12 April 2008

PA PEMUDA/I : “LAYANILAH TUHANMU” (EFESUS 6:7)

Layanilah Tuhanmu (Efesus 6:7)
Versi BIS LAI 1981 : "...dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia."
Versi BIS LAI 1981 : “…Pekerjaan yang kalian lakukan sebagai hamba itu, hendaklah kalian kerjakan dengan hati yang gembira seolah-olah Tuhanlah yang kalian layani, dan bukan hanya manusia.”
Tujuan : Agar Pemuda/i Lebih Memprioritaskan Pelayanan kepada Tuhan di dalam Kehidupannya.

PENGANTAR

Sekilas tentang Kitab Efesus


Kitab Efesus merupakan salah satu surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Efesus. Kitab ini ditulis sekitar 62 M dengan tema utama “Kristus dan Gereja”. Kemungkinan surat ini merupakan surat edaran yang ditujukan untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Kitab ini masih dapat dibagi dua tema dasar yakni : (1) Bagaimana kita ditebus oleh Allah; dan (2) Bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus


Kehidupan Masa Kini


Dunia ini semakin lama semakin sempit oleh karena perkembangan IPTEK semakin canggih. Di mana pun kita berada kita tetap bisa berhubungan dengan saudara/i, teman-teman, kekasih, keluarga, pimpinan, dsb. Sama halnya dengan informasi. Di mana pun kita berada juga bisa dengan cepat mengetahui apa yang telah terjadi. Jika kita tidak seperti itu berarti kita telah ketinggalan zaman dan tertindas oleh perkembangan yang ada. Sebaliknya jika kita lebih dalam lagi masuk ke dalam perkembangan itu maka kita adalah orang yang dikuasai oleh perkembangan dan akan membuat kita lupa dengan tujuan hidup kita yang sebenarnya dan semakin lama akan jatuh ke dalam dosa. Siapa yang salah? Tuhan...! Bukan...! Iblislah yang berperan utama. Tetapi, manusia lebih bersalah lagi karena manusia itu sendiri telah menyalahgunakan karunia yang diberikan Tuhan, termasuk perkembangan itu. Lebih parah lagi, jikalau pemuda/i itu tidak dapat menikmati perkembangan itu merasa dirinya menderita dan malah berusaha mencoba untuk masuk ke perkembangan dengan cara menjerumuskan dirinya ke dunia gelap. Habis Kolo dengan memuji Tuhan ato kebaktian ato bilangin yang benar aja aku malah ketinggalan zaman...! Betul...nggak...? Memang jikalau hanya kebaktian doang atau memuji Tuhan dengan mulut, tidak dengan iman sudah barang tentu kita tertindas oleh perkembangan dan dikuasai oleh dosa. Hanya karena perkembangan zaman semakin pesat menguasai jiwa manusia (khususnya Pemuda/i) membuat dirinya lebih suka dilayani daripada melayani, apalagi tidak mau melayani Tuhan. Uniknya lakon ini dibantu oleh sutradara yang tersohor di jagat raya yang bukan skenario dari Tuhan. Padahal Dia telah menuliskan cerita untuk kita lakonkan dengan baik. Tetapi kita malah mengikuti cerita yang sudah diputarbalikkan sang sutradara (alias setan) dengan iming-iming imbalan yang besar dan cepat didapat. Betul juga..., pantas aja pemuda/i ini lebih suka dengan hidup yang hura-hura yang hedonitif. Memang pada awalnya si lakon mendapat imbalan besar, tetapi tak tahunya lakon yang salah itu membuat diri terjebak dalam penjara dosa. Lakon yang dipilihnya itu ternyata dilakukan untuk melayani si perusak skenario alias Iblis atau setan. Itu masih anak buahnya, lho...! Gimana kalau rajanya yang terjun langsung. Wah..., bisa-bisa jiwa kita malah menjadi antek-antek iblis dan membantu segala pekerjaannya. Kasihan sekali pemuda/i yang ikut di dalamnya. Keinginannya untuk dilayani malah terbalik melayani iblis. Andai dia ikut Tuhan ia tidak akan seperti itu. Memang berat melayani Tuhan, tetapi justru lebih berat melayani iblis. Memang pada awalnya tidak begitu sulit tetapi pada akhirnya kita akan dituntut melakukan banyak permintaan dari Iblis sampai membuat kita mati kekal. Bagaimana dengan nasib pemuda/i yang terjebak dalam dunia gelap? Nasibnya memang sudah sekarat, tetapi nasibnya masih dapat diubah selagi dia masih mau bertobat dan kembali dari awal untuk mengikuti skenario dari Tuhan. Permintaan Tuhan tidak banyak, pokoknya kita layani Tuhan. Caranya, kita lihat penjelasannya di bawah ini!


