Showing posts with label Budaya. Show all posts
Showing posts with label Budaya. Show all posts

12 June 2014

Ingatlah

28 May 2014

Font Aksara Batak Toba Baru Untuk Komputer



Puji Tuhan saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan karunia-Nyalah saya berhasil memperbaharui Font/Huruf Aksara Batak Toba yang dibuat oleh Uly Kozok sebelumnya.

Dalam hal ini saya memperbaharui kekurangan Font yang diciptakan oleh beliau dan semua itu adalah untuk menjaga dan mempertahankan budaya kita.

Telah disediakan dua file, satu file Font dan satu file Cara pengetikan.

Silahkan unduh Dokumen Tutorial Penggunaannya dan Fon Aksara Batak Toba:
 


CATATAN: Font ini bisa digunakan di komputer berbasis Linux dan Machintos, namun rumit cara instalnya, cara mudah salin terlebih dahulu fontnya ke komputer Linux/Machintos, klik font tersebut lalu klik tulisan instal.



Marilah kita menjaga, memelihara dan mempertahankan budaya kita.

HORAS!

28 May 2011

Film - Anak Sasada (Bahasa Batak Toba Pertama)



Anak Sasada; Jadi Film Pertama Berbahasa Batak Toba

Budaya Menuju Dunia

Film berjudul Anak Sasada merupakan film pertama menggunakan bahasa Batak Toba, dalam format layar lebar yang mengisahkan tentang kemiskinan dan pendidikan orang di desa yang harus merantau ke kota.


"Para pemain film itu tidak seluruhnya berasal dari etnik Batak Toba. Tetapi ada juga suku Melayu, Jawa dan Simalungun," kata penulis skenario film tersebut, Thompson Hs di Balige, Selasa (24/5) seperti dilansir dari laman MIcom.

Thompson mengatakan, sebagai penulis skenario dia memiliki hubungan profesional dengan produser dan sutradaranya, Pontianus Gea, seorang suku Nias yang pernah studi film di Italia selama dua tahun.


Menurut dia, produksi film Nias sepanjang 11 episode yang dibuat Pontianus sejak kepulangannya dari Italia tersebut menjadi kejutan menarik, ketika seorang di luar suku Batak tertarik bikin film berbahasa Batak Toba, sekaligus membiayainya.

Dia menyebutkan, para pemain yang tidak seluruhnya orang Batak tersebut sangat tertarik untuk belajar bahasa Batak, dibantu penyelaras bahasa, Manguji Nababan, seorang Batakolog yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut. Rekomendasi lokasi syuting, lanjutnya, dilakukan atas kepercayaan produser, dengan total skenario yang murni menggunakan bahasa Batak Toba, meskipun dengan sedikit campuran dialek yang bisa ditemukan dalam percakapan orang Toba selama ini.


"Pembuatan film ini dibantu sejumlah kru orang Nias, yang pernah mengenyam pendidikan lebih maju, sebagai upaya adaptasi film berjudul Ono Sitefuyu yang meraih sukses di pasaran," katanya.

Dikatakan, pengambilan gambar tersebut dilakukan di Kota Balige dengan latar belakang kapal "paronan" (pedagang) dari Bakkara, 24 s/d 26 Mei 2011. Rute pergi dan pulang kapal paronan menjadi lanskap pagi di pelabuhan, ini adalah awal cerita film tersebut.


