22 March 2017

Penerimaan Tenaga Ahli Profesi (Kontrak) BLUD di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2017

Penerimaan Tenaga Ahli Profesi (Kontrak) BLUD di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2017

Formasi yang diterima



  1. Pengumuman dan Persyaratan klik unduh.
  2. Formulir isian klik unduh.
  3. Cek list Kelengkapan berkas klik unduh.
Segera mendaftar, waktu terbatas.

06 January 2017

Korpri Story: Saya Bangga Menjadi ASN Anggota Korpri


APARATUR Sipil Negara (ASN) boleh jadi dibenci orang namun sekaligus juga dirindukan. Dibenci karena penghasilannya tidak seberapa dibanding penghasilan perusahaan-perusahaan besar tertentu, namun dirindukan karena setelah pensiun tetap digaji meski sedikit. Itulah asumsi beberapa orang baik dari anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) maupun bukan anggota KORPRI.

Bila dilihat dari kacamata anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka asumsi di atas bisa dibenarkan. Sebab APBD dan PAD tadi memengaruhi penghasilan tambahan ASN.

APBD di setiap daerah tidak sama. Oleh karena itu anggaran untuk belanja pegawai pun harus disesuaikan termasuk untuk penghasilan tambahan pegawai seperti uang lauk pauk, uang kesejahteraan, insentif, tunjangan tambahan penghasilan, insentif, dan lainnya.

Apabila dibandingkan lagi dengan APBD DKI Jakarta dan keuangan Lembaga Pemerintahan Pusat tentu jauh berbeda dengan APBD di daerah-daerah, termasuk anggaran untuk belanja pegawai dan penghasilan tambahannya.

Sebenarnya gaji ASN berdasarkan pangkat, masa kerjanya sama semua, semisal ASN Fungsional Umum, golongan III/a dengan masa kerja 5 tahun, gajinya sama baik di daerah maupun di pusat dan itu sudah ada aturannya. Namun di penghasilan tambahan ASN barulah berbeda di setiap daerah, apalagi bila dibandingkan dengan lembaga pemerintahan pusat.

Itu sebabnya ASN berpangkat rendah di DKI Jakarta bisa lebih besar/tinggi penghasilannya dari pada ASN yang berpangkat tinggi di beberapa daerah yang rendah PAD-nya.

Lalu apakah semua ASN bangga menjadi ASN? Tergantung keadaan, bisa bangga atau juga tidak. Atau kebanggaannya memiliki tempo, yakni kadang bangga namun kadang tidak, lalu kembali bangga. Ada beberapa orang bangga menjadi ASN karena:
- bisa menjadi abdi negara;
- bisa melayani negara dan masyarakat dengan ikhlas;
- memiliki kesempatan untuk berkarya, berkreasi, dan berinovasi;
- memiliki kesempatan untuk meningkatkan SDM demi kinerja yang baik;
- mendapat wawasan/pengetahuan baru;
- memiliki kesempatan untuk menjalankan tugas negara;
- dll.

Secara teori para ASN akan lebih banyak menyampaikan rasa bangganya dari sisi positif. Namun pada kenyataannya tidak semua demikian. Mereka yang tidak memiliki jiwa pelayanan yang ikhlas akan lebih cenderung jenuh mengerjakan tugasnya bila tidak ada materi pendukung seperti uang.

Itu merupakan hal yang buruk, karena apabila para ASN tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak memiliki jiwa pelayanan, maka akan berdampak buruk bagi masyarakat dan negara (sia-sia digaji negara tapi kinerjanya buruk).

Bagaimana dengan saya sendiri? Saya pernah merasa jenuh, namun bukan karena masalah penghasilan atau juga bukan karena posisi jabatan. Saya jenuh karena mengerjakan tugas yang tidak saya pahami, namun harus diselesaikan secepat mungkin, sehingga hasilnya tidak maksimal dan tugas rutin pun menjadi terbelengkalai.

