Showing posts with label BMH. Show all posts
Showing posts with label BMH. Show all posts

14 April 2009

Daftar Lagu Ciptaan

Ini merupakan link-link dari semua lagu, ciptaan B. Marada Hutagalung, S.Th, sekaligus menjelaskan secara singkat mengenai keterangan lagu-lagu tersebut. Beberapa lagu juga disertai musik berformat *.Mid.

Sebenarnya sudah banyak lagu yang saya (B. Marada Hutagalung) ciptakan namun tidak semua saya tampilkan dikarenakan oleh berbagai hal. Namun dalam menciptakan lagu, masih banyak kelemahan saya, dan banyak kendala yang dapat membuat saya untuk tidak membuat lagu. Memang di dalam membuat lagu harus ada dukungan dari berbagai pihak termasuk orang tua.

Banyak lagu yang saya ciptakan namun belum ada satu pun yang direkam secara langsung oleh perusahaan musik apa saja, kecuali lagu yang saya rekam sendiri. Kendati demikian itu tidak mengurangi saya untuk menciptakan lagu.

Lagu-lagu tersebut bukanlah hasil ciplakan atau tiruan dari lagu orang-orang lain, melainkan asli hasil karya saya sendiri yang diinspirasikan dari berbagai pengalaman pribadi atau situasi yang terjadi. Dan bila mana lagu-lagu ini diaransemen ulang mohon dikonfirmasi izin saudara/i kepada yang bersangkutan (hubungi saya dengan mengklik link ContactUs - Links).

Sebagai catatan, untuk membuka situs ini gunakan aplikasi Browser Mozilla FireFox, SeaMonkey, Flock, Internet Explorer Versi Baru. Untuk membuka link-linknya gunakan klik kanan pada salah satu link untuk membukanya / mengambilnya (Download).

Semua daftar lagu yang diciptakan oleh B. Marada Hutagalung secara rinci telah dipublikasikan pada sebuah situs khusus yakni : klik http://maradagv.blogspot.com


Ikuti terus perkembangan situs tersebut, karena situs khusus tersebut akan di-Update
apabila ada pertambahan lagu atau perubahan lagu.


B. Marada Hutagalung

09 March 2009

Lagu / Koor : Jalo Ma (Revisi 2009)

Jalo Ma (Revisi 2009)

Lagu/koor ini adalah Lagu/koor terbaik dari antara semua lagu/koor yang telah diciptakan oleh Marada Hutagalung. Untuk kali kedua kalinya, lagu/koor Jalo Ma direvisi kembali agar dapat dinyanyikan dengan baik dan mudah.

Lebih lengkapnya dapat mendownload file dalam zip (partitur dan midinya) :
klik DOWNLOAD!
atau 


Cara menyanyikan lagu atau  ini, mari kita lihat di bawah ini :
Musik (Intro)
---
Ayat 1:
- - - dinyanyikan oleh Wanita (S=Sopran, A=Alto)
Jalo Ma sombaku o Tuhan
Marhite Ende-endeki
Bege Ma tangiangkon Tuhan
Sian ias ni rohangku o Tuhan
---
Ayat 2:
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Jalo Ma Peleankon Tuhan
I ma daging dohot tondiki
Bege ma holsoankon Tuhan
Na mambaen sega pingkirankon
---
Reff. I.:
- - - dinyanyikan Wanita dan Pria (S=Sopran, A=Alto, T=Tenor, B=Bass)
Sesa ma dosangku o Tuhan
Asa unang holsoan di au
Tung tangkas huboto do Tuhan
Paluaon-Mu do au sian i
---
Reff. II.:
- - - dinyanyikan Wanita (S=Sopran, A=Alto)
O Tuhan unang pasombu
Au tu pandelean
Tangi sai tangi ma au
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Holan Ho, Kristus do Rajangki
- - - dinyanyikan Wanita (S=Sopran, A=Alto)
Jalo Ma sombakon
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Jalo Ma peleankon
- - - dinyanyikan Wanita dan Pria (S=Sopran, A=Alto, T=Tenor, B=Bass)
Haleluya...
Kembali ke Ref. I – sampai :
Jalo Ma.........

