang berbeda. Suatu interaksi dan keterlibatan seks yang tidak selalu menimbulkan sexual arousal (rangsangan pada alat kelamin).
Oleh karena itu, apabila keberadaan dari pacaran adalah persiapan menuju pernikahan, maka pacaran tidak sama dengan pernikahan. Ada hal-hal yang menjadi bagian dari pernikahan yang tidak boleh ada dalam pacaran, termasuk hubungan seksual.

Bahan Ajaran PAK-3 : “PACARAN MENURUT IMAN KRISTIANI”

PACARAN MENURUT IMAN KRISTIANI
Pacaran merupakan masa perkenalan antara dua pribadi secara khusus yang mengarah pada pernikahan. Disebut secara khusus oleh karena berpacaran bukan hanya sekedar perkenalan. Ada unsur-unsur tertentu yang seharusnya diak ada dalam masa perkenalan secara umumnya yang harus ada pada masa berpacaran. Dua pribadi yang berlawanan jenis kelamin itu mengambil sikap untuk mengkhususkan hubungan antara mereka berdua. Meningkatkan hubungan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu pernikahan. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita melihat dan mengetahui apa yang dimaksud dengan berpacaran.
PENGERTIAN BERPACARAN
1. Pengertian Secara Umum
Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia, kata berpacaran berasal dari kata dasar pacar (teman lawan jenis yang biasanya menjadi tunangan, kekasih). Berpacaran berarti bercintaan, berkasih-kasihan. Berpacaran merupakan hubungan dua orang yang berbeda jenis kelamin berdasarkan cinta. Berpacaran memiliki ciri khas yaitu perasaan yang eksklusif (ada perasaan : “Dia khusus bagi saya dan saya khusus bagi dia). Perhatian terhadap orang lain tidak sama dengan perhatian terhadap pacar.
Menurut Hardjana, “Pacaran adalah usaha untuk memadukan dua pribadi yang berbeda yang bertujuan agar pasangan pacara mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal lebih mendalam dan saling membina kecocokan yang kemudian dilanjutkan ke jenjang yang didasarkan pada cinta.”
Dari hal di atas maka dapat dipahami bahwa secara umum pengertian berpacaran adalah suatu usaha memadukan dua “hati” untuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan yang didasarkan pada cinta-kasih.
2. Pengertian Menurut Iman Kristen
Konsep kehidupan orang Kristen berbeda dengan orang-orang lain. Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan dalam anugerah untuk mengambil bagian dalam rencana karya penyelamatan Allah dalam tuhan Yesus Kristus. Kehidupan yang bertujuan untuk mengerjakan pekerjaan baik yang sudah dipersiapkan Allah sebelum dunia diajadikan (Efesus 2:10). Oleh karena itu, bagi orang Kristen bahwa pergaulan, pacaran, dan pernikahan tidak lain dari proses kematangan hidup untuk semakin dipersiapkan, memikul dan mengerjakan pekerjaan baik yang sudah disiapkan Allah.
