Showing posts with label BMH. Show all posts
Showing posts with label BMH. Show all posts

14 April 2009

Daftar Lagu Ciptaan

Ini merupakan link-link dari semua lagu, ciptaan B. Marada Hutagalung, S.Th, sekaligus menjelaskan secara singkat mengenai keterangan lagu-lagu tersebut. Beberapa lagu juga disertai musik berformat *.Mid.

Sebenarnya sudah banyak lagu yang saya (B. Marada Hutagalung) ciptakan namun tidak semua saya tampilkan dikarenakan oleh berbagai hal. Namun dalam menciptakan lagu, masih banyak kelemahan saya, dan banyak kendala yang dapat membuat saya untuk tidak membuat lagu. Memang di dalam membuat lagu harus ada dukungan dari berbagai pihak termasuk orang tua.

Banyak lagu yang saya ciptakan namun belum ada satu pun yang direkam secara langsung oleh perusahaan musik apa saja, kecuali lagu yang saya rekam sendiri. Kendati demikian itu tidak mengurangi saya untuk menciptakan lagu.

Lagu-lagu tersebut bukanlah hasil ciplakan atau tiruan dari lagu orang-orang lain, melainkan asli hasil karya saya sendiri yang diinspirasikan dari berbagai pengalaman pribadi atau situasi yang terjadi. Dan bila mana lagu-lagu ini diaransemen ulang mohon dikonfirmasi izin saudara/i kepada yang bersangkutan (hubungi saya dengan mengklik link ContactUs - Links).

Sebagai catatan, untuk membuka situs ini gunakan aplikasi Browser Mozilla FireFox, SeaMonkey, Flock, Internet Explorer Versi Baru. Untuk membuka link-linknya gunakan klik kanan pada salah satu link untuk membukanya / mengambilnya (Download).

Semua daftar lagu yang diciptakan oleh B. Marada Hutagalung secara rinci telah dipublikasikan pada sebuah situs khusus yakni : klik http://maradagv.blogspot.com


Ikuti terus perkembangan situs tersebut, karena situs khusus tersebut akan di-Update
apabila ada pertambahan lagu atau perubahan lagu.


B. Marada Hutagalung

09 March 2009

Lagu / Koor : Jalo Ma (Revisi 2009)

Jalo Ma (Revisi 2009)

Lagu/koor ini adalah Lagu/koor terbaik dari antara semua lagu/koor yang telah diciptakan oleh Marada Hutagalung. Untuk kali kedua kalinya, lagu/koor Jalo Ma direvisi kembali agar dapat dinyanyikan dengan baik dan mudah.

Lebih lengkapnya dapat mendownload file dalam zip (partitur dan midinya) :
klik DOWNLOAD!
atau 


Cara menyanyikan lagu atau  ini, mari kita lihat di bawah ini :
Musik (Intro)
---
Ayat 1:
- - - dinyanyikan oleh Wanita (S=Sopran, A=Alto)
Jalo Ma sombaku o Tuhan
Marhite Ende-endeki
Bege Ma tangiangkon Tuhan
Sian ias ni rohangku o Tuhan
---
Ayat 2:
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Jalo Ma Peleankon Tuhan
I ma daging dohot tondiki
Bege ma holsoankon Tuhan
Na mambaen sega pingkirankon
---
Reff. I.:
- - - dinyanyikan Wanita dan Pria (S=Sopran, A=Alto, T=Tenor, B=Bass)
Sesa ma dosangku o Tuhan
Asa unang holsoan di au
Tung tangkas huboto do Tuhan
Paluaon-Mu do au sian i
---
Reff. II.:
- - - dinyanyikan Wanita (S=Sopran, A=Alto)
O Tuhan unang pasombu
Au tu pandelean
Tangi sai tangi ma au
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Holan Ho, Kristus do Rajangki
- - - dinyanyikan Wanita (S=Sopran, A=Alto)
Jalo Ma sombakon
- - - dinyanyikan oleh Pria (T=Tenor, B=Bass)
Jalo Ma peleankon
- - - dinyanyikan Wanita dan Pria (S=Sopran, A=Alto, T=Tenor, B=Bass)
Haleluya...
Kembali ke Ref. I – sampai :
Jalo Ma.........

Kabar Gembira, sudah ada nada dering untuk HP atau musik model polyphonic dengan format Midi, yang bisa juga dicopi paste ke disket atau flashDisk lalu dimainkan melalui Keyboard merk apa saja yang memiliki program pembaca Midi, semisal : Yamaha PSR 350 ke atas, KN Technis 7500, dll.

B. Marada Hutagalung

http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com

05 March 2009

Aku Bukan Tukang Pos

Aku Bukan Tukang Pos

Mengantar surat, paket, dsb sampai ke tujuan adalah sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Tukang Pos (yang sering disebut Pak Pos). Pekerjaan itu sudah menjadi profesi pak pos, dan itu adalah tugas mulia. Padahal perkembangan teknologi sudah canggih namun mengantar surat secara khusus tetap dilakukan oleh pak pos, untuk menunjukkan sahnya isi surat tersebut.

Sedangkan aku sendiri bukanlah seroang tukang pos, tapi seorang pengantar surat yang harus aku emban selagi aku masih berada di sekretariat (bagian umum) di salah satu instansi pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara.

Hal saya takuti adalah mengantar surat di saat hujan, apalagi surat tersebut bersifat penting dan mendesak. Ditambah lagi aku harus memohon dengan memelas agar aku bisa memakai sepeda motor untuk mengantar surat. Namun apa hendak dikata, aku bukanlah staf yang memiliki pangkat yang cukup dan berjabatan cukup. Hanya staf yang bergolongan rendah. Terkadang aku juga harus memelas agar diberikan uang untuk membeli bahan bakar supaya sepeda motor tersebut dapat saya pakai untuk mengantar surat.

Kebanyakan staf yang satu bagian dengan aku tidak mau bersedia mengantar surat. Apa boleh buat, aku maklum saja karena mereka adalah wanita yang harus dimengerti (tidak ada sangkut paut soal isi hati). Ayahku juga masih satu bagian dari aku, tapi aku tidak tega untuk mengajaknya mengantar surat.

Sering teman-teman berpendapat bahwa di kantorku itu banyak staf yang pintar, dan bijak, serta berpenghasilan tinggi. Namun itu hanya opini saja tanpa melihat langsung ke dalam. Bahkan ada berpendapat bahwa aku punya deking di kantor yakni Ayahku sendiri. Padahal tidak, dia berpangkat rendah seperti aku. Itulah sebabnya aku tidak mau bersama ayahku mengantar surat. Bukan malu atau sombong, tapi aku segan dan tidak tega karena dia adalah ayahku.

Aku memang bukan tukang pos, tapi sudah menjadi tugasku mengantar surat sekalipun hujan datang. Walau aku sudah mengatar surat dan basah kuyup tetapi saya juga kembali kerja di kantor untuk mengkonsep surat, dan mengetiknya. Selain aku, ada juga pria yang setara dengan aku pangkatnya, namun dia sangat keras kepala dan seolah-olah merasa dirinya lebih tinggi pangkatnya dari aku sehingga tidak mau mengantar surat. Maklum saja, selama hidupnya dia hidup di masa kejayaan orang tuanya sehingga tingkah lakunya seperti pejabat.

Barusan tadi pagi sampai sore saya mengantar surat ke berbagai instansi di bawah naungan pemerintah kabupaten Tapanuli Utara. Aku sempat beristirahat karena hujan turun deras tiba-tiba. Akhirnya aku tunggu sampai berhenti, namun tak kunjung berhenti. Jantungku berdetak tidak beraturan karena masih banyak lagi surat penting yang harus di antar. Padahal kantor-kantor isntansi tersebut tidak berjarak dekat. Tidak semua berada di ibukota. Mana lagi aku harus mengantar surat untuk camat ke kantornya dan melalui loket bus ke kecamatan tertentu. Sekarang badanku sudah mulai tampak gejala panas. Memang benar kita harus menjaga kesehatan agar bisa bekerja semaksimal mungkin, tapi apa daya. Aku harus melakukannya karena itu sudah menjadi tugasku.

Teman-temanku yang bukan sekantor berpikiran bahwa aku itu adalah orang berpendidikan yang memiliki gelar kesarjanaan (Strata-1), dan memang benar. Namun, di kantor aku tidak dianggap sebagai srajana, melainkan setara dengan tamatan SLTA sederajat. Dan memang benar karena aku melamar dengan menggunakan ijazah tamatan SLTA sederajat. Tapi walau demikian aku bekerja di kantor tidak menggunakan ilmu setara SLTA, melainkan menggunakan kemampuan setara S-1. Andai aku bukan sarjana, kemungkinan besar aku akan kesulitan untuk mengkonsep surat serta mengetiknya. Apa hendak dikata, aku tetap juga harus mengantar surat.