Kabar Gembira, sudah ada nada dering untuk HP atau musik model polyphonic dengan format Midi, yang bisa juga dicopi paste ke disket atau flashDisk lalu dimainkan melalui Keyboard merk apa saja yang memiliki program pembaca Midi, semisal : Yamaha PSR 350 ke atas, KN Technis 7500, dll.

B. Marada Hutagalung

http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

05 March 2009

Aku Bukan Tukang Pos

Aku Bukan Tukang Pos

Mengantar surat, paket, dsb sampai ke tujuan adalah sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Tukang Pos (yang sering disebut Pak Pos). Pekerjaan itu sudah menjadi profesi pak pos, dan itu adalah tugas mulia. Padahal perkembangan teknologi sudah canggih namun mengantar surat secara khusus tetap dilakukan oleh pak pos, untuk menunjukkan sahnya isi surat tersebut.

Sedangkan aku sendiri bukanlah seroang tukang pos, tapi seorang pengantar surat yang harus aku emban selagi aku masih berada di sekretariat (bagian umum) di salah satu instansi pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara.

Hal saya takuti adalah mengantar surat di saat hujan, apalagi surat tersebut bersifat penting dan mendesak. Ditambah lagi aku harus memohon dengan memelas agar aku bisa memakai sepeda motor untuk mengantar surat. Namun apa hendak dikata, aku bukanlah staf yang memiliki pangkat yang cukup dan berjabatan cukup. Hanya staf yang bergolongan rendah. Terkadang aku juga harus memelas agar diberikan uang untuk membeli bahan bakar supaya sepeda motor tersebut dapat saya pakai untuk mengantar surat.

Kebanyakan staf yang satu bagian dengan aku tidak mau bersedia mengantar surat. Apa boleh buat, aku maklum saja karena mereka adalah wanita yang harus dimengerti (tidak ada sangkut paut soal isi hati). Ayahku juga masih satu bagian dari aku, tapi aku tidak tega untuk mengajaknya mengantar surat.

Sering teman-teman berpendapat bahwa di kantorku itu banyak staf yang pintar, dan bijak, serta berpenghasilan tinggi. Namun itu hanya opini saja tanpa melihat langsung ke dalam. Bahkan ada berpendapat bahwa aku punya deking di kantor yakni Ayahku sendiri. Padahal tidak, dia berpangkat rendah seperti aku. Itulah sebabnya aku tidak mau bersama ayahku mengantar surat. Bukan malu atau sombong, tapi aku segan dan tidak tega karena dia adalah ayahku.

Aku memang bukan tukang pos, tapi sudah menjadi tugasku mengantar surat sekalipun hujan datang. Walau aku sudah mengatar surat dan basah kuyup tetapi saya juga kembali kerja di kantor untuk mengkonsep surat, dan mengetiknya. Selain aku, ada juga pria yang setara dengan aku pangkatnya, namun dia sangat keras kepala dan seolah-olah merasa dirinya lebih tinggi pangkatnya dari aku sehingga tidak mau mengantar surat. Maklum saja, selama hidupnya dia hidup di masa kejayaan orang tuanya sehingga tingkah lakunya seperti pejabat.