"Syuting terakhir akan dilengkapi diskusi dan pemutaran cuplikan film di SMU Negeri Plus Yayasan Soposurung Balige, 26 Juni 2011," kata Thompson.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2011/05/25/228589/126/101/Anak-Sasada-Film-Pertama-Berbahasa-Batak-Toba

28 April 2011

TIGA TUNGKU - Falsafah & Sistem Kemasyarakatan Batak


Falsafah & Sistem Kemasyarakatan Batak disebut "TIGA TUNGKU" :

Toba, Dalihan Na Tolu :
- Somba Marhulahula
- Manat Mardongan Tubu
- Elek Marboru

Simalungun, Tolu Sahundulan
- Martondong Ningon Hormat, Sombah
- Marsanina Ningon Pakkei, Manat
- Marboru Ningon Elek, Pakkei

Mandailing & Angkola, Dalian Na Tolu
- Hormat Marmora
- Manat Markahanggi
- Elek Maranak Boru

Karo, Rakut Sitelu
- Nembah Man Kalimbubu
- Mehamat Man Sembuyak
- Naminami Man Anak Beru

Pakpak, Daliken Sitelu
- Sembah Merkulakula
- Manat Merdengan Tubuh
- Elek Marberru

Toba, “Horas Jala Gabe Ma Di Hita Saluhutna!”
Simalungun, “Horas banta Haganupan, Salam Habonaran Do Bona!”
Mandailing-Angkola, “Horas Tondi Madingin Pir Ma Tondi Matogu, Sayur Matua Bulung!”
Pakpak, “Njuahjuah Mo Banta Karina!”
Karo, “Mejuahjuah Kita Krina!”

SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA!

10 September 2009

Chord dan Lirik atau Syair Lagu "O Tano Batak"

Chord dan Lirik atau Syair Lagu "O Tano Batak"

MOHON MAAF, LAGUNYA TIDAK DAPAT DIUNDUH/DIDOWNLOAD KARENA SERVER SITUS PENYIMPAN FILE TIDAK AKTIF LAGI.
Lagu ini diciptakan oleh Bapak Almarhum S. DIS. Sitompul. Lagu ini merupakan lagu persatuan batak. Bagi yang berminat dapat mendownloadnya secara gratis, dapat diperbanyak dan disebarluaskan namun tidak untuk dikomersilkan (diperjual-belikan) karena hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Ada tiga jenis file yang saya berikan kepada anda yang berminat dengan lagu tersebut, yakni : ada dua jenis file yang merupakan partitur lagu O Tano Batak. Pertama dengan Ukuran Width 2552px X Heigth 508px dengan format WinRar : O Tano Batak.rar (872 KB); dan kedua Ukuran Width 698px X Heigth 1100px dengan format JPG : O Tano Batak.JPG (158 KB). Dan File ketiga adalah merupakan Chord dan Syairnya dalam bentuk formar PDF : Chord_Syair O Tano Batak.pdf (113 KB).

Ada pun tujuan saya mempublikasikan lagu ini adalah agar seluruh warga yang bersuku Batak (Toba) tahu dan selalu menjaga budayanya. Apakah masih ada orang Batak yang tidak tahu lagi dengan lagu ini? Mudah-mudahan semua tahu. Dan bila tidak tahu segeralah untuk mengambil dan mempelajarinya serta menjaganya.

Semoga kita tetap menjaga budaya kita agar lestari selamanya dan tidak dicuri suku dan negara lain.

Untuk mendownloadnya, klik :
Download Partitur : O Tano Batak.rar (872 KB)
Download Partitur : O Tano Batak.JPG (158 KB)
Download Syair/Lirik : Chord_Syair O Tano Batak.pdf (113 KB)

Terima Kasih,
B. Marada Hutagalung

http://maradagv.wordpress.com
http://maradahtgalung.blogspot.com


21 April 2009

HORAS

HORAS
Oleh : B. Marada Hutagalung


Horas!!! Adalah sebuah kata (seruan) yang sudah umum diucapkan oleh masyarakat Batak, secara khusus Batak Toba, Simalungun, dan Mandailing. Dan kata ini merupakan ungkapan sapaan yang sudah menjadi ciri khas bagi orang Batak (Toba, Simalungun, dan Mandailing) – sedangkan orang Batak Pakpak menyebutnya Njuah-juah, dan Batak Karo menyebutnya Mejuah-juah.