Aku kuliah tidak sambil kerja, tapi reguler aku duduk di bangku kuliah, ditambah lagi aku juga mengambil Akta-IV. Tapi keliatannya sia-sia karena tidak berlaku di kantor, karena ilmu itu harus kugunakan di Gereja atau di sekolah. Apa boleh buat, tidak ada gunanya bagiku untuk mengeluh. Aku dituntut untuk menikmatinya, dan itulah mungkin waktunya bagiku sekarang. Soal di masa depan, biarlah Tuhan yang menentukan, yang penting berpengharapan meski tiada satu pun orang yang mengerti.

Mengantar surat, sudah menjadi tugasku sesuai dengan pangkat dan jabatanku meski aku bukan tukang pos. Biarlah itu menjadi bagianku sekarang sampai masa yang ditentukan oleh Tuhan bagiku.

B. Marada Hutagalung

http://maradagv.wordpress.com

28 February 2009

28 Pebruari 2009 (Kisah Malam Mingguku)

28 Pebruari 2009 (Kisah Malam Mingguku)

Tarutung, (28/09/09)

Sekitar jam tengah 7 malam, akhirnya saya, mama dan adikku (Arlinton : klik link FB-nya) selesai menutup kios di Pasar Baru Tarutung. Dan saya duluan pulang ke rumah.

pada jam 7 malam dengan berjalan kaki saya tiba di rumah. Beres-beres sebentar, sambil mengisi ulang batere HP yang sudah sekarat. Sekitar jam 8 malam akhirnya aku sudah bergaya dan saatnya ke luar dari rumah.

Di perjalanan saya mencoba untuk menghubungi teman saya Doniwanto Hutabarat (klik klik link FB-nya) dan Fendiv Tobing (klik klik link FB-nya), namun saya urungkan niat saya. Saya kuatir nanti acara malam mingguan mereka terganggu olehku.

Kembali terbersit di hati untuk merencanakan sesuatu, yakni bertandang ke rumah cewe. Tapi, cewe mana yang harus saya tandangin ya? Wah, aku sedih banget, ditambah lagi aku melihat beberapa pasang sedang berpacaran sambil berjalan, dan ada yang naik sepeda motor sambil berboncengan denagan pasangannya masing-masing, maikn bertambah sedih hatiku.

Lebih parah lagi, aku malah teringat seorang cewek yang pernah kutemui di balige, Kab. Tobasa. Semakin bertambah kesedihan hatiku.

Namun kesedihanku mulai hilang karena perut berbunyi tanda waktunya makan. Ya, kucoba aja menghibur diri dengan makan Mie Ayam plus Bakso, namun setelah itu muncul lagi perasaan sedih itu ketika kulihat teman-temaku sedang berjalan dengan pasangannya.

Kucoba kembali menghibur diri dengan membaca rubik teknologi di koran sambil merokok. Tetap juga tidak hilang. Maka aku coab membuat kesibukan lain. aku pergi ke warnet Channel One Tarutung. Akhirnya kesedihanku mulai hilang karena sibuk chating dengan teman chat (Meli Buddhis).

Akhirnya, aku malam mingguan dengan komputer sambil browsing, chating, dan mengedit blogku.

GBU.

25 January 2009

HATI-HATI VIRUS BARU YANG SANGAT BERBAHAYA!!!

HATI-HATI VIRUS BARU YANG SANGAT BERBAHAYA!!!


Virus

WASPADALAH……………………

VIRUS PALING JAHAT DARI YANG PERNAH
ADA

Sebuah virus baru sudah ditemukan, dan digolongkan oleh Microsoft sebagai yang paling merusak! Virus itu baru ditemukan pada hari Minggu siang yang lalu oleh McAfee, dan belum ditemukan vaksin untuk mengalahkannya.

Virus ini merusak Zero dari Sektor hard disc, yang menyimpan fungsi informasi-informasi terpenting.

Virus ini berjalan sebagaiberikut :
  1. Secara otomatis virus ini akan terkirim ke semua nama dalam daftar alamat anda dengan judul "Sebuah Kartu Untuk Anda" (Une Carte Pour Vous , atau A Card For You);
  2. Begitu kartu virtual itu terbuka, virus itu akan membekukan komputer sehingga penggunanya harus memulainya kembali; kalau anda menekan CTRL+ALT+DEL atau perintah untuk restart, virus itu akan merusak Zero dari Sektor Boot hard disk, sehingga hard disk akan rusak secara permanen.
    Menurut CNN, virus itu dalam beberapa jam sudah menimbulkan kepanikan di
    New York . Peringatan ini telah diterima oleh pegawai Microsoft sendiri.
  3. Jangan membuka e-mail dengan judul "Sebuah kartu virtual untuk Anda" (Une Carte Virtuelle Pour Vous atau A Virtual Card For You).

Kirimkan pesan ini kepada semua teman anda. Saya rasa bahwa sebagian besar orang, seperti saya sendiri, lebih suka mendapat peringatan ini 25 kali daripada tidak sama sekali.

AWAS!!!

Jangan terima kontak  pti_bout_de_ chou@hotmail.com. Ini virus yang akan memformat komputer anda. Kirimkan pesan ini ke semua orang yang ada di dalam daftar alamat anda.

Kalau anda tidak melakukannya dan salah seorang teman anda memasukkannya dalam daftar alamatnya, komputer anda juga akan terkena.

= Thanks =


Sumber :
Yang dikirimkan kepada: "Rura Silindung" (rura_silindung@yahoogroups.com); merupakan pesan yang diteruskan dari Hotben Bertua Simbolon (hotben_bolongroup@yahoo.com);

Dipublikasikan kembali oleh :
B. Marada Hutagalung

16 January 2009

Inilah Kisah Hidupku

Mohon maaf kepada pembaca, tulisan ini bukanlah menceritakan tentang suatu kehebatanku, melainkan aku ingin curhat kepada saudara/i yang karena aku tidak tahu kepada siapa aku harus mengadu. Aku tahu itu bisa disampaikan kepada Tuhan, tapi apa salahnya aku bercerita kepada semua orang tentang kehidupanku.

Hidup ini memang penuh dengan tantangan, ancaman, hambatan, dan juga perlawanan. Perlu diketahui, yang harus dihadapi itu adalah masalah atau penderitaan. Tentu, hidup itu tidak akan berarti jika tidak ada masalah / penderitaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Hidup itu tidak menoton terus; hidup kita akan salalu berubah-ubah atau dinamis. Suatu waktu dalam hidup kita bisa merasakan duka/sukacita atau mengalami kebahagiaan, kesedihan, dan sebagainya.
Demikian juga dengan hidupku (Buttu Marada Hutagalung, S.Th) yang terkadang mengalami duka dan sukacita.
Sebenarnya aku bersyukur terhadap keterampilan, talenta yang telah diberikan Tuhan kepadaku. Namun aku sering dan menyesal terhadap keterampilan/talenta yang telah diberikan kepadaku. Karena kebanyakan orang-orang lain memanfaatkannya demi pribadi mereka masing-masing dari pada aku sendiri yang memanfaatkannya.

Sebagai contoh, aku punya keahlian di bidang komputer (hard/software) walau tak seberapa, yang seharusnya bisa kumanfaatkan untuk mencari uang/harta dan kebahagiaan. Tapi, aku tak bisa. Aku tidak tega melihat orang minta bantuan kepadaku apalagi sampai memelas. Padahal belum tentu orang tersebut mau memberi penghargaan berupa pelepas dahaga (uang rokok) atau pun ucapan terima kasih. Aku melakukan itu bukan karena aku lebih hebat/jago dari orang lain. Tapi aku lakukakan itu karena atas perasaan hatiku sendiri.
Contoh lain, musik adalah talentaku seperti membuat lagu (apa saja), arransemen lagu, bernyanyi, mengajar koor, bermain alat musik (gitar, keyboard/piano/organ, recorder, harmonika), mengkomposisi musik dengan komputer (aplikasi musik synthizer). Tapi juga tidak bisa kumanfaatkan atau kuandalkan untuk kebahagiaan hidupku sendiri. Sebagai catatan, biasanya orang yang memiliki talenta musik akan selalu bahagia, apalagi para anak gadis akan kecantol. Ah...! Masa...? Kenapa aku tidak bisa memanfaatkanya dengan baik...?
Aku memang tidak bisa mengandalkan kemampuanku untuk membisniskannya apalagi untuk menarik perhatian para gadis. Pernah di suatu waktu aku ikut festival perlombaan cipta lagu, tapi tak menang. Tetapi lagu-laguku yang lain sudah terlebih dahulu menyebar (kebanyakan lagu Gereja/Kristen dalam bentuk koor, karena lebih mudah disebarluaskan). 
Kenapa orang lain bisa, sedangkan aku tidak? Itulah yang membingungkan aku (bahkan sampai sekarang). Dalam pekerjaan (di perkantoran) memang bidang komputer aku bisa diandalkan walau tidak terus digunakan, namun di bidang musik tidak berlaku (termasuk bidang teologi).