Barusan tadi pagi sampai sore saya mengantar surat ke berbagai instansi di bawah naungan pemerintah kabupaten Tapanuli Utara. Aku sempat beristirahat karena hujan turun deras tiba-tiba. Akhirnya aku tunggu sampai berhenti, namun tak kunjung berhenti. Jantungku berdetak tidak beraturan karena masih banyak lagi surat penting yang harus di antar. Padahal kantor-kantor isntansi tersebut tidak berjarak dekat. Tidak semua berada di ibukota. Mana lagi aku harus mengantar surat untuk camat ke kantornya dan melalui loket bus ke kecamatan tertentu. Sekarang badanku sudah mulai tampak gejala panas. Memang benar kita harus menjaga kesehatan agar bisa bekerja semaksimal mungkin, tapi apa daya. Aku harus melakukannya karena itu sudah menjadi tugasku.

Teman-temanku yang bukan sekantor berpikiran bahwa aku itu adalah orang berpendidikan yang memiliki gelar kesarjanaan (Strata-1), dan memang benar. Namun, di kantor aku tidak dianggap sebagai srajana, melainkan setara dengan tamatan SLTA sederajat. Dan memang benar karena aku melamar dengan menggunakan ijazah tamatan SLTA sederajat. Tapi walau demikian aku bekerja di kantor tidak menggunakan ilmu setara SLTA, melainkan menggunakan kemampuan setara S-1. Andai aku bukan sarjana, kemungkinan besar aku akan kesulitan untuk mengkonsep surat serta mengetiknya. Apa hendak dikata, aku tetap juga harus mengantar surat.

Aku kuliah tidak sambil kerja, tapi reguler aku duduk di bangku kuliah, ditambah lagi aku juga mengambil Akta-IV. Tapi keliatannya sia-sia karena tidak berlaku di kantor, karena ilmu itu harus kugunakan di Gereja atau di sekolah. Apa boleh buat, tidak ada gunanya bagiku untuk mengeluh. Aku dituntut untuk menikmatinya, dan itulah mungkin waktunya bagiku sekarang. Soal di masa depan, biarlah Tuhan yang menentukan, yang penting berpengharapan meski tiada satu pun orang yang mengerti.

Mengantar surat, sudah menjadi tugasku sesuai dengan pangkat dan jabatanku meski aku bukan tukang pos. Biarlah itu menjadi bagianku sekarang sampai masa yang ditentukan oleh Tuhan bagiku.

B. Marada Hutagalung

http://maradagv.wordpress.com

28 February 2009

28 Pebruari 2009 (Kisah Malam Mingguku)

28 Pebruari 2009 (Kisah Malam Mingguku)

Tarutung, (28/09/09)

Sekitar jam tengah 7 malam, akhirnya saya, mama dan adikku (Arlinton : klik link FB-nya) selesai menutup kios di Pasar Baru Tarutung. Dan saya duluan pulang ke rumah.

pada jam 7 malam dengan berjalan kaki saya tiba di rumah. Beres-beres sebentar, sambil mengisi ulang batere HP yang sudah sekarat. Sekitar jam 8 malam akhirnya aku sudah bergaya dan saatnya ke luar dari rumah.

Di perjalanan saya mencoba untuk menghubungi teman saya Doniwanto Hutabarat (klik klik link FB-nya) dan Fendiv Tobing (klik klik link FB-nya), namun saya urungkan niat saya. Saya kuatir nanti acara malam mingguan mereka terganggu olehku.

Kembali terbersit di hati untuk merencanakan sesuatu, yakni bertandang ke rumah cewe. Tapi, cewe mana yang harus saya tandangin ya? Wah, aku sedih banget, ditambah lagi aku melihat beberapa pasang sedang berpacaran sambil berjalan, dan ada yang naik sepeda motor sambil berboncengan denagan pasangannya masing-masing, maikn bertambah sedih hatiku.

Lebih parah lagi, aku malah teringat seorang cewek yang pernah kutemui di balige, Kab. Tobasa. Semakin bertambah kesedihan hatiku.

Namun kesedihanku mulai hilang karena perut berbunyi tanda waktunya makan. Ya, kucoba aja menghibur diri dengan makan Mie Ayam plus Bakso, namun setelah itu muncul lagi perasaan sedih itu ketika kulihat teman-temaku sedang berjalan dengan pasangannya.