Dalam Kekristenan pacaran disebutkan sebagai suatu masa perkenalan antara dua pribadi yang menjadi satu kesatuan tubuh dalam kasih dan iman yang sungguh kepada Allah (bnd Kej 2:24; 1 Kor 7:1-16). Pacaran bukanlah sekedar perkenalan saja, melainkan suatu hubungan yang mengikat dua pribadi menjadi satu keutuhan yang menuju kepada pernikahan kudus (bnd Mat 19:6a).
Setiap orang akan selalu berusaha mencari orang yang terbaik untuk dijadikan pacar. Seorang laki-laki hendaklah mencari pacar seorang wanita, dan sebaliknya hendaklah seorang wanita mencari pacar seorang pria. Namun yang menjadi pertanyaan : “Apa yang membuat dua jenis manusia itu saling tertarik satu sama lain? Manusia adalah makhluk jasmani dan rohani. Awal ketertarikan dapat dimulai dari segi jasmani atau rohani dan perlu diketahui sulit sekali menetapkan usia berapa tahun dapat berpacaran. Seorang pria dapat tertarik kepada seorang wanita karena kecantikan, kesabaran, kelemahlembutan atau kegigihannya. Dengan berpacaran dua individu berusaha saling mengasihi dan mencintai untuk kemudian dipersatukan sekalipun memiliki rentan usia yang jauh. Baik tua maupun muda tidak lepas dari usa cinta-mencintai.”
Dalam berpacaran ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu :
- Tahap Perkenalan : suatu tahapan di mana dua pribadi berusaha untuk saling mengenal satu sama lain. Bagi pria dan wanita yang sudah saling kenal sebelumnya, proses saling mengenal itu lebih cepat.
- Tahap Penjajakan : pria dan wanita saling berusaha untuk mengenali kebiasaan, dan sifat-sifat. Dari situ mereka dapat saling mengetahui apa mereka beruda saling tertarik dan mau saling berhubungan lebih dekat.
- Tahap Pendekatan : kedua individu berusaha untuk saling menerima satu sama lain, yang akhirnya menampakan ada rasa ingin lebih dekat lagi.
- Tahap Kesepakatan : hubungan kedua individu yang berlainan tersebut bukan lagi sekedar kenal, bukan lagi sekedar bersahabat, melainkan melangkah dalam kesepakatan untuk menikah.
Akan tetapi dalam hubungan berpacaran, seringkali anak-anak remaja jatuh ke dalam dosa seks. Dengan kata lain melakukan seks di luar nika. Berbuat seoalh-olah sudah suami istri, atau menganggap “dunia ini milik kita berdua” dan kurang memperhatikan teman-teman lain yang ada di sekitarnya. Selain itu dalam berpacaran sering juga terhalang karena faktor orang tua tidak setuju, misalnya karena perbedaan suku/budaya, adanya perbedaan pendidikan. Oleh karena itu dalam berpacaran perlu adanya keterbukaan dan pengenalaan yang lebih mendalam lagi mengenai latar belakang seseorang yang akan dijadikan pacar. Selain itu terdapat juga masalah-masalah yang lebih khusus lagi, misalnya cemburu. Hal itu boleh saja terjadi untuk menandakan ada rasa cinta. Tetapi jika berlebihan akan mengakibatkan hal yang sangat fatal. Saling menerima satu sama lain, bukan yang didasarkan pada nafsu (cinta erotis) melainkan didasarkan pada kasih Ilahi.