Pada awalnya aku bercita-cita ingin menjadi seorang musikolog (musisi/musikus terkenal), ahli khusus komputer, dan juga sastrawan terkenal. Memang aku dapat, akan tetapi tidak sepenuhnya; aku memang sudah menjadi musisi tetapi masih ¼ (seperempat) yang terkabul, ahli di bidang komputer tetapi (bukan IT asli) hanya membantu orang saja, menjadi sastrawan tetapi hanya untuk kalangan sendiri. Kenapa hal itu terjadi? Apakah aku kurang diperhatikan atau didukung orang tua? Sulit untuk kujelaskan.
Pada akhirnya aku harus menuruti perintah dan permintaan orang tuaku (terkhusus dari ibuku) walau dengan berat hati bahwa aku harus jadi Pendeta. Di waktu aku kuliah, selam 3 (tiga) tahun aku tidak serius belajar, aku malah mengembangkan bakat dan talentaku, sehingga banyak mata kuliahku tertinggal, dan nilai mata kuliahku anjlok, bahkan pernah mendapatkan IPK 1,5. Menyedihkan sekali...! Akhirnya aku sadar bahwa meski bukan itu cita-citaku tetapi aku harus bisa menyelesaikan perkuliahan dan menjadi pendeta karena orang tuaku sudah mau berkeringat untuk membiayai kuliahku. Sebab banyak orang tua tidak mampu menguliahkan anaknya atau tidak mau memberi kesempatan kepada anaknya untuk kuliah. Aku juga sadar bahwa keadaan perekonomian keluarga kami pada waktu itu tidak memungkinkan. Itu merupakan suatu keajaiban dari Tuhan. Maka kubulatkan tekadku untuk menjadi Pendeta yang sekaligus membahagiakan orang tuaku. Akhirnya aku bisa selesai dan wisuda walau aku harus menyelesaikannya selama 6 (enam) tahun. Namun menjadi Pendeta tetap juga gagal karena aku sudah sempat menjadi pegawai honorer daerah di salah satu instansi Pemkab Tapanuli Utara yang notabene diangkat menjadi CPNS. Dan memang benar, tetapi hal itu tidak aku ketahui bahwa aku akan diangkat menjadi CPNS daerah. Padahal aku tidak bercita-cita atau berminat menjadi PNS. Aku coba untuk melanjutkan tekadku untuk menjadi Pendeta sesuai dengan keinginan orang tuaku dulu. Orang tuaku memang setuju akan tetapi dengan syarat tidak boleh meninggalkan status CPNS. Aku juga setuju, akan tetapi keinginan itu gagal juga setelah aku mendapat informasi bahwa PNS tidak boleh menjadi Pendeta. Kendati demikian kucoba untuk tetap kembali untuk menjadi Pendeta dengan meninggalkan status CPNS yang telah kudapatkan. Namun orang tuaku malah marah kepadaku dan membuat pernyataan bahwa lebih baik aku berstatus PNS dan meninggalkan kependetaan daripada aku menjadi Pendeta dan meninggalkan status PNS. Ah..., dulu orang tuaku bercita-cita supaya aku menjadi Pendeta, tetapi telah berubah 100%...!
Yang paling kukesalkan, kenapa orang yang sudah PNS tidak boleh menjadi Pendeta, akan tetapi yang sudah menjadi Pendeta berusaha atau bisa menjadi PNS. Apa bedanya PNS yang ingin menjadi Pendeta dengan Pendeta yang ingin menjadi PNS? Kadang aku jadi iri dengan teman-temanku yang sudah menjadi Pendeta tetapi bisa menjadi PNS. Baiklah, aku akan tetap menjadi PNS dan tidak menjadi Pendeta agar pekerjaanku tidak tumpang tindih dan semwraut. Tapi bagaimana dengan orang yang sudah menjadi Pendeta yang ingin menjadi PNS? Tidak ada keseimbangan sama sekali, dan mungkin urusan Gereja dan PNS akan saling tumpang tindih. Tapi walau demikian aku tidak bisa menyalahkan gereja, mungkin itulah dulu peraturannya sehingga tidak ada lagi kesempatanku untuk menjadi Pendeta.
Aku orang yang paling tidak bisa melawan keinginan orang tua, karena aku telah dilahirkan dan dibesarkan sampai aku bisa kuliah. Aku takut orang tuaku tiba-iba stress/stroke apabila keinginan mereka kulawan dan kutolak. Demikian juga halnya dengan mencari dan memilih wanita sebagai pendamping hidupku. Mereka ingin calon isteriku memiliki pekerjaan yang berstatus PNS, tidak perduli dia itu sarjana atau tidak, cantik atau jelek, yang penting PNS.
Wah...., gawat...! Tahun depan (2010) Ayahku akan pensiun! Gimana ini? Padahal aku belum menikah dan belum mendapatkan calon isteri...! Aku sih tidak menetapkan/mempatok pekerjaan terhadap calon isteriku nantinya harus PNS, yang penting punya pekerjaan yang tetap dan jelas. Tapi bagaimana caranya...? Yang lebih buruk lagi, aku itu suka dan ingin calon isteriku yang cantik dan manis serta memiliki jiwa religius. Wah..., gimana caranya...? Mimpi kalee aku yee...? bagaimana mungkin para gadis-gadis tertarik kepadaku dan mau menjadi isteriku karena tampang dan penampilanku tidaklah menarik. Apalagi tidak pandai merayu. Khaciaaaan dech...aku...! Terkadang aku merasa iri melihat teman-temaku yang memiliki pacar/calon isteri (yang sudah beristeri) yang cantik, padahal belum tentu memiliki pekerjaan yang tetap, atau ganteng/tampan. Di manakah kelemahanku...? Ya, aku punya kelemahan, aku memang tidak mampu mendekati wanita (apalagi dia itu cantik), karena aku tahu siapa diriku jika dibandingkan dengan orang lain. Itu memang salahku yang telah hanyut dan berlarut-larut untuk menginginkan impianku harus terkabul sehingga aku tidak ingat lagi untuk mempelajari lawan jenisku dan juga tidak ingat lagi mengurus diri sendiri. Dahulu, semasa SMU sampai semester II di Perkuliahan aku memang lumayan ganteng dibandingkan aku di semester III sampai sekarang. Coba bayangkan...! Jauh beda...! Badanku kurus kering seolah tidak makan beberapa bulan, beruban lagi...! Andai ditanya orang berapa usiaku (kecuali orang sudah benar-benar mengenal aku), kemungkinan besar tidak percaya apabila kukatakan usiaku 27 (28) tahun. Kemungkinan besar mereka akan menyatakan bahwa usiaku itu diperkirakan sekitar 35 – 40 tahun. Apa boleh buat, memang itulah yang harus terjadi karena memang kesalahanku sendiri. Wajar saja para gadis / anak lain (yang belum kenal aku) memanggil aku "Tulang" (paman/om) atau "Ompung" (kakek), – bukan karena silsilah marga/adat atau keturunan. Duh...! Kapan lagi aku bisa menikah karena sebentar lagi Ayahku akan pensiun...? Apakah aku tetap melajang terus sampai lajang tua...? Sulit untuk kuketahui, aku hanya bisa berharap saja. Apa lagi keburukanku yang harus memiliki calon isteri yang cantik.
Sifatku yang lain adalah mudah sakit hati. Siapapun orangnya bila aku tidak diperdulikan, tidak dihargai dan hatiku dilukai maka aku langsung mudah sakit hati dan benci. Akan tetapi walau aku mudah sakit hati, namun aku mudah juga hilang sakit hatiku. Aku memang orang yang tidak pendendam dan tidak mau membalas sakit hati. Aku selalu berusaha untuk memaafkan orang sekali pun orang tersebut tidak mau memaafkan aku, terkadang sering kali aku yang minta maaf atau mengalah kepada orang yang menyakiti hatiku walau aku tidak melakukan kesalahan.
Walau seperti di atas telah terjadi pada diriku, tetapi aku harus bisa mensyukuri apa yang telah kudapat dan apa yang ada dalam diriku sekali pun tak bisa kugunakan dengan baik untuk membahagiakan diriku. Aku harus intropeksi diri dan harus tegar terhadap apa yang telah kualami. Kalau pun aku tidak bisa mendapatkan cita-citaku, mungkin belum waktunya atau Tuhan mungkin merencanakan yang lain untukku. Kalau pun aku tidak bisa menjadi pendeta, juga mungkin belum waktunya, atau mungkin aku harus menjadi PNS. Siapa tahu aku belum layak jadi pendeta...! Dan kalau pun gereja tidak memakai aku untuk melayani di gerejaku sendiri mungkin belum waktunya. Ya, aku akan menjadi Pendeta yang selalu melayani orang-orang dalam bentuk tingkah lakuku setiap harus, tidak harus menjadi Pendeta yang sebenarnya. Harapanku yang terakhir adalah aku ingin seperti Raja Salomo yang bercita-cita menjadi orang yang berhati bijak atau orang yang berhikmat (mohon maaf, bukan menjadi raja atau memiliki isteri yang banyak seperti Raja Salomo).