Kucoba kembali menghibur diri dengan membaca rubik teknologi di koran sambil merokok. Tetap juga tidak hilang. Maka aku coab membuat kesibukan lain. aku pergi ke warnet Channel One Tarutung. Akhirnya kesedihanku mulai hilang karena sibuk chating dengan teman chat (Meli Buddhis).

Akhirnya, aku malam mingguan dengan komputer sambil browsing, chating, dan mengedit blogku.

GBU.

25 January 2009

HATI-HATI VIRUS BARU YANG SANGAT BERBAHAYA!!!

HATI-HATI VIRUS BARU YANG SANGAT BERBAHAYA!!!


Virus

WASPADALAH……………………

VIRUS PALING JAHAT DARI YANG PERNAH
ADA

Sebuah virus baru sudah ditemukan, dan digolongkan oleh Microsoft sebagai yang paling merusak! Virus itu baru ditemukan pada hari Minggu siang yang lalu oleh McAfee, dan belum ditemukan vaksin untuk mengalahkannya.

Virus ini merusak Zero dari Sektor hard disc, yang menyimpan fungsi informasi-informasi terpenting.

Virus ini berjalan sebagaiberikut :
  1. Secara otomatis virus ini akan terkirim ke semua nama dalam daftar alamat anda dengan judul "Sebuah Kartu Untuk Anda" (Une Carte Pour Vous , atau A Card For You);
  2. Begitu kartu virtual itu terbuka, virus itu akan membekukan komputer sehingga penggunanya harus memulainya kembali; kalau anda menekan CTRL+ALT+DEL atau perintah untuk restart, virus itu akan merusak Zero dari Sektor Boot hard disk, sehingga hard disk akan rusak secara permanen.
    Menurut CNN, virus itu dalam beberapa jam sudah menimbulkan kepanikan di
    New York . Peringatan ini telah diterima oleh pegawai Microsoft sendiri.
  3. Jangan membuka e-mail dengan judul "Sebuah kartu virtual untuk Anda" (Une Carte Virtuelle Pour Vous atau A Virtual Card For You).

Kirimkan pesan ini kepada semua teman anda. Saya rasa bahwa sebagian besar orang, seperti saya sendiri, lebih suka mendapat peringatan ini 25 kali daripada tidak sama sekali.

AWAS!!!

Jangan terima kontak  pti_bout_de_ chou@hotmail.com. Ini virus yang akan memformat komputer anda. Kirimkan pesan ini ke semua orang yang ada di dalam daftar alamat anda.

Kalau anda tidak melakukannya dan salah seorang teman anda memasukkannya dalam daftar alamatnya, komputer anda juga akan terkena.

= Thanks =


Sumber :
Yang dikirimkan kepada: "Rura Silindung" (rura_silindung@yahoogroups.com); merupakan pesan yang diteruskan dari Hotben Bertua Simbolon (hotben_bolongroup@yahoo.com);

Dipublikasikan kembali oleh :
B. Marada Hutagalung

16 January 2009

Inilah Kisah Hidupku

Mohon maaf kepada pembaca, tulisan ini bukanlah menceritakan tentang suatu kehebatanku, melainkan aku ingin curhat kepada saudara/i yang karena aku tidak tahu kepada siapa aku harus mengadu. Aku tahu itu bisa disampaikan kepada Tuhan, tapi apa salahnya aku bercerita kepada semua orang tentang kehidupanku.