Bahan Ajaran PAK-2 : “POLA HIDUP REMAJA KRISTEN”

POLA HIDUP REMAJA KRISTEN
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan/perkembangan. Perkembangan yang dimaksud bukan arti seakan-akan dalam masa remaja seseorang baru mulai berkembang di dalam kehidupannya. Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan fisik, umur, moral ke arah yang lebih baik lagi dari semula (ada perubahan). Masa remaja sering disebut sebagai masa yang penuh gejolak dan masalah. Muatan pelajaran dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang terlalu banyak menuntut waktu dan perhatian mereka serta orang tua sering kali menambah beban anak-anak remaja dalam pergaulan hidup sehari-hari. Tuntutan yang terlalu banyak sering kali membuat seseorang ingin meninggalkan kebiasaan itu dan ingin “berpetualang”. Dalam “petualangannya” seorang anak remaja dapat menjadi seorang yang kehilangan identitas atau lupa diri. Dalam keadaan perkembangan zaman yang sangat pesat dan seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, setiap orang harus tetap memiliki pola hidup yang kokoh dan mengikuti perkembangan itu tanpa kehilangan identitas. Seorang remaja Kristen tetap hidup sebagai seorang Kristen.
1. Pengertian Masa Remaja (Masa Adolesen)
Sebagai seseorang remaja yang sedang masuk dalam tahap dewasa, remaja mengalami perkembangan atau pertumbuhan-pertumbuhan untuk memungkinkan menjadi seorang dewasa. Akan tetapi perlu kita ketahui pengertian masa remaja. Masa remaja (adoselen) dapat dipandang sebagai suatu msa di mana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama) telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan suatu masa kehidupan, di mana kita sulit untuk memandang remaja itu sebagai kanak-kanak, tetapi tidak juga orang dewasa.
Menurut Witherington (Psikolog), masa adolense dapat dibagi dalam dua fase, yaitu :
~ Fase remaja awal (pra-adolensence), yang berkisar antara usia 10 – 15 tahun : masa ini ditandai dengan perubahan fisik, misalnya tumbuh kumis pada anak laki-laki atau menstruasi pada anak perempuan.
~ Fase remaja akhir (late-adolensence), yang berkisar antara usia 15 – 18 tahun. Pada peridoe ini remaja mengadakan penyesuaian sosial menuju kepada kematangan dan penemuan diri.
2. Pokok Pembahasan
Dalam Alkitab dinyatakan dengan jelas : “Anak-anak pada masa mudanya seperti anak-anak panah di tangan pahlawan” (Mzm 127:4). Dalam pencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas dari situasi masyarakat sekitarnya. Setiap orang lahir dan dibesarkan dalam suatu komunitas, dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Baik buruknya sikap atau pola perilaku seseorang tidak terlepas dari baik buruknya komunitas masyarakat tempat tinggalnya. Dengan kata lain, masyarakat remaja mencapai atau tidak mencapai “sasaran” hidup yang tepat. Pada era modern saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam “petualangan”nya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang lemah dan kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman mengakibatkan seseorang remaja menjadi “korban teknologi”. Misalnya : teknologi informatika komputer yang diwarnai dengan meluasnya sarana “internet” dapat berakibat fatal apabila disalahgunakan dengan pengaksesan situs porno yang dapat merusak moral remaja dan menuntunnya ke arah yang lebih amoral dengan menggemari free-sex (seks bebas).