Dan aku beroda....!
"Ya Bapa yang di Sorga, Tuhan Yesus Kristus! Raja segala raja...! Aku bermohon kepada-Mu dengan penuh sujud....! Pakailah aku menjadi alat-Mu...! Jangan biarkan aku berjalan sendiri di ruang yang gelap....! Mampukanlah aku melewati jalan yang berapi dan berduri....! Mampukanlah aku berlayar di laut yang penuh badai dan berombak....! Tuhan...! Dosaku begitu banyak kepada-Mu...! Aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Engkau hapuskan dosaku...! Aku memang tidak layak menjadi anak-Mu karena sudah begitu banyak kesalahan dan dosa yang kuperbuat...! Aku yakin Engkau akan mengabulkan impian atau cita-citaku selama ini kudambakan..., tapi Engkau tidak mengabulkannya karena banyak perbuatanku yang menyimpang dari Perintah-Mu...! Aku mohon ampun Tuhan, bahwa Engkau sebenarnya adalah tempat pengaduanku tetapi aku malah menceritakan kisah hidupku melalui internet ini...! Ya..., karena aku masih lemah...manusia biasa...yang tak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan orang lain terlebih bantuan dari-Mu...! Tuhan, mohon lindungi dan berkati kedua orang tuaku, adik-adikku, keluargaku yang lain, teman-temanku baik yang menyayangi aku atau pun tidak. Tuhan..., Engkau tahu bahwa tahun depan Ayahku yang tercinta akan pensiun padahal aku belum memiliki pendamping hidup yang jelas...! Aku hanya berharap lakukanlah mana yang terbaik menurut-Mu untukku, karena aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat lagi, karena aku sudah kehabisan rencana. Tuhan..., ingatkan aku supaya aku selalu berjalan di jalan yang benar dan baik sesuai dengan kehendak-Mu. Tuhan, aku punya permohonan terakhir dan tidak lebih...! Berilah aku hati yang bijaksana....! Terima kasih Tuhan...! Inilah doaku...! Amin...!"

Sebenarnya masih banyak kisah yang harus kuceritakan, namun aku khawatir blog/situsku ini kebanyakan hanya menceritakan kisah hidupku saja. Dan aku juga khawatir akan menjadi cerita menyakitkan saja, dan bisa jadi mengundang masalah besar, apalagi kemungkinan bisa membuat hati orang lain terluka. Saya raya cukup sampai di sini saja dulu kisah hidupku.
Sebelum menutup cerita ini, saya ingin mempersembahkan sebuah lagu untuk saudara/i (terkhusus yang membaca kisah ini). Mohon maaf, susunan notasi lagunya belum dibuat. Ya. Setidaknya syair dari lagu tersebut bisa menghibur hati saudara/i sekalian. Berikut mari kita baca dengan penuh hikmat dan jangan lupa diamalkan! Anggaplah itu sebagai doa...!
"Jalan Harapan"
Hidup ini penuh dengan derita
Membuatku semakin bingung....
Apalah daya yang harus kuperbuat
Demi menelusuri harapanku....
Banyak tantangan,
Banyak hambatan,
Banyak ancaman,
Bila kumenelusuri cita-cintaku...
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Bila kuberjalan melewati api.
Oh Tuhan, mampukanlah aku...
Mampukanlah aku...
Bila kuberlayar melewati ombak.
Kusadar Tuhan aku tak mampu...
Kar'na ku Tuhan manusia tak sempurna.
Hanyalah Engkau Tuhan yang bisa membimbingku
Menelusuri jalan harapan....!
Tarutung, Nopember 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung
N.B. :
Saya sangat senang dan bahagia bila para pembaca sekalian dapat memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap kisah ini.
Sekian Dan Terima Kasih
Oleh :
B. Marada Hutagalung
Tarutung, 16 Januari 2009

16 December 2008

The Women Of North Tapanuli Regency

The Women Of North Tapanuli Regency

Pada sore hari saya sedang berjalan-jalan keliling kota Tarutung untuk menghilangkan rasa penat dan rasa kejenuhan. Pada saat itu saya tiba ketemu dengan seorang wanita cantik yang dulunya adalah teman sekuliahku.

“Eh, ito....! Sepertinya ito pernah saya....”, panggilnya kepadaku.
“Aku juga merasa pernah ketemu dengan ito...., tapi di mana ya....”, sambungku bertanya dengan penasaran.

“Oh...iya, kita kan satu kuliah dulu....! Aku Nia..., ito Marada, kan....” , Akhirnya ia teringat.
“Nia...! Oh, kamu rupanya....! Ternyata kamu makin cantik ya...”, Mataku terus tertuju kepadanya tanpa berkedip.

“Ah biasa aja lagi....”, jawab tersipu malu
“Ito lagi ngapain di sini....”, tanyaku.
“Lagi nunggu teman....”

Beberapa menit kemudian Hp Nia berdering dan langsung diangkatnya...
“Halo, abang lagi di mana....”, Tanyanya. “Aku sekarang lagi di simpang empat dekat wartel...”, Sambungnya kemudian.

Ternyata seorang pria keluar dari wartel tersebut sambil memegang tangan anak kecil dan berjalan
mendekati Nia.

“Eh, ternyata abang dan Dyko uda lama di wartel ya...”, tanya.
“Iya, kita balik yuk....”,
“Eh, kenalkan ini suamiku, ito....! Dan ini Dyko anakku yang paling besar....”, Nia memperkenal mereka berdua kepadaku.

“Marada....”,
“Roy....”,
“Aku Dyko, bang...”, sambut Dyko sambil menyalam tanganku.
“Eh, to....! Kami balik dulu ya....”, nia pamit kepadaku.
“Oh, iya....”, sambut dengan perasaan terheran-heran.

Sangat mengherankan memang, hampir membuatku merasa tak percaya. Wanita secantik yang masih tampak muda ternyata sudah punya menikah dan apalagi sudah punya. Yang membuatku tak percaya adalah bahwa wanita tersebut memiliki wajah yang sangat mirip ABG dan tubuhnya pun tak nampak yang baru melahirkan.

Ternyata wanita sekarang sangat sulit dibedakan apakah sudah menikah atau belum, atau masih anak sekolahan. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi Industri dan berbagai perkembangan obat-obatan sehingga para wanita yang ada di kabupaten Tapanuli Utara sudah seperti para wanita-wanita yang ada di Kota-kota besar, atau bisa dikatakan mirip dengan penampilan para artis-artis Indonesia.

Suatu ketika juga saya pernah bertemu dengan seorang wanita yang baru saja pulang dari les. Tampaknya dia seperti anak kuliahan, terlihat dari wajahnya sudah sangat dewasa penuh dengan tebar pesona. Namun aku bertanya kepadanya bahwa ternyata usianya masih 14 tahun. Dan dia bilang dia masih kelas satu SMP. Wah, perkembangan zaman juga ternyata mempengaruhi si wanita (Gadis) muda tersebut.

Tidak hanya itu saja, di saat aku sedang ke Hot Spring alias Pemandian Air Panas yang ada di Kecamatan Sipoholon. Aku melihat dua orang wanita cantik dan sangat seksi sedang menikmati Soft Drink bersama. Tatkala aku langsung dekati mereka karena sangat tak bisa melewatkan wanita cantik begitu saja. Minimal hanya memandang-mandang saja. Akhirnya kami saling berkenalan dan membicarakan banyak hal termasuk hal-hal yang bersifat pribadi namun tidak begitu dalam dan berbagai cerita.

“Hai, boleh duduk di sini, ito...”, pintaku
“Oh, silahkan, ito....”, sambut wanita yang berlensa minus.
“Kenalkan, saya Marada ...”, aku memperkenalkan diri.
“Saya Yanti....”, sambutnya.
“Lusi...”, sambung.

Ada sekitar 30 menit kami bercerita banyak hal sampai pada akhirnya kami membahas ke hal yang pribadi.

“Maaf to, kalau boleh tanya usia ito Yanti berapa ya...”, tanyaku kepada Yanti.
“Tiga puluh tujuh tahun, to...”, jawabnya sambil meneguk coca colanya.
“Ah, masa...”, aku terkejut. “Ito Lusi berapa...”, beralih bertanya kepada Lusi.
“Usiaku 36 tahun....”, jawabnya santai.

“Ah, yang seriuslah ito bilang”, aku makin bertambah heran. “Masa usia orang ito tidak sesuai
dengan wajah dan badan ito? Berdeketan lagi...”.
“Kalau ito ga percaya, ni KTP-ku...”, Yanti langsung menunjukkan KTP-nya.
“Sekalian KTP-ku....”, sambung Lusi sambil memberikan KTP kepadaku.

Karena aku semakin penasaran akhirnya aku terima dan perhatikan KTP tersebut. Ternyata memang benar usia yang mereka sebutkan. Usia Yanti memang 37 tahun namun di KTP-nya dicantumkan dia belum menikah. Sedangkan Lusi usianya 36 tahun namun sudah menikah. Dilihat dari keterangan KTP masing bahwa mereka satu alamat dan marga mereka sama.

“Orang ito kakak-adik ya...”, tanyaku penasaran.
“Iya, to...! Emang kenapa...”, kata Yanti.
“Ga’ kenapa-napa..., hanya heran aja koq bisa adiknya duluan nikah...”, jelasku kepada mereka.