Penggunaan kata Horas pada umumnya diucapkan untuk menyambut para tamu di berbagai acara adat Batak. Pada acara tertentu kata Horas diucapkan sebanyak 3 (tiga) kali untuk membuka/menutup acara, bahkan diucapkan sebanyak 1 (satu) atau 3 (tiga) kali pada awal dan sebelum penyampaian kata sambutan. Di samping itu juga kata ini diucapkan sebanyak 1 (satu) kali untuk menyapa teman-teman atau keluarga lain. Jika diucapkan kata Horas sebanyak 3 (tiga) kali maka seruan itu akan dibalas juga dengan ucapan kata Horas sebanyak 3 (tiga) kali, demikian juga dengan ucapan seruan kata Horas sebanyak 1 (satu) kali maka akan dibalas dengan seruan kata Horas sebanyak 1 (satu) kali. Sekarang kata ini sudah dipergunakan pada semua acara yang – tentu yang ada kaitannya dengan masyarakat Batak, atau acara yang dipenuhi oleh orang-orang suku Batak meski acara tersebut bukan acara Batak.

Pengertian, juga makna (defenisi) kata Horas sangatlah luas, dan penggunaannya kata Horas juga digunakan tergantung pada situasi waktu dan tempatnya. Namun kita tidak terlalu perlu bingung untuk mengartikan kata Horas karena pengertiannya sama dengan ucapan yang sudah umum dengan budaya suku bangsa lain seperti kata Yahowu, Syalom, Assalamualaikum, dan lain sebagainya, hanya penggunaannya yang sedikit berbeda sesuai dengan tata cara bahasa masing-masing suku bangsa tersebut.


Mari kita lihat cara penggunaanya :
Horas = salam, damai sejahtera; sehat, senang, makmur.
..... Horas ma di hamu sude = damai sejahtera/salam bagi saudara/i sekalian
Parhorasan = berkat, kesejahteraan, kedamaian, kemakmuran, kesenangan, kesehatan.
..... Sai dapot hamuna ma parhorasan = Semoga engkau mendapat berkat/kesejahteraan/kemakmuran
Marhorashoras = merasa senang; menyerukan selamat-selamat.
Manghorasi = menyehatkan orang, merestui, meridoi.
Horas-Horas = selamat-selamat.
..... Sai horas-horas ma hamu di pardalanan da! = Semoga engkau/kalian selamat-selamat di perjalanan!

Di samping itu ada juga arti kata horas tidak sama dengan kata Horas yang dibahas pada topik ini. Artinya, tulisan dan ucapannya sama namun artinya berbeda yakni kata horas artinya keras, contoh dalam penggunaan kalimat yaitu : Hata na horas = kata yang keras (yakni : keras mengenai perkataan, ucapan).

Ada juga pemahaman kata Horas yang dipelesetkan dengan memanjangkan kata tersebut, yang sudah mulai menjadi kata umum bagi orang Batak, yaitu kata Horas dipanjangkan menjadi Holan Raja Sude, jika diartikan perkata: Holan = Hanya; Raja = raja, Sude = semua, maka terjemahannya secara bebas adalah Hanya Raja Semuanya. Bila dikaji lebih dalam bahwa kata yang dipelesetkan menjadi kepanjangan Holan Raja Sude adalah ditujukan kepada orang Batak. Namun, kepada saudara/i pembaca tidak perlu memahaminya secara mendalam karena istilah tersebut tidak ada dalam pribahasa Batak – itu hanya pelesetan saja, mengingat orang Batak dulunya lebih senang atau suka disebut sebagai Raja (raja), anak ni raja (putra raja), dan boru ni raja (putri raja) maka muncul istilah kepanjangan dari kata Horas.

Akhir kata, marilah kita selalu menjaga budaya kita agar tidak punah begitu saja karena itulah merupakan tanda keunikan bagi suku kita masing-masing.


HORAS!!! HORAS!!! HORAS!!!

Sekian dan Terima Kasih!!!


B. Marada Hutagalung


Pengunjung

Flag Counter