Akan tetapi faktor kemiskinan keluarga dan ketidakharmoniasan orang tua dapat dijadikan sebagai salah satu penyebab boborknya moral remaja, misalnya mengedar dan konsumsi narkoba sebagai alat ‘penyegar” pikiran dan pelarian, serta sebagai sararana agar diterima dalam peer group (teman sebaya). Pola hidup remaja seperti demikian adalah pola hidup yang bertentangan dengan ajaran Tuhan (Alkitab). Secara nyata Alkitab memang mencatat agar setiap anak menikmati masa mudanya, akan tetapi bukan berarti mengabaikan perintah Tuhan. Sebab jika masa muda dilalui tanpa korelasi yang baik dengan Tuhan maka itu adalah sia-sia (bnd Pkh 11:9-10). Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah : “Bagaimana sebaiknya sikap seorang remaja Kristen dalam menyikapi perkembangan zaman di tengah-tengah pergaulan hidup?”
Menyikapi pola kehidupan remaja Kristen sekarang ini, alangkah baiknya bila back to the Bible (kembali kepada Alkitab). Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa tubuh itu merupakan bait Roh Kudus, tempat berdiamnya Roh Allah yang telah lunas dibayar harganya. Sebagai bait Allah yang adalah gambaran rupa Allah (imago Dei), setiap manusia (khususnya remaja) harus memiliki dan menyatakan sifat Allah itu, yakni : hidup dalam persekutuan yang kudus dengan Dia, hidup dalam Kasih, hidup kudus, pembawa damai, dan sebagainya.
Menurut John Wesley (Bapak Pendiri Gereja Methodist), setiap orang harus hidup dalam persekutuan dengan Allah untuk menemukan diri dalam diri Allah dengan kekudusan. Kekudusan yang dimaksud Wesley bukanlah kekudusan dalam arti asketis (bertapa untuk menghindari kehidupan masyarakat), kekudusan itu tidak hanya tampak pada self-holiness (kekudusan pribadi), misalnya : doa, puasa, tidak merokok, percaya kepada Tuhan Yesus, dan sebagainya. Melainkan bahwa kekudusan itu hendaknya tampak dalam kehidupan sosial masyarakat (social holiness). Seseorang disebut kudus bila keimanannya kepada Yesus dinyatakan dalam perbuatan baik dan membawa perubahan hidup dalam masyarakat (bnd Yak 2:17) untuk kemudian menuju kepada kesempurnaan Kirsten, yaitu ke dalam hidup yang terus menerus bertumbuh dan dibaharui dalam “Anugerah Allah” yang diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang. Dalam menjawab tantangan zaman, seorang remaja Kristen dituntut untuk menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dengan kata lain seorang remaja Kristen harus “tampil beda” dari yang non Kristen untuk mencapai “sasaran” hidup yang sesuai kehendak Yesus di tengah-tengah perkembangan zaman yang ditopang dengan adanya komitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan, – seperti syair lagu dalam Kidung Jemaat No. 413:1.