“Ya, maklumlah....! Mungkin belum waktunya, to...”, jelas Yanti.
“Berarti ito Lusi sudah punya anak...”, tanyaku kembali.
“Iya, tiga orang. Paling besar sudah kelas satu SMP....”, jawan Lusi.

Wah, ternyata wanita sekarang sangat sulit dibedakan. Dari pertemuan tersebut sangat sulit membedakan apakah mereka sudah menikah atau belum, juga sangat sulit membedakan apakah usia mereka masih muda atau sudah tua.

Pengalaman lain, kalau aku amat-amati para wanita (anak gadis) yang merupakan anggota Remaja/Pemuda/i Gereja di GKPI Pearaja Tarutung (tempat aku berjemaat) mereka kelihatannya sudah dewasa, jauh berbeda di waktu mereka memakai seragam SMA di waktu sekolah.

Percaya atau tidak, para wanita secara umum di Tapanuli Utara, secara khusus di kota Tarutung sudah sangat sulit dibedakan. Mohon maaf, penelitian ini memang tidak secara ilmiah saya lakukan namun saya lakukan hanya bersifat pengalaman sehari-hari saja di saat saya bertemu dan berkenalan dengan beberapa wanita. Kecantikan para wanita di Kabupaten Tapanuli Utara sudah tidak kalah lagi dengan para wanita yang ada di kota-kota besar lainnya juga tidak kalah kalau dibandingkan dengan artis-artis Indonesia. Karir wanita juga sudah lumayan di Kabupaten Tapanuli Utara.

Tapi, soal kedewasaan jiwa para wanita di Kabupaten Tapanuli Utara saya belum bisa jelaskan, karena bisa saja usianya sudah dewasa tapi jiwanya belum, atau sebaliknya usianya masih sangat muda tapi jiwanya sudah dewasa.

Ingin lebih jelasnya lagi, kiranya para pembaca langsung saja tanya ama wanita-wanita yang di Kabupaten Tapanuli Utara, atau langsung turun ke lapangan.

Terima Kasih.
Tarutung, 16 Desember 2008
Oleh : B. Marada Hutagalung

10 July 2008

10 JULI 1981 - 10 JULI 2008

10 JULI 1981 - 10 JULI 2008

Akhirnya umurku kini 27 tahun, dan selama 27 tahun ini saya sudah banyak mengalami berbagai macam masalah. Banyak pengalaman-pengalaman sukacita dan dukacita yang saya lalui. Kadang saya menikmati keindahan, kadang saya menikmati kepahitan. Sering saya menalami ketakutan, dan sering saya mau menang sendiri.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah melahirkan saya ke dunia ini melalui ibu saya (SM. Situmeang) yang dinikahi oleh ayah saya (H. Hutagalung). Tak ada kegiatan yang istimewa yang saya rencakan, hanya merenung sejenak dan berdoa kepada Tuhan.

Jujur saja saya akui, saya bukanlah manusia sempurna. Terkadang saya harus melakukan yang bukan kemampuan saya sehingga membuat hidup saya sering merasa tersiksa. Banyak kesalahan yang saya lakukan dan juga saya memiliki kelemahan, keburukan dan kekurangan.

Hari ini aku memohon kepada Tuhan agar saya diberi kemampuan untuk melewati jalan yang curam, berapi dan berduri yang menghalangi rencana saya. Juga memohon kepada Tuhan agar saya diberi kekuatan untuk mampu menyebrangi lautan yang berombak, yang disertai dengan badai yang menghambat tujuan saya.

Hanya itu permohonan saya kepada Tuhan
Happy Birthday for me.....! Amin

12 May 2008

TURUT BERDUKACITA ATAS MENINGGALNYA PDT. J.P. ARITONANG,.Sm.Th

TURUT BERDUKACITA ATAS MENINGGALNYA PDT. J.P. ARITONANG,.Sm.Th

Tanggal 11 Mei 2008 (pukul 11.30 WIB) saya mendengar warta jemaat di Gereja (GKPI Pearaja), bahwa Pdt. Jan Piter Aritonang mengalami penyakit komplikasi. Dia dibawa ke rumah sakit umum Balikpapan untuk diobati. Setelah warta dibacakan, calon sintua A. Lumbantoruan tidak lupa mendoakannya agar lekas sembuh dan bisa kembali melayani di umat-Nya.
Pada kebaktian pentakosta II (di GKPI Pearaja) tanggal 12 Mei 2008, kembali saya mendengar berita jemaat bahwa Pdt. Jan Aritonang telah meninggal yang disampaikan oleh Pdt. SB. Purba, BTh, dan didoakan melalui doa syafa'at. Setelah saya mendengar hal tersebut, hati saya tiba-tiba terkejut. Saya jadi teringat akan pelayanannya selama menjadi Pendeta Resort di GKPI Pearaja. Beliau sudah 11 tahun menjadi Pendeta Resort GKPI Pearaja. Sekitar 1 atau 2 thn menjadi Pendeta Resort di GKPI Bekasi. Dan terakhir menjadi Pendeta Resort GKPI Balikpapan. Saya tidak melakukakan apa-apa selain berdoa, agar seluruh sanak keluarganya yang ditinggalkannya tetap tabah mengahadapi hal tersebut dan tetap memuji Tuhan serta mendapat berkat dari Tuhan Yesus Kristus.

Segenap Pribadi Saya, dan Seluruh Keluarga Saya mengucapkan :

TURUT BERDUKACITA ATAS MENINGGALNYA Pdt. JAN PITER ARITONANG, Sm.Th

Marada Hutagalung,S.Th

16 April 2008

Hoping and Reaching The Ambition (terjemahan)


Hoping and Reaching The Ambition

I am me, indeed I’m me, not other people. Course, the self of me has dream or ambition alike other people have it.

In the next future, I would not know yet what would I to be. I stay doing many efforts to be a good man or to be able the good future. I don’t want to be a bad man in the next future. Are there men want to be the mad men in their future later? I think no all the men want to be. Included my self.

I’m sure all the men in the world own the talent in their selves. But much people aren’t a few of them are not understand how the way to advance their talents. No the human beings who was born in the world have no talent. Whole the human being was born certainly have the talent. But the way to advance it only we’re confused.

Hoping and reaching the ambition is alike to reach the star in the sky. Sometimes I think how to reach the star in the sky while the cloud in the blue sky can not be reached. Indeed, hoping and reaching the ambition must be ready for willing to sacrifice or ready for suffering. Very hard, because I must struggle to do my aim.

I hope the God to capable me for walking on the street have fire, thorn, and steep; I hope the God to capable my self for facing the thorm and wave when I’m sailing to reach the ambition.

O my God, help me…., please…!
----------------------------
Indonesia

Pengharapan dan Pencapaian Cita-cita
Saya adalah saya, memang saya adalah saya, bukan orang lain. Tentu secara pribadi saya memiliki mimpi atau pun cita-cita sama seperti orang lain. Di masa yang akan datang, saya belum bisa mengetahui akan menjadi apakah saya ini. Saya tetap melakukan banyak usaha untuk menjadi orang yang baik atau mendapatkan masa depan yang cerah. Saya tidak ingin menjadi orang yang buruk (secara perilaku) di masa yang akan datang. Adakah orang ingin menjadi manusia edan di masa depannya? Saya pikir tidak satupun orang ingin menjadi seperti itu. Termasuk pribadi saya. Saya yakin bawah semua orang di dunia ini memiliki talenta masing-masing. Tetapi banyak orang yang (tidak sedikit) tidak mengerti bagaimana cara mengembangkan talentanya. Tidak satupun manusia lahir ke dunia ini dengan tidak memiliki talenta. Semua manusia lahir dilahirkan dengan memiliki talenta tertentu. Tetapi, kita bingung bagaimana cara pengembanganya. Pengharapan dan pencapaian cita-cita adalah seperti meraih bintang di langit. Terkadang saya berpikir bagaimana meraih bintang di langit sedangkan awan saja tak bisa kita raih. Memang pengharapan dan pecapaian cita-cita haruslah siap untuk rela berkorban atau siap untuk menderita. Sangat sulit, karena saya harus berjuang untuk melakukan tujuan saya. Saya berharap kepada Tuhan agar memampukan saya di saat saat saya berjalan di atas jalan yang berapi, berduri dan terjal; saya berharap Tuhan memampukan diri saya untuk menghadapi badai dan ombak di saat saya sedang berlayar untuk mencapai cita-cita. Ya Tuhan, mohon pertolonganmu....!
------------
Batak Toba
Panghirimon dohot Mandopothon Sinta Ni Roha

Ahu i ma ahu, jala ahu memang ahu, ndada halak na asing. Tontu sahali ahu secara pribadi nampuna nipi manang sinta-sinta sarupa songon halak na asing. Tu na naeng ro, ndang boi do pe au mamboto gabe songong dia ma au annon. Alai, tontong do au marulaon laho gabe halak na denggan manang mandapothon ari na denggan tu na naeng ro. Ndada lomo roha gabe jolma na ramun di ari na naeng ro. Adong do jolma olo gabe jolma na maroha so denggan? Huroha, sada pe ndang adong na olo gabe songon i. Termasuk au sandiri. Pos do rohanghu sude jolma na di portibi on adong talentana ganup marsadasada. Alai ndang godang na mamboto songon dia laho mengembanghon talentana. Ndada adong jolma tubu tu portibi on ndang martalenta. Alai hita sandiri hurang mamboto songon dia do laho mengembanghon. Panghirimon dohot mandopothon sinta ni roha i ma tarsongon mandapothon bintang na di langit. Alai sipata ahu marpingkir boha do mandapothon bintang na di langit sedangkan ombun ndada boi tadapothon. Tontu ingkon rade do hita berkorban manang rade manghilala parsorian di na laho mandapothon i. Memang maol do, ala au ingkon berusaha mangulahon na hinirim i. Manghirim do au tu Debata asa dilehon gogo tu au laho mardalan di atas tano na marapi, marsuga nang dalan na sega; manghirim do au tu Debata asa dilehon gogo di au laho mangadopi halisungsung dohot aek na balga di tingki au laho madapothon sinta ni roha i. O Tuhan, urupi ma au....!