PENJELASAN


“Layanilah Tuhan...” merupakan tema PA kita hari ini. Dalam kamus Bahasa Indonesia kata dasar Layani adalah layan. Namun kita semua jarang memperhatikan kata dasar tersebut. Bagaimana rupanya maksud kata Layanilah Tuhanmu? Untuk itu mari perhatikan beberapa hal di bawah ini :
- Mat 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Bagian ini merupakan amanat dari Tuhan yang harus kita jalankan yakni menjadi Pekabar Injil.
- Ul 18:7, “…dan menyelenggarakan kebaktian demi nama TUHAN, Allahnya, sama seperti semua saudaranya, orang-orang Lewi, yang melayani TUHAN di sana,…”. Melalui kebaktian kita juga dapat melayani Tuhan.
- 2 Taw 30:22, “Hizkia mengucapkan kata-kata pujian kepada semua orang Lewi yang menunjukkan akal budi yang baik dalam melayani TUHAN. Demikianlah orang memakan makanan perayaan selama tujuh hari, sambil mempersembahkan korban keselamatan dan mengucapkan syukur kepada TUHAN, Allah nenek moyang mereka…”. Dengan akal budi sambil memberi persembahan kita dapat melayani Tuhan.
- Kis 20:19, “…dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” Melayani Tuhan dengan kerendahan hati meskipun dalam penderitaan.
- 1 Kor 7:35, “Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan”. Melakukan yang benar dan baik menurut Tuhan adalah melayani Tuhan juga.
- Ef 6:7, (Nats PA kita) Mengajak kita untuk melayani Tuhan dengan penuh kerelaan.


Berbicara tentang melayani Tuhan tidak luput dari siapa orang yang melayani. Jadi orang yang melayani Tuhan disebut Pelayan Tuhan. Secara khusus Pelayan Tuhan itu meliputi para Imam, Pendeta, Gembala Sidang, Pastor, Prater, Penatua Gereja, Majelis, dan Pengurus Gereja. Tetapi yang perlu dipahami adalah makna yang lebih luas. Siapapun, di mana pun, berada dan apapun terjadi semua orang bisa jadi pelayan Tuhan. Hanya saja praktek pelayanannya sedikit banyak pasti berbeda dengan Pelayan Tuhan dalam arti khusus. Perkembangan bukanlah menjadi pengatur hidup kita untuk tidak berkomunikasi dengan Tuhan. Jika teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini berkembang, maka kitapun tetap lebih memperndalam komunikasi dengan Tuhan. Perkembangan itu sangat kita butuhkan dan kita inginkan, tetapi perkembangan itu dapat juga kita gunakan untuk melayani Tuhan, bukan hanya melayani sendiri. Lihat kalimat “...seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia...”, kalimat bukan manusia jangan kita artikan ‘manusia tidak dilayani’. Dapat kita bandingkan dengan versi Alkitab BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari). Ditulis di situ adalah bukan hanya manusia. (Ingat, Alkitab BIS terbitan LAI bukan digunakan untuk menambah atau mengurangi isi tulisan Alkitab, melainkan untuk memberi penjelasan secara tersurat dan tersirat. Artinya menjelaskan makna secara harifah dan tersembunyi). Dengan demikian dapat disimpulkan ayat ini merupakan panggilan atau ajakan agar kita melayani sesama kita dan yang paling utama dan pertama melayani Tuhan. Tuhan Yesus Kristus sudah lebih dulu melayani kita. Sekarang, kapan giliran anda untuk melayani Tuhan? Riwayat pelayanan Kristus dapat tiru untuk melayani-Nya. So, serve your Lord....! (Layanilah Tuhanmu).

"AMIN"

Comments
0 Comments
No comments:
Write Isi Komentar Baru

Mohon komentarnya dengan tidak memuat komentar yang berunsur SARA, Pornografi dan hal-hal yang tidak sesusai dengan aturan/norma yang berlaku. Terima kasih dan salam sejahtera.


Pengunjung

Flag Counter