Bahan Ajaran PAK-1 : “DEFENISI SEORANG MURID KRISTUS”

DEFENISI SEORANG MURID KRISTUS
Orang yang bersedia menjadi pengikut Kristus dinamakan sebagai orang Kristen. Menjadi pengikut Kristus, tidaklah cukup hanya terdaftar sebagai anggota gereja, tetapi lebih dari pada itu, seorang pengikut Kristus harus dapat mengikuti perilaku dan tindakan Kristus. Agar seseorang dapat berperilaku dan bertindak sebagaimana adanya Kristus, tentulah ia juga harus belajar sendiri dari Kristus dan mau menjadi murid Kristus. Banyak orang Kristen mengaku sebagai murid Kristus hanya dengan mulut tetapi dalam pergaulan sehari-hari dalam lingkungannya tidak berperilaku dan bertindak seperti Kristus.
1. Arti seorang Murid Kristus
Joko Suprianto merupakan salah satu pebulutangkis Indonesia yang telah terkenal dan telah beberapa kali mendapat gelar juara baik nasional maupun internasional. Pada tahun 2004, ia menjadi pelatnas untuk pertandingan piala Thomas Cup 2004. ia dipercaya untuk melatih seorang pebulutangkis yang muda. Dengan demikian Joko Suprianto sangat berharap bahwa anak muda yang dilatihnya akan menjadi seorang pebulutangkis seperti dirinya. Untuk ia harus dapat menunjukkan bagaimana menjadi pebulutangkis yang baik. Agar anak muda itu berhasil maka ia harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh sang pelatih baik secara perkataan maupun berperilaku.
Demikian halnya dengan Tuhan Yesus, yang telah memilih dua belas orang untuk menjadi murid-Nya. Dan tentunya mereka harus mentaati apa yang diperintahakn dan apa yang merupakan perilaku ataupun tindakan Tuhan Yesus. Kendati demikan, ternyata salah satu dari murid-Nya telah menghianati Tuhan Yesus. Seorang murid Kristus dapat didefenisikan sebagai seseorang yang bersedia mendengar dan melakukan segala sesuatu yang telah dikatakan oleh Kristus (Luk 8:21). Mendengar dan melakukan harus seimbang, sebab jika hanya mendengar tanpa melakukan itu sama dengan orang yang besar telinga, sebaliknya jika hanya melakukan tanpa mau mendengar berarti dia bertindak tanpa tujuan dan itu akan segera menjadi kering.
2. Arti Panggilan dan Tanggung Jawab Murid Kristus
Panggilan adalah ajakan yang dijawab dengan komitmen (janji) seseorang untuk tetap berjalan dan melakukan apa yang diharapkan oleh orang yang memanggilnya. Panggilan murid Kristus berarti suatu janji seorang murid Kristus untuk berjalan dan melakukan apa yang diharapkan oleh Kristus dalam diri seseorang. Kita telah dipanggil dari dunia ini untuk menjadi murid Kristus, menjadi imamat yang rajani dan menjadi saksi dalam lingkungan di mana kita berada.
Dalam Ef 4:1-6,12-16, Paulus menuliskan beberapa nasehat agar jemaat yang telah dipanggil keluar, menjadi subah jemaat yang mempunyai kehidupan yang berpadanan dengan panggilan mereka. Nasehat dan tanggung jawab tersebut adalah menunjukkan kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan saling mengasihi. Keempat hal ini diharapkan dapat mereka terapkan kepada setiap jemaat dan lingkungan mereka. Paulus juga menekankan agar jemaat di Efesus mau terus belajar (menjadi murid) dengan bantuan Roh Kudus sampai jemaat mencapai kedewasaan yang penuh.
Dari surat Paulus di atas, terlihat bahwa seorang murid Kristus harus dapat menjadi saksi dan menjadi berkat bagi lingkungannya dimanapun berada. Menjadi murid Kristus diharapkan dapat menunjukkan identitas diri sebagai orang Kristen melalui perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan yang dikehendaki oleh Tuhan. Di samping itu, seorang murid Kristus harus dapat menjadi garan dan terang dunia (Mat13:16).