Mohon maaf, terjemahan bahasa Batak Toba kurang bagus sebab menerjemahkan bahasa Indonesia (lain) ke bahasa Batak Toba adalah lebih sulit dari pada menerjemahkan Bahasa Batak Toba ke bahasa Indonesia (lain).


15 April 2008

Hoping and Reaching The Ambition

Hoping and Reaching The Ambition
I am me, indeed I’m me, not other people. Course, the self of me has dream or ambition alike other people have it.
In the next future, I would not know yet what would I to be. I stay doing many efforts to be a good man or to be able the good future. I don’t want to be a bad man in the next future. Are there men want to be the mad men in their future later? I think no all the men want to be. Included my self.
I’m sure all the men in the world own the talent in their selves. But much people aren’t a few of them are not understand how the way to advance their talents. No the human beings who was born in the world have no talent. Whole the human being was born certainly have the talent. But the way to advance it only we’re confused.
Hoping and reaching the ambition is alike to reach the star in the sky. Sometimes I think how to reach the star in the sky while the cloud in the blue sky can not be reached. Indeed, hoping and reaching the ambition must be ready for willing to sacrifice or ready for suffering. Very hard, because I must struggle to do my aim.
I hope the God to capable me for walking on the street have fire, thorn, and steep; I hope the God to capable my self for facing the thorm and wave when I’m sailing to reach the ambition.
O my God, help me…., please…!
Espérant et atteignant l'ambition
Je suis moi, en effet je suis moi, non d'autres. Courir, l'individu de moi a le rêve ou l'ambition de même d'autres l'ont.
Dans un avenir suivant, je ne saurais pas encore ce qui I serait. Je reste faisant beaucoup d'efforts d'être un bon homme ou de pouvoir en mesure le bon futur. Je ne veux pas être un mauvais homme dans un avenir suivant. Y a-t-il des hommes veulent-il être les hommes fous dans leur futur plus tard ? Je pense qu'aucun tout l'homme ne veut être. A inclus mon individu.
Je dois sûr tous les hommes dans le monde posséder le talent dans leurs individus. Mais beaucoup de personnes ne sont pas quelques uns d'eux ne doivent pas comprendre comment la manière d'avancer leurs talents. Aucun les êtres humains qui a été soutenu dans le monde n'ont aucun talent. La totalité l'être humain a été soutenue certainement ont le talent. Mais la manière de l'avancer seulement nous sommes confus.
Espérer et atteindre l'ambition est semblable pour atteindre l'étoile dans le ciel parfois que je pense comment atteindre l'étoile dans le ciel alors que le nuage dans le ciel bleu ne peut pas être atteint. En effet, espérer et atteindre l'ambition doivent être prêts pour vouloir sacrifier ou préparer pour la souffrance. Très dur, parce que je dois lutter pour faire mon but.
J'espère que Dieu à capable je pour marcher sur la rue ont le feu, épine, et le trempent ; J'espère Dieu à capable mon individu pour faire face au thorm et ondule quand je navigue pour atteindre l'ambition.
O mon Dieu, m'aident...., svp… !
Den Ehrgeiz hoffen und erreichend
Ich bin ich, in der Tat ich bin ich, die nicht Leute. Kursieren, hat der Selbst von mir Traum, oder Ehrgeiz gleich die Leute hat ihn.
In der folgenden Zukunft würde ich nicht noch wissen, was I sein würde. Ich bleibe, tuend viele Bemühungen, zu sein ein guter Mann oder in der Lage zuSEIN die gute Zukunft. Ich möchte nicht ein schlechter Mann in der folgenden Zukunft sein. Gibt es Männer möchten die wütenden Männer in ihrer Zukunft sein später? Ich denke, daß keine alle Männer sein möchten. Schloß mein Selbst ein.
Ich soll sicher alle Männer in der Welt das Talent in ihren Selbst besitzen. Aber viele Leute sind nicht einige von ihnen sollen nicht verstehen wie die Weise, ihre Talente vorzurücken. Kein haben die Menschen, die in der Welt getragen wurde, kein Talent. Ganzes das menschliche Wesen wurde zweifellos haben das Talent getragen. Aber die Weise, sie vorzurücken nur sind wir konfus.
Das Hoffen und das Erreichen des Ehrgeizes ist gleich, den Stern im Himmel zu erreichen, manchmal, das ich denke, wie man den Stern im Himmel erreicht, während die Wolke im blauen Himmel nicht erreicht werden kann. In der Tat den Ehrgeiz müssen zu hoffen und das Erreichen zum Willen bereit sein, für das Leiden zu opfern oder vorzubereiten. Sehr stark, weil ich kämpfen muß, um mein Ziel zu tun.
Ich hoffe, daß der Gott zu fähigem ich für das Gehen auf die Straße Feuer, Dorn haben und durchtränken; Ich hoffe den Gott zu fähigem mein Selbst für das Gegenüberstellen des thorm und bewege wellenartig, wenn ich segele, um den Ehrgeiz zu erreichen.
O mein Gott, helfen mir...., bitte…!

Sperando e raggiungendo l'ambizione
Sono me, effettivamente io sono me, non la gente. Scorrere, l'auto di me ha sogno o l'ambizione la gente lo ha egualmente.
In futuro prossimo, non conoscerei ancora che cosa I sarebbe. Rimango facente molti sforzi essere un buon uomo o potere il buon futuro. Non desidero essere un uomo difettoso in futuro prossimo. Sono ci uomini desiderano essere gli uomini pazzi in futuro loro più successivamente? Penso che nessun tutto l'uomo desideri essere. Ha incluso il mio auto.
Devo sicuro tutti gli uomini nel mondo possedere il talento nei loro auto. Ma molta gente non è alcuni di loro non deve capire come il senso avanzare i loro talenti. Nessun gli esseri umani che è stato sopportato nel mondo non hanno talento. Il tutto l'umano è stato sopportato certamente ha il talento. Ma il senso avanzarlo soltanto siamo confusi.
La speranza e raggiungere dell'ambizione sono simili raggiungere la stella nel cielo a volte che penso come raggiungere la stella nel cielo mentre la nube nel cielo blu non può essere raggiunta. Effettivamente, sperare e raggiungere l'ambizione devono essere pronte per volere sacrificare o ready per soffrire. Molto duro, perché devo lottare per fare il mio scopo.
Spero che il dio a capace me per camminare sulla via abbia fuoco, spina e bagni; Spero il dio a capace il mio auto per l'affronto del thorm e fluttuo quando sto navigando per raggiungere l'ambizione.
La O il mio dio, lo aiuta...., prego…!