Hidup ini memang penuh dengan tantangan, ancaman, hambatan, dan juga perlawanan. Perlu diketahui, yang harus dihadapi itu adalah masalah atau penderitaan. Tentu, hidup itu tidak akan berarti jika tidak ada masalah / penderitaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hidup itu tidak menoton terus; hidup kita akan salalu berubah-ubah atau dinamis. Suatu waktu dalam hidup kita bisa merasakan duka/sukacita atau mengalami kebahagiaan, kesedihan, dan sebagainya.
Demikian juga dengan hidupku (Buttu Marada Hutagalung, S.Th) yang terkadang mengalami duka dan sukacita.
Sebenarnya aku bersyukur terhadap keterampilan, talenta yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Namun aku sering dan menyesal terhadap keterampilan/talenta yang telah diberikan kepadaku. Karena kebanyakan orang-orang lain memanfaatkannya demi pribadi mereka masing-masing dari pada aku sendiri yang memanfaatkannya.

Sebagai contoh, aku punya keahlian di bidang komputer (hard/software) walau tak seberapa, yang seharusnya bisa kumanfaatkan untuk mencari uang/harta dan kebahagiaan. Tapi, aku tak bisa. Aku tidak tega melihat orang minta bantuan kepadaku apalagi sampai memelas. Padahal belum tentu orang tersebut mau memberi penghargaan berupa pelepas dahaga (uang rokok) atau pun ucapan terima kasih. Aku melakukan itu bukan karena aku lebih hebat/jago dari orang lain. Tapi aku lakukakan itu karena atas perasaan hatiku sendiri.
Contoh lain, musik adalah talentaku seperti membuat lagu (apa saja), arransemen lagu, bernyanyi, mengajar koor, bermain alat musik (gitar, keyboard/piano/organ, recorder, harmonika), mengkomposisi musik dengan komputer (aplikasi musik synthizer). Tapi juga tidak bisa kumanfaatkan atau kuandalkan untuk kebahagiaan hidupku sendiri. Sebagai catatan, biasanya orang yang memiliki talenta musik akan selalu bahagia, apalagi para anak gadis akan kecantol. Ah...! Masa...? Kenapa aku tidak bisa memanfaatkanya dengan baik...?
Aku memang tidak bisa mengandalkan kemampuanku untuk membisniskannya apalagi untuk menarik perhatian para gadis. Pernah di suatu waktu aku ikut festival perlombaan cipta lagu, tapi tak menang. Tetapi lagu-laguku yang lain sudah terlebih dahulu menyebar (kebanyakan lagu Gereja/Kristen dalam bentuk koor, karena lebih mudah disebarluaskan). 
Kenapa orang lain bisa, sedangkan aku tidak? Itulah yang membingungkan aku (bahkan sampai sekarang). Dalam pekerjaan (di perkantoran) memang bidang komputer aku bisa diandalkan walau tidak terus digunakan, namun di bidang musik tidak berlaku (termasuk bidang teologi).