PA PEMUDA/I : “LAYANILAH TUHANMU” (EFESUS 6:7)

Layanilah Tuhanmu (Efesus 6:7)
Versi BIS LAI 1981 : "...dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia."
Versi BIS LAI 1981 : “…Pekerjaan yang kalian lakukan sebagai hamba itu, hendaklah kalian kerjakan dengan hati yang gembira seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia.”
Tujuan : Agar Pemuda/i Lebih Memprioritaskan Pelayanan kepada Tuhan di dalam Kehidupannya.

PENGANTAR

Sekilas tentang Kitab Efesus


Kitab Efesus merupakan salah satu surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Efesus. Kitab ini ditulis sekitar 62 M dengan tema utama “Kristus dan Gereja”. Kemungkinan surat ini merupakan surat edaran yang ditujukan untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Kitab ini masih dapat dibagi dua tema dasar yakni : (1) Bagaimana kita ditebus oleh Allah; dan (2) Bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus


Kehidupan Masa Kini


Dunia ini semakin lama semakin sempit oleh karena perkembangan IPTEK semakin canggih. Di mana pun kita berada kita tetap bisa berhubungan dengan saudara/i, teman-teman, kekasih, keluarga, pimpinan, dsb. Sama halnya dengan informasi. Di mana pun kita berada juga bisa dengan cepat mengetahui apa yang telah terjadi. Jika kita tidak seperti itu berarti kita telah ketinggalan zaman dan tertindas oleh perkembangan yang ada. Sebaliknya jika kita lebih dalam lagi masuk ke dalam perkembangan itu maka kita adalah orang yang dikuasai oleh perkembangan dan akan membuat kita lupa dengan tujuan hidup kita yang sebenarnya dan semakin lama akan jatuh ke dalam dosa. Siapa yang salah? Tuhan...! Bukan...! Iblislah yang berperan utama. Tetapi, manusia lebih bersalah lagi karena manusia itu sendiri telah menyalahgunakan karunia yang diberikan Tuhan, termasuk perkembangan itu. Lebih parah lagi, jikalau pemuda/i itu tidak dapat menikmati perkembangan itu merasa dirinya menderita dan malah berusaha mencoba untuk masuk ke perkembangan dengan cara menjerumuskan dirinya ke dunia gelap. Habis Kolo dengan memuji Tuhan ato kebaktian ato bilangin yang benar aja aku malah ketinggalan zaman...! Betul...nggak...? Memang jikalau hanya kebaktian doang atau memuji Tuhan dengan mulut, tidak dengan iman sudah barang tentu kita tertindas oleh perkembangan dan dikuasai oleh dosa. Hanya karena perkembangan zaman semakin pesat menguasai jiwa manusia (khususnya Pemuda/i) membuat dirinya lebih suka dilayani daripada melayani, apalagi tidak mau melayani Tuhan. Uniknya lakon ini dibantu oleh sutradara yang tersohor di jagat raya yang bukan skenario dari Tuhan. Padahal Dia telah menuliskan cerita untuk kita lakonkan dengan baik. Tetapi kita malah mengikuti cerita yang sudah diputarbalikkan sang sutradara (alias setan) dengan iming-iming imbalan yang besar dan cepat didapat. Betul juga..., pantas aja pemuda/i ini lebih suka dengan hidup yang hura-hura yang hedonitif. Memang pada awalnya si lakon mendapat imbalan besar, tetapi tak tahunya lakon yang salah itu membuat diri terjebak dalam penjara dosa. Lakon yang dipilihnya itu ternyata dilakukan untuk melayani si perusak skenario alias Iblis atau setan. Itu masih anak buahnya, lho...! Gimana kalau rajanya yang terjun langsung. Wah..., bisa-bisa jiwa kita malah menjadi antek-antek iblis dan membantu segala pekerjaannya. Kasihan sekali pemuda/i yang ikut di dalamnya. Keinginannya untuk dilayani malah terbalik melayani iblis. Andai dia ikut Tuhan ia tidak akan seperti itu. Memang berat melayani Tuhan, tetapi justru lebih berat melayani iblis. Memang pada awalnya tidak begitu sulit tetapi pada akhirnya kita akan dituntut melakukan banyak permintaan dari Iblis sampai membuat kita mati kekal. Bagaimana dengan nasib pemuda/i yang terjebak dalam dunia gelap? Nasibnya memang sudah sekarat, tetapi nasibnya masih dapat diubah selagi dia masih mau bertobat dan kembali dari awal untuk mengikuti skenario dari Tuhan. Permintaan Tuhan tidak banyak, pokoknya kita layani Tuhan. Caranya, kita lihat penjelasannya di bawah ini!