Esperando y alcanzando la ambición
Soy yo, yo soy de hecho yo, no la gente. Cursar, el uno mismo de mí tiene sueño o la ambición la gente lo tiene igualmente.
En el futuro próximo, no sabría todavía cuál I sería. Permanezco que hace muchos esfuerzos de ser un buen hombre o de poder el buen futuro. No deseo ser un mal hombre en el futuro próximo. ¿Hay hombres desea ser los hombres enojados en su futuro más adelante? Pienso que ningunos todos los hombres desean ser. Incluyó a mi uno mismo.
Debo seguro todos los hombres en el mundo poseer el talento en sus uno mismo. Pero mucha gente no es alguna de ellos no debe entender cómo la manera de avanzar sus talentos. Ningún los seres humanos que fue llevado en el mundo no tienen ningún talento. El conjunto el humano fue llevado ciertamente tiene el talento.Pero la manera de avanzarla solamente somos confusos.
Esperar y alcanzar la ambición es semejantes alcanzar la estrella en el cielo que pienso a veces cómo alcanzar la estrella en el cielo mientras que la nube en el cielo azul no puede ser alcanzada. De hecho, esperar y alcanzar la ambición deben ser listos para querer sacrificar o alistar para sufrir. Muy difícilmente, porque debo luchar para hacer mi puntería.
Espero que el dios a capaz yo para caminar en la calle tenga fuego, espina, y que lo empape; Espero a dios a capaz mi uno mismo hacer frente al thorm y agito cuando estoy navegando para alcanzar la ambición.
O mi dios, me ayuda...., por favor…!
Esperando e alcançando a ambição
Eu sou mim, certamente mim sou mim, não o pessoa. Percorrer, o self de mim tem o sonho ou a ambição igualmente os povos tem-no.
No futuro seguinte, eu não saberia ainda o que I seria. Eu permaneço fazendo muitos esforços ser um homem bom ou poder o futuro bom. Eu não quero ser um homem mau no futuro seguinte. Há homens quer estar os homens loucos em seu futuro mais tarde? Eu penso que nenhum todo o homem quer ser. Incluiu meu self.
Eu devo certo todos os homens no mundo possuir o talent em seus selves. Mas muito pessoa não é alguns deles não deve compreender como a maneira avançar seus talents. Nenhum os seres humanos que foi carregado no mundo não têm nenhum talent. O todo ser humano foi carregado certamente tem o talent. Mas a maneira avançá-la somente nós somos confused.
Esperar e alcançar a ambição são semelhantes alcançar a estrela no céu às vezes que eu penso de como alcançar a estrela no céu quando a nuvem no céu azul não puder ser alcançada. Certamente, esperar e alcançar a ambição devem estar prontos para querer sacrificar ou aprontar-se para sofrer.Muito duramente, porque eu devo se esforçar para fazer meu alvo.
Eu espero que o deus a capaz mim para andar na rua tenha o fogo, espinho, e o embeba; Eu espero o deus a capaz meu self enfrentando o thorm e aceno quando eu sailing para alcançar a ambição.
O meu deus, ajuda-me...., por favor…!

Надеющся и достигающ гонор
Я мной, деиствительно я мной, не людях. Теките, собственная личность меня имеет сновидение или гонор alike людях имеет его.
В следующем будущем, я не знал бы пока I было бы. Я остаюсь делающ много усилий быть хорошим человеком или мочь хорошее будущее. Я не хочу быть плохим человеком в следующем будущем. Будут люди хотят быть сумашедшие люди в их будущем более поздно? Я думаю никакие все люди не хотят быть. Включил мою собственную личность.
Я должны уверен все люди в мире иметь талантливость в их собственных личностях. Но много люди не несколько из их не понять как дорога выдвинуть их талантливости. Никак людские существования был принесен в мире не имеют никакую талантливость. Целый людское существование было принесено некоторо имеет талантливость. Но дорога выдвинуть ее только мы confused.
Надеяться и достижение гонор alike для достижения звезды в небе иногда, котор я думаю как достигнуть звезду в небе пока облако в голубом небе можно достигнуть. Деиствительно, надеяться и достижение гонор должны быть готовы для завещать пожертвовать или подготавливать для терпеть. Очень крепко, потому что я должен бороться для того чтобы сделать мою цель.
Я надеюсь бог к способному я для гулять на улицу имеет пожар, терний, и вымачивает; Я надеюсь бог к способному моя собственная личность для смотреть на thorm и развеваюсь когда я sailing для достижения гонора.
О мой бог, помогает мне...., пожалуйста...!

23 March 2008

POETRY OF CHRISTINE SIMORANGKIR (SURGA CINTAKU)

Kristin Simorangkir

SURGA CINTAKU
"MARADA HUTAGALUNG"

Malam yang begitu Indah Ingin sekali
Aku lewati bersamanya
Rasa cinta yang kini mendalam ingin segera
Aku katakan
Dengarkanlah senandung hatiku ini rasa cinta yang ingin selalu
Aku ungkapkan

Hati ini tak bisa berdusta karena diriku terlalu sayang dia
Untuknya akan kuserahkan seluruh cinta ini
Tanpanya hidup akan terasa hampa
Anganku ingin dapat menjadi Kekasih hatinya jika ini sia-sia, hati ini akan terasa
galau, galau dan galau
Aku tidak akan lupa dengan semua janjimu
Lama aku suka padamu tapi aku akan berjuang
Untuk dapatkan cintamu
Namun, tolong jangan coba untuk
Gantungkan cintaku...!!!

by: Christin Simorangkir



ARTI SEBUAH KATA

Ku yakin...
Setiap orang di dunia pasti merasakan
Rasa cinta yang mendalam kepada seseorang

Namun hanya di dalam khayalan
Yang berkata cinta secara bijaksana
Namun aku tetap tak mengerti dengan
Kehendak Tuhan...

Ketika hati ini berbicara
Kalau cinta telah membawa
Tapi mulut ini selalu terkunci
Jika ingin mengungkapkan maksud hati

Apa arti sebuah kata
Kata sayang dan kata cinta
Namun hanya terucap di mulut saja

Lebih baik ku'genggam tanganku di angan
Dari padaku harus terluka
Oleh Tutur kata yang manis namun berbisa
Yang terucap dari mulut penuh dengan dusta

by: Christin Simorangkir

Puisi di atas adalah karya Christin Simorangkir (lihat Facebooknya di http://www.facebook.com/kristin.simorangkir), dan puisi tersebut sudah lama dibuatnya.

28 February 2008

KAPAN KAMU NIKAH...?

Nikah merupakan kata yang sudah umum kita dengar, bahkan sudah melakukannya. Nikah itu sebenarnya sama dengan kata KAWIN. Akan tetapi, kata Nikah pada saat ini sudah berbeda artinya dengan Kawin...!

Nikah dan Kawin memiliki persamaan arti, yaitu penyatuan jiwa dan jasmani antar jenis kelamin yang berbeda untuk membentuk suatu keluarga (tentunya termasuk melahirkan keturunan baru).
Itulah persamaannya....! Di mana perbedaannya...! Perbedaanya, kata Nikah lebih cocok dipakai pada hal-hal yang resmi, sedangkan Kawin merupakan suatu hal yang tidak resmi. Oleh karena itu muncul pepatah : "Lebih mudah kawin dari pada menikah". Kenapa? Karena nikah harus banyak yang dihadapi dan dipersiapkan secara matang, sedangkan kawin... wah langsung aja masuk kamar dan..... (ups...ga perlu diteruskan sebab anda sudah tahu maksudnya).

Akan tetapi apa latar belakang saya membuat tulisan ini di blog? To the point aja, sebenarnya ini berawal dari ucapan dari pihak orang tua saya, keluarga orang tua saya (keluarga ibu dan bapak), dan sanak saudara/i lainnya, beserta teman-teman saya. Mereka meminta agar saya segera menikah mengingat bahwa saya adalah anak pertama/sulung. Dalam istilah Batak Toba saya adalah 'panggoaran ni' orang tua saya. Tidak hanya itu saja, saya juga adalah cucu pertama dari anak laki-laki kakek saya dalam isitilah Batak Toba disebut "Pahompu Panggoaran". Di samping itu, juga mengingat usia saya semakin bertambah.

Sebenarnya saya ingin sekali menikah, akan tetapi saya belum matang baik secara material, spritual, jasmani, dsb. Tidak hanya itu saja, saya tidak tahu siapa yang harus saya nikahi ("he...he...he..., jujur banget...." red.). Eh, yang jelas yang harus dinikahi itu kan wanita...! Yup, tepat sekali karena saya adalah normal, tapi si wanita itu siapa yah...?

Aku tidak tahu kenapa aku seperti ini. Aku tidak tahu di mana kekurangan dan kelemahanku atau keburukan, padahal aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Anehnya, aku bisa bantu teman untuk bisa pacaran sampai bisa menikah. Tapi, aku sendiri tak bisa. Apakah itu akibatnya menjadi 'mak comblang...? Aku pikir tidak juga, karena teman-temanku yang lain yang sudah pernah menjadi 'mak comblang' atau pun menjadi pendamping orang yang menikah (Panaru) bisa koq menikah...! Tapi kenapa aku tidak ...?



Wah, teman-teman sebayaku sudah pada banyak yang menikah dan punya anak. Bahkan teman-teman yang di bawah umurku juga sudah banyak yang menikah, punya anak lagi. Aku rasa ini merupakan tantangan yang paling berat bagiku. Yah... kalau memang itu terjadi, ya aku terima aja. Aku anggap aja itu sebagai pelajaran dan pengalaman dalam hidupku.

Kalau aku ditanya, Kapan kamu nikah...? Terpaksa aku jawab aja seperti yang diiklan itu agar aku tidak stres memikirkannya....! Tapi terkadang aku jawab, "Tunggu tanggal mainnya, sabar aja, akan kukirim undangannya...!" Eh, undangan belum terkirim....!

Mungkin dengan kesabaran dan ketabahan serta keyakinan kepada Tuhan dibarengi dengan doa dan aktivitasnya aku bisa mendapatkan apa yang kuinginkan.

"Kapan kamu nikah....?"
"May.....!"
"Woiiii, Marada nikah bulan Mei...!"
"May be yes...! May be no...!!!
"????"
"(ENJOY AJA)!"





NB. :
Kepada pembaca blog, mohon beri komentar (saran/kritik) yang membangun...! Thx...!