Pada awalnya aku bercita-cita ingin menjadi seorang musikolog (musisi/musikus terkenal), ahli khusus komputer, dan juga sastrawan terkenal. Memang aku dapat, akan tetapi tidak sepenuhnya; aku memang sudah menjadi musisi tetapi masih ¼ (seperempat) yang terkabul, ahli di bidang komputer tetapi (bukan IT asli) hanya membantu orang saja, menjadi sastrawan tetapi hanya untuk kalangan sendiri. Kenapa hal itu terjadi? Apakah aku kurang diperhatikan atau didukung orang tua? Sulit untuk kujelaskan.
Pada akhirnya aku harus menuruti perintah dan permintaan orang tuaku (terkhusus dari ibuku) walau dengan berat hati bahwa aku harus jadi Pendeta. Di waktu aku kuliah, selam 3 (tiga) tahun aku tidak serius belajar, aku malah mengembangkan bakat dan talentaku, sehingga banyak mata kuliahku tertinggal, dan nilai mata kuliahku anjlok, bahkan pernah mendapatkan IPK 1,5. Menyedihkan sekali...! Akhirnya aku sadar bahwa meski bukan itu cita-citaku tetapi aku harus bisa menyelesaikan perkuliahan dan menjadi pendeta karena orang tuaku sudah mau berkeringat untuk membiayai kuliahku. Sebab banyak orang tua tidak mampu menguliahkan anaknya atau tidak mau memberi kesempatan kepada anaknya untuk kuliah. Aku juga sadar bahwa keadaan perekonomian keluarga kami pada waktu itu tidak memungkinkan. Itu merupakan suatu keajaiban dari Tuhan. Maka kubulatkan tekadku untuk menjadi Pendeta yang sekaligus membahagiakan orang tuaku. Akhirnya aku bisa selesai dan wisuda walau aku harus menyelesaikannya selama 6 (enam) tahun. Namun menjadi Pendeta tetap juga gagal karena aku sudah sempat menjadi pegawai honorer daerah di salah satu instansi Pemkab Tapanuli Utara yang notabene diangkat menjadi CPNS. Dan memang benar, tetapi hal itu tidak aku ketahui bahwa aku akan diangkat menjadi CPNS daerah. Padahal aku tidak bercita-cita atau berminat menjadi PNS. Aku coba untuk melanjutkan tekadku untuk menjadi Pendeta sesuai dengan keinginan orang tuaku dulu. Orang tuaku memang setuju akan tetapi dengan syarat tidak boleh meninggalkan status CPNS. Aku juga setuju, akan tetapi keinginan itu gagal juga setelah aku mendapat informasi bahwa PNS tidak boleh menjadi Pendeta. Kendati demikian kucoba untuk tetap kembali untuk menjadi Pendeta dengan meninggalkan status CPNS yang telah kudapatkan. Namun orang tuaku malah marah kepadaku dan membuat pernyataan bahwa lebih baik aku berstatus PNS dan meninggalkan kependetaan daripada aku menjadi Pendeta dan meninggalkan status PNS. Ah..., dulu orang tuaku bercita-cita supaya aku menjadi Pendeta, tetapi telah berubah 100%...!
Yang paling kukesalkan, kenapa orang yang sudah PNS tidak boleh menjadi Pendeta, akan tetapi yang sudah menjadi Pendeta berusaha atau bisa menjadi PNS. Apa bedanya PNS yang ingin menjadi Pendeta dengan Pendeta yang ingin menjadi PNS? Kadang aku jadi iri dengan teman-temanku yang sudah menjadi Pendeta tetapi bisa menjadi PNS. Baiklah, aku akan tetap menjadi PNS dan tidak menjadi Pendeta agar pekerjaanku tidak tumpang tindih dan semwraut. Tapi bagaimana dengan orang yang sudah menjadi Pendeta yang ingin menjadi PNS? Tidak ada keseimbangan sama sekali, dan mungkin urusan Gereja dan PNS akan saling tumpang tindih. Tapi walau demikian aku tidak bisa menyalahkan gereja, mungkin itulah dulu peraturannya sehingga tidak ada lagi kesempatanku untuk menjadi Pendeta.
Aku orang yang paling tidak bisa melawan keinginan orang tua, karena aku telah dilahirkan dan dibesarkan sampai aku bisa kuliah. Aku takut orang tuaku tiba-iba stress/stroke apabila keinginan mereka kulawan dan kutolak. Demikian juga halnya dengan mencari dan memilih wanita sebagai pendamping hidupku. Mereka ingin calon isteriku memiliki pekerjaan yang berstatus PNS, tidak perduli dia itu sarjana atau tidak, cantik atau jelek, yang penting PNS.
Wah...., gawat...! Tahun depan (2010) Ayahku akan pensiun! Gimana ini? Padahal aku belum menikah dan belum mendapatkan calon isteri...! Aku sih tidak menetapkan/mempatok pekerjaan terhadap calon isteriku nantinya harus PNS, yang penting punya pekerjaan yang tetap dan jelas. Tapi bagaimana caranya...? Yang lebih buruk lagi, aku itu suka dan ingin calon isteriku yang cantik dan manis serta memiliki jiwa religius. Wah..., gimana caranya...? Mimpi kalee aku yee...? bagaimana mungkin para gadis-gadis tertarik kepadaku dan mau menjadi isteriku karena tampang dan penampilanku tidaklah menarik. Apalagi tidak pandai merayu. Khaciaaaan dech...aku...! Terkadang aku merasa iri melihat teman-temaku yang memiliki pacar/calon isteri (yang sudah beristeri) yang cantik, padahal belum tentu memiliki pekerjaan yang tetap, atau ganteng/tampan. Di manakah kelemahanku...? Ya, aku punya kelemahan, aku memang tidak mampu mendekati wanita (apalagi dia itu cantik), karena aku tahu siapa diriku jika dibandingkan dengan orang lain. Itu memang salahku yang telah hanyut dan berlarut-larut untuk menginginkan impianku harus terkabul sehingga aku tidak ingat lagi untuk mempelajari lawan jenisku dan juga tidak ingat lagi mengurus diri sendiri. Dahulu, semasa SMU sampai semester II di Perkuliahan aku memang lumayan ganteng dibandingkan aku di semester III sampai sekarang. Coba bayangkan...! Jauh beda...! Badanku kurus kering seolah tidak makan beberapa bulan, beruban lagi...! Andai ditanya orang berapa usiaku (kecuali orang sudah benar-benar mengenal aku), kemungkinan besar tidak percaya apabila kukatakan usiaku 27 (28) tahun. Kemungkinan besar mereka akan menyatakan bahwa usiaku itu diperkirakan sekitar 35 – 40 tahun. Apa boleh buat, memang itulah yang harus terjadi karena memang kesalahanku sendiri. Wajar saja para gadis / anak lain (yang belum kenal aku) memanggil aku "Tulang" (paman/om) atau "Ompung" (kakek), – bukan karena silsilah marga/adat atau keturunan. Duh...! Kapan lagi aku bisa menikah karena sebentar lagi Ayahku akan pensiun...? Apakah aku tetap melajang terus sampai lajang tua...? Sulit untuk kuketahui, aku hanya bisa berharap saja. Apa lagi keburukanku yang harus memiliki calon isteri yang cantik.
Sifatku yang lain adalah mudah sakit hati. Siapapun orangnya bila aku tidak diperdulikan, tidak dihargai dan hatiku dilukai maka aku langsung mudah sakit hati dan benci. Akan tetapi walau aku mudah sakit hati, namun aku mudah juga hilang sakit hatiku. Aku memang orang yang tidak pendendam dan tidak mau membalas sakit hati. Aku selalu berusaha untuk memaafkan orang sekali pun orang tersebut tidak mau memaafkan aku, terkadang sering kali aku yang minta maaf atau mengalah kepada orang yang menyakiti hatiku walau aku tidak melakukan kesalahan.
Walau seperti di atas telah terjadi pada diriku, tetapi aku harus bisa mensyukuri apa yang telah kudapat dan apa yang ada dalam diriku sekali pun tak bisa kugunakan dengan baik untuk membahagiakan diriku. Aku harus intropeksi diri dan harus tegar terhadap apa yang telah kualami. Kalau pun aku tidak bisa mendapatkan cita-citaku, mungkin belum waktunya atau Tuhan mungkin merencanakan yang lain untukku. Kalau pun aku tidak bisa menjadi pendeta, juga mungkin belum waktunya, atau mungkin aku harus menjadi PNS. Siapa tahu aku belum layak jadi pendeta...! Dan kalau pun gereja tidak memakai aku untuk melayani di gerejaku sendiri mungkin belum waktunya. Ya, aku akan menjadi Pendeta yang selalu melayani orang-orang dalam bentuk tingkah lakuku setiap harus, tidak harus menjadi Pendeta yang sebenarnya. Harapanku yang terakhir adalah aku ingin seperti Raja Salomo yang bercita-cita menjadi orang yang berhati bijak atau orang yang berhikmat (mohon maaf, bukan menjadi raja atau memiliki isteri yang banyak seperti Raja Salomo).