PENJELASAN


“Layanilah Tuhan...” merupakan tema PA kita hari ini. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata dasar Layani adalah layan. Namun kita semua jarang memperhatikan kata dasar tersebut. Bagaimana rupanya maksud kata Layanilah Tuhanmu? Untuk itu mari perhatikan beberapa hal di bawah ini :
- Mat 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Bagian ini merupakan amanat dari Tuhan yang harus kita jalankan yakni menjadi Pekabar Injil.
- Ul 18:7, “…dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,…”. Melalui kebaktian kita juga dapat melayani Tuhan.
- 2 Taw 30:22, “Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. Demikianlah orang memakan makanan perayaan selama tujuh hari, sambil mempersembahkan korban keselamatan dan mengucapkan syukur kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka…”. Dengan akal budi sambil memberi persembahan kita dapat melayani Tuhan.
- Kis 20:19, “…dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” Melayani Tuhan dengan kerendahan hati meskipun dalam penderitaan.
- 1 Kor 7:35, “Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan”. Melakukan yang benar dan baik menurut Tuhan adalah melayani Tuhan juga.
- Ef 6:7, (Nats PA kita) Mengajak kita untuk melayani Tuhan dengan penuh kerelaan.


Berbicara tentang melayani Tuhan tidak luput dari siapa orang yang melayani. Jadi orang yang melayani Tuhan disebut Pelayan Tuhan. Secara khusus Pelayan Tuhan itu meliputi para Imam, Pendeta, Gembala Sidang, Pastor, Prater, Penatua Gereja, Majelis, dan Pengurus Gereja. Tetapi yang perlu dipahami adalah makna yang lebih luas. Siapapun, di mana pun, berada dan apapun terjadi semua orang bisa jadi pelayan Tuhan. Hanya saja praktek pelayanannya sedikit banyak pasti berbeda dengan Pelayan Tuhan dalam arti khusus. Perkembangan bukanlah menjadi pengatur hidup kita untuk tidak berkomunikasi dengan Tuhan. Jika teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini berkembang, maka kitapun tetap lebih memperndalam komunikasi dengan Tuhan. Perkembangan itu sangat kita butuhkan dan kita inginkan, tetapi perkembangan itu dapat juga kita gunakan untuk melayani Tuhan, bukan hanya melayani sendiri. Lihat kalimat “...seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia...”, kalimat bukan manusia jangan kita artikan ‘manusia tidak dilayani’. Dapat kita bandingkan dengan versi Alkitab BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari). Ditulis di situ adalah bukan hanya manusia. (Ingat, Alkitab BIS terbitan LAI bukan digunakan untuk menambah atau mengurangi isi tulisan Alkitab, melainkan untuk memberi penjelasan secara tersurat dan tersirat. Artinya menjelaskan makna secara harifah dan tersembunyi). Dengan demikian dapat disimpulkan ayat ini merupakan panggilan atau ajakan agar kita melayani sesama kita dan yang paling utama dan pertama melayani Tuhan. Tuhan Yesus Kristus sudah lebih dulu melayani kita. Sekarang, kapan giliran anda untuk melayani Tuhan? Riwayat pelayanan Kristus dapat tiru untuk melayani-Nya. So, serve your Lord....! (Layanilah Tuhanmu).

"AMIN"

PA PEMUDA/I : “KITA ADALAH BAIT ALLAH” (1KORINTUS 3:9-17)

I KORINTUS 3:9-17, “KITA ADALAH BAIT ALLAH”



9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.
10 Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. 11 Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 12 Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 13 sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 14 Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 15 Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. 16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.



TUJUAN : Sebagai Bait Allah Pemuda Harus Menjaga Kekudusan Dan Membiarkan Dirinya Dituntun Oleh Allah


PENGANTAR


Sekilas Tentang Kitab Korintus

 
Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Korintus ditulis untuk membahas persoalan-persoalan yang timbul di dalam jemaat yang telah didirikan oleh Paulus di Korintus itu. Persoalan-persoalan tersebut adalah mengenai kehidupan dan kepercayaan Kristen. Pada waktu itu Korintus adalah sebuah kota Yunani, ibukota provinsi Akhaya yang termasuk wilayah pemerintahan Roma. Kota ini, yang penduduknya terdiri dari banyak macam bangsa, terkenal karena kemajuannya dalam perdagangan, kebudayaannya yang tinggi, tetapi juga karena keadaan susilanya yang rendah dan karena adanya bermacam-macam agama di situ. Yang terutama menjadi pikiran Rasul Paulus ialah persoalan tentang perpecahan dan kebejatan di dalam jemaat, dan tentang persoalan-persoalan seks dan perkawinan, persoalan hati nurani, tata tertib dalam jemaat, karunia-karunia Roh Allah, dan tentang bangkitnya orang mati. Dengan pandangan yang dalam, Paulus menunjukkan bagaimana Kabar Baik dari Allah itu menyoroti persoalan-persoalan tersebut. 


Dalam Kehidupan Masa Kini

Sekarang ini banyak persoalan yang datang dalam kehidupan warga Gereja khususnya pemuda/i/remaja dikarenakan oleh perkembangan zaman yang semakin pesat. Oleh karena itu, para pemuda/i/remaja berusaha untuk mengikuti perubahan tersebut. Di masa mereka mengikuti perkembangan tersebut malah banyak merasa kekurangan, menyesal, dan bahkan terjebak dalam dunia gelap. Kenapa demikian? Memang perkembangan itu sebagian dapat membuat hidup kita senang dan tenang, tetapi justru kita tidak memahami perkembangan tersebut. Artinya kita tidak mempelajari ke mana arah perkembangan tersebut membawa kita. Apakah itu akan membawa kita ke masa yang lebih baik atau justru sebaliknya? Sepertihalnya dengan perkembangan industri tekhnologi multimedia. Semisal: Hand Phone, internet yang malah disalahgunakan fungsinya. Juga dengan telah beredarnya narkoba. Barang ini sebenarnya tidak haram bila digunakan pada fungsi yang sebenarnya, dibidang kedokteran hal ini sangat dibutuhkan itupun disesuaikan dengan aturannya. Tidak hanya itu saja perkembangan yang mempengaruhi hidup para pemuda/i/remaja masa kini. 