22 February 2008

Studi Kasus : MEMILIH SATU DI ANTARA DUA

MEMILIH SATU DI ANTARA DUA
(Ditinjau dari sudut Masa Percintaan Muda/i)


I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


Penulisan ini berawal dari beberapa pemuda atau pemudi yang mencintai dua wanita (pria) yang berbeda, oleh karena itulah penulis memilih judul “Memilih Satu Di Antara Dua” yang ditinjau dari sudut Masa Percintaan Muda/i.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana cara menemukan solusi untuk memilih satu di antara dua.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dua orang yang berbeda agar tidak terjadi pertengkaran atau rasa kebencian.


C. Manfaat
1. Bermanfaat sebagai penyelesaian masalah yang terjadi pada masa muda/i masa kini secara khusus dalam bidang percintaan
2. Bermanfaat bagi pembaca yang mengalami peristiwa dalam penulisan ini.


II. KERANGKA TEORITIS


A. Pengertian
Pertama sekali yang perlu kita ketahui Pengertian adalah Memilih Satu Di Antara Dua. Namun sebelumnya pengertian tersebut kita lihat dari kata per kata, yakni pengertian ‘Memilih’ dan ‘Satu di antara dua’.

Memilih berasal dari kata dasar ‘Pilih’, yang artinya membuat keputusan/ketetapan satu dari antara dua atau lebih dengan berbagai pertimbangan tertentu. 

Dengan demikian Memilih Satu di antara Dua adalah membuat keputusan/ketetapan satu dari antara dua dengan berbagai pertimbangan tertentu.

B. Makna “Cinta”

Kata ini sudah umum kita dengar baik dari anak-anak, remaja, pemuda/i sampai ke orang tua.

Dalam bahasa Inggris disebut Love. Jika kita lihat dalam kamus kata love diartikan cinta, kasih, sayang, dsb. Sekilas, orang Indonesia sering membedakan cinta dan kasih. Dalam bahasa Jerman disebut Lieβe, dalam bahasa Yunani disebut Philos, Ibrani disebut Ahav, Cina dan Jepang disebut Ai. Dalam bahasa Batak Toba disebut ‘Holong’.
Terkadang pemahaman banyak orang bahwa makna cinta itu sulit dipahami karena mengorbankan banyak hal. Kendati demikian cinta itu masih dapat diartikan. Jadi makna cinta adalah bentuk perasaan senang, tertarik, membutuhkan dari seseorang terhadap objek tertentu. Jadi bentuk cinta itu dapat dimaknai dengan merawat, memelihara, membutuhkan/dibutuhkan, membantu/dibantu. Walau demikian cinta itu tidak dapat dilihat dengan mata karena bentuknya abstrak. Namun yang dapat dilihat secara nyata atau kongkritnya adalah tindak-tanduk dari perasaan cinta itu yaitu beberapa hal pengorbanan (perasaan, waktu, materi, dan spiritual).

C. Makna dan Motivasi Berpacaran
Dalam berpacaran sering kali orang salah paham terhadap maknanya. Terkadang berpacaran itu dianggap sebagai pemuas nafsu seksualitas saja, atau hanya kesenangan belakang saja. Akan tetapi berpacaran itu adalah dua orang yang berbeda jenis kelamin yang bersatu atas dasar cinta kasih.
Berpacaran itu masih dibatasi oleh berbagai hal yang tidak boleh dilakukan. Baik agama atau norma lainnya telah mematok di mana batas pacaran.
Pacaran memang betul mengarah ke jenjang pernikahan akan tetapi apa yang dibutuhkan dalam pernikahan tidak semuanya dibutuhkan dalam berpacaran, misalnya kebutuhan seks.
Dan tidak seharusnya orang yang menjadi pacar menjadi pendamping hidupnya dalam pernikahan. Jika ada yang lebih baik boleh dipilih tentu dengan banyak pertimbangan dan resiko berat. Tetapi jangan disalahartikan berpacaran itu hanya sebatas bermain-main saja.
Perlu diketahui ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berpacaran:
1. Selama berpacaran tidak boleh melakukan apa yang dilarang agama atau norma lain.
2. Dalam berpacaran dapat saling membantu sesuai dengan kemampuan dari ke-dua belah pihak.
3. Saling menghargai satu sama lain.
4. Mencium boleh saja tetapi tidak boleh mencium yang lain selain kening atau pipi. Akan jika bentuk ciuman itu disebabkan oleh nafsu segera atasi agar tidak terjadi dan merembes ke hal yang lebih parah lagi.
5. Berpacaran harus ada rasa pengorbanan. 

III. POKOK PERMASALAHAN
A. Latar Belakang Kasus
Mario (nama samaran) berusia 26 tahun telah 4 (empat) kali berpacaran, dan pada tahun ini dia berpacaran untuk yang ke-5 (lima) kali. Duka dan sukacita telah dialaminya selama 4 kali berpacaran. Masalah-masalah yang dihadapinya selama berpacaran 4 kali dapat diselesaikannya dengan baik tanpa ada rasa dendam di antara ke-dua belah pihak meski masalah itu sulit diatasi. Mario telah bekerja di salah satu instansi pemerintah daerah di Sumatera Utara, dan dia telah diminta oleh orang tua untuk menikah.
Namun pada tahun ini, Mario berpacaran dengan Christine (nama samaran) selama 4 bulan menjalani 5 bulan, tiba-tiba ia menemukan wanita yang bernama Roselia (nama samaran) yang lebih menyentuh hatinya.
Christine adalah wanita yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara ini, yang dulunya juga tempat perkuliahan daripada Mario. Tempat tinggalnya tidak begitu jauh dari Mario. Christine sifatnya baik dan jujur, tetapi jika sudah menjadi pacar berarti tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan bisa-bisa dia akan membenci/dendam terhadap orang yang telah meninggalkannya.
Roselia adalah wanita yang sudah bekerja di salah satu instansi pemerintah daerah di Sumatera Utara ini. Dia bekerja setelah tamat dari SLTA sederajat. Dia itu baik dan ramah, dan untuk selanjutnya masih dalam penelitian, namun belum dapat diketahui apakah Roselia menyukai atau tidak terhadap Mario.
Mario satu organisasi dengan Christine di lingkungannya, yang hampir dua kali mengadakan pertemuan setiap minggunya, bahkan lebih dari dua kali. Mario juga satu organisasi dengan Roselia tetapi mereka merupakan utusan dari organisasi dari lingkungan masing-masing. Artinya, Lingkungan Mario (yang sama dengan Christine) disatukan dalam organisasi lagi dan Mario dan teman-teman lainnya menjadi utusan. Demikian halnya dengan Lingkungan Roselia, maka jadilah organisasi yang mempersatukan beberapa organisasi-organisasi lingkungan yang berbeda dalam satu wilayah. Mario dan Roselia hanya dapat bertemu sekali dalam satu Minggu.
Mario memang mencintai Christine, tetapi dia juga sangat mencintai Roselia. Kenapa itu terjadi? Mario telah menganalisa (belum sepenuhnya) bahwa Roselia telah membuat hatinya tersentuh, baik itu dari tutur katanya, tingkah lakunya dan penuh wibawa.
B. Kasus Yang Dihadapi
Kasus yang dihadapi adalah Mario lebih memilih untuk mencintai Roselia, tetapi tidak dapat memutuskan Christine begitu saja. Apalagi hubungan Mario dengan Christine sudah mendalam, karena orang tuanya telah mengenal Mario bahkan sudah sering ke rumahnya, dan selalu sama dalam organisasi di lingkungannya. Jika dia memilih Roselia berarti Christine akan membenci dirinya dan dia akan keluar dari organisasi di lingkungannya. Untuk berkata jujur Mario pun sulit melakukannya. Untuk menjadikan keduanya jadi pacar sulit dan tidak bisa dilakukan oleh Mario. Saudara/iku sekalian ingatlah, lebih mudah memilih satu di antara seribu dari pada memilih satu di antara dua.

C. Solusi Untuk Mengatasi
Sebelum penulis membuat solusi terhadap masalah ini atau menyimpulkannya, ada baiknya penulis menerima solusi dari para pembaca dengan menyimak tulisan di atas dan menjawab pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah Mario harus mempertahankan Christine sekali pun ia sangat mencintai Roselia?
2. Jika Mario memilih Roselia, bagaimanakah cara Mario untuk memutuskan Christine dengan baik-baik?
3. Kepada para pembaca wanita atau pria, jika anda adalah Christine, maukah anda rela diputuskan dan mendengar kejujuran Mario? Sebaliknya Jika anda Roselia, maukah anda mendengar kejujuran Mario dan menerima cintanya?
4. Kepada para pembaca wanita atau pria, jika anda adalah Mario mana yang anda pilih? Ingat, untuk mengatasi masalah ini jangan sampai Mario harus membohongi hatinya atau kedua orang tersebut!
Terima kasih kepada anda yang akan membeikan jawaban pasti terhadap masalah ini.
By : Marada Hutalung
Tarutung, 23 Mei 2007
Tarutung, 28 Mei 2007 (revisi)


Pengunjung

Flag Counter