Dan aku beroda....!
"Ya Bapa yang di Sorga, Tuhan Yesus Kristus! Raja segala raja...! Aku bermohon kepada-Mu dengan penuh sujud....! Pakailah aku menjadi alat-Mu...! Jangan biarkan aku berjalan sendiri di ruang yang gelap....! Mampukanlah aku melewati jalan yang berapi dan berduri....! Mampukanlah aku berlayar di laut yang penuh badai dan berombak....! Tuhan...! Dosaku begitu banyak kepada-Mu...! Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Engkau hapuskan dosaku...! Aku memang tidak layak menjadi anak-Mu karena sudah begitu banyak kesalahan dan dosa yang kuperbuat...! Aku yakin Engkau akan mengabulkan impian atau cita-citaku selama ini kudambakan..., tapi Engkau tidak mengabulkannya karena banyak perbuatanku yang menyimpang dari Perintah-Mu...! Aku mohon ampun Tuhan, bahwa Engkau sebenarnya adalah tempat pengaduanku tetapi aku malah menceritakan kisah hidupku melalui internet ini...! Ya..., karena aku masih lemah...manusia biasa...yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain terlebih bantuan dari-Mu...! Tuhan, mohon lindungi dan berkati kedua orang tuaku, adik-adikku, keluargaku yang lain, teman-temanku baik yang menyayangi aku atau pun tidak. Tuhan..., Engkau tahu bahwa tahun depan Ayahku yang tercinta akan pensiun padahal aku belum memiliki pendamping hidup yang jelas...! Aku hanya berharap lakukanlah mana yang terbaik menurut-Mu untukku, karena aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat lagi, karena aku sudah kehabisan rencana. Tuhan..., ingatkan aku supaya aku selalu berjalan di jalan yang benar dan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Tuhan, aku punya permohonan terakhir dan tidak lebih...! Berilah aku hati yang bijaksana....! Terima kasih Tuhan...! Inilah doaku...! Amin...!"