Kenapa hal itu terjadi? Karena pemuda/i/remaja kurang dibekali dengan dasar yang benar seperti halnya bangunan yang tidak dibuat dengan pondasi yang kokoh. Dengan tidak adanya pondasi/dasar yang kuat, maka pemuda/i/remaja akan mudah terjebak oleh pengaruh-pengaruh yang muncul. Banyak Pemuda/i/remaja mengakui dirinya pengikut Kristus karena ikut kebaktian, PA, membaca Alkitab. Akan tetapi hanya sebatas itu saja, artinya tidak mengimani Kristus dalam dirinya. Padahal bila dikatakan pengikut Kristus berarti adalah Bait Allah, yang justru dirusak oleh kita.


PENJELASAN


Bait Allah dapat didefenisikan sebagai Gereja. Perlu kita ketahui bahwa pengertian Gereja ada tiga macam. Pertama, gereja adalah bangunan ibadah Kristen; kedua, gereja adalah suatu organisai atau kelembagaan bagi orang Kristen; ketiga, gereja adalah orang yang dipanggil menjadi kudus dari dunia gelap menuju terang yang ajaib. Dalam hal ini pengertian yang ketigalah yang kita bahas. Berarti dari pengertian tersebut bahwa Gereja itu adalah kita sendiri, yang telah dan akan diselamatkan oleh Kristus dari kebinasaan (bnd Yoh 3:16). Dari pengertian tersebut dapat kita lihat pada nats yang kita bahas hari ini. Lihat ayat 16, … bahwa kamu adalah bait Allah… (versi King James: Know ye not that ye are the temple of God; versi Today English; you are God's temple; sama dengan terjemahan bahasa Inggris biasa: you are the God’s Church). Istilah Bait itu berawal dari sebutan kuil. Istilah itu digunakan Paulus karena pada waktu itu banyak kuil yang digunakan memuja dewa, dan juga dipakai sebagai tempat ibadah untuk memuji Tuhan Yesus Kristus. Dari bahasa Inggris saja yaitu temple, menurut menurut kamus yang kebanyakan hanya mengartikannya sebagai kuil/candi. Namun bila kita lihat kamus Theologi Inggris-Indonesia kata temple diartikan sebagai gereja, kuil, dan bait.


Kamu adalah Bait Allah adalah pernyataan yang mendefenisikan kita sebagai manusia ciptaan Allah yang telah dan akan tetap diselamatkan oleh Kristus. Kalimat tersebut cocoknya disebut kamu adalah Gereja (nb. Bukan mengubah tulisan isi Alkitab). Bila kita dikatakan adalah Gereja berarti kita harus membuat pondasi yang kuat, karena kita sendirilah yang membangun sekaligus kita adalah bangunan dan ladang Allah (ay 9). Tanpa pondasi yang kuat, tentu bangunan itu akan roboh atau tanpa pupuk yang asli maka ladang itu cepat rusak dan lambat pertumbuhannya. Nah, supaya dasar bangunan itu kuat atau ladang itu membuahkan hasil bagus maka kita harus menjadi Yesus sebagai dasarnya (ay 11). Sebagai illustrasinya dapat kita lihat dalam Mat 7:24-27 (dua macam dasar). Ingat, hanya Yesus satu-satunya dasar hidup kita, bukan sembarang dasar seperti emas, perak, dsb (ay 12). Sebab suatu saat nanti dasar itu akan diuji oleh Tuhan dengan cara-Nya sendiri, jika tahan uji akan diberi upah (ay 13-15).


Bila memang anda, saya, dan semuanya adalah Bait Allah/Gereja Tuhan maka kita harus mengimaninya (ay 16). Kita tidak perlu merasa khawatir, kita sebagai Bait Allah akan dijaga oleh-Nya dari kebinasaan (ay 17).

"AMIN"


Pengunjung

Flag Counter