Sebenarnya masih banyak kisah yang harus kuceritakan, namun aku khawatir blog/situsku ini kebanyakan hanya menceritakan kisah hidupku saja. Dan aku juga khawatir akan menjadi cerita menyakitkan saja, dan bisa jadi mengundang masalah besar, apalagi kemungkinan bisa membuat hati orang lain terluka. Saya raya cukup sampai di sini saja dulu kisah hidupku.
Sebelum menutup cerita ini, saya ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk saudara/i (terkhusus yang membaca kisah ini). Mohon maaf, susunan notasi lagunya belum dibuat. Ya. Setidaknya syair dari lagu tersebut bisa menghibur hati saudara/i sekalian. Berikut mari kita baca dengan penuh hikmat dan jangan lupa diamalkan! Anggaplah itu sebagai doa...!
"Jalan Harapan"
Hidup ini penuh dengan derita
Membuatku semakin bingung....
Apalah daya yang harus kuperbuat
Demi menelusuri harapanku....
Banyak tantangan,
Banyak hambatan,
Banyak ancaman,
Bila kumenelusuri cita-cintaku...
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Bila kuberjalan melewati api.
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Mampukanlah aku...
Bila kuberlayar melewati ombak.
Kusadar Tuhan aku tak mampu...
Kar'na ku Tuhan manusia tak sempurna.
Hanyalah Engkau Tuhan yang bisa membimbingku
Menelusuri jalan harapan....!
Tarutung, Nopember 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung
N.B. :
Saya sangat senang dan bahagia bila para pembaca sekalian dapat memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kisah ini.
Sekian Dan Terima Kasih
Oleh :
B. Marada Hutagalung
Tarutung, 16 Januari 2009

Pengunjung

Flag Counter