Jika jauh-jauh hari tugas yang tidak saya pahami itu diberikan secepatnya kepada saya, maka kemungkinan besar saya akan punya waktu untuk mempelajarinya dan hasilnya bisa maksimal. Kejenuhan saya tidak hanya sampai di situ saja. Terkadang saya jenuh dengan rekan-rekan sekantor saya yang tidak bisa diajak bekerjasama dan berkoordinasi karena ada beberapa tugas saya yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.

Meski demikian, saya bangga menjadi ASN anggota Korpri karena pemerintah memberi kesempatan bagi saya untuk berkarya, berkreasi, berinovasi demi negara. Karya saya belum tentu sebaik karya orang lain, namun saya bangga karena saya mendapat kesempatan untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi untuk negara.

Sekarang ini banyak ASN berpendidikan tinggi, pintar dan ahli, namun mereka justru tidak menggunakannya untuk melayani negara dan masyarakat, melainkan digunakan di saat ia butuh, bukan di saat negara butuh.

Kebanggaan saya tidak hanya itu saja, yakni saya bangga karena pemerintah memberikan kesempatan bagi saya untuk menambah wawasan/pengetahuan baru. Namun kebanggaan saya yang utama adalah karena saya terpilih menjadi abdi negara untuk siap melayani negara dan masyarakat.

Saya berharap supaya para ASN bangga menjadi ASN, karena terpilih menjadi abdi negara untuk siap melayani negara dan masyarakat, karena ASN adalah Pelayan Negara dan Masyarakat.

Sekian dan terima kasih.

Sumber: goo.gl/67DA5G

Oleh: B. Marada Hutagalung
Editor: @Korpriofficial

27 May 2016

Rekayasa Genetika - Penyatuan Gen Tebu, Jagung, Padi/Gandum???


Tentu akan banyak bertanya mengenai judul artikel yang saya buat ini. Sudah lama saya ingin menulis artikel ini, dan baru sekarang bisa terealisasi. Mohon maaf, bila judulnya kurang tepat.

Jujur saya bukanlah ahli genetika atau pun ahli botani atau pun sarjana pertanian, namun saya tertarik membahasnya sebab saya memperhatikan ada kemiripan atau kesamaan terhadap tanaman-tanaman tersebut, apalagi secara ilmiah tanaman tersebut satu kerajaan dan satu keluarga/famili. Oleh karena itulah timbul pemikiran saya bahwa kemungkinan besar gen tanaman-tanaman tersebut dapat disatukan mengingat tingginya kebutuhan pangan di dunia ini.

Jika itu berhasil disatukan maka nama tanaman tersebut akan menjadi jenis tanaman baru. Yah, meski pun belum ada yang mencoba penelitian/penemuan tersebut maka saya coba buat namanya TEJADI (hasil persilangan gen Tebu, jagung dan padi) atau TEJADUM (hasil persilangan gen Tebu, jagung dan gandum).


Klasifikasi Ilmiah

A. Tebu
-- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
--- Subkerajaan: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
---- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
----- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
------ Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
------- Sub Kelas: Commelinidae
-------- Ordo: Poales
--------- Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
---------- Genus: Saccharum
----------- Spesies: Saccharum officinarum L.


B. Jagung
-- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
--- Subkerajaan: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
---- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
----- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
------ Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
------- Sub Kelas: Commelinidae
--------- Ordo: Poales
---------- Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
----------- Genus: Zea
------------ Spesies: Zea mays L.

C. Padi
-- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
--- Subkkerajaan: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
---- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
----- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
------ Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
------- Sub Kelas: Commelinidae
-------- Ordo: Poales
--------- Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
--------- Genus: Oryza
---------- Spesies: Oryza sativa L.

D. Gandum
-- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
--- Subkerajaan: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
---- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
----- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
------ Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
------- Sub Kelas: Commelinidae
-------- Ordo: Poales
--------- Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
---------- Genus: Triticum
----------- Spesies: Triticum aestivum L.


Selanjutnya mari kita lihat kesamaan klasifikasi ilmiahnya:
-- Kerajaan: Plantae (Tumbuhan)
--- Subkerajaan: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
---- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
----- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
------ Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
------- Sub Kelas: Commelinida
-------- Ordo: Poales
--------- Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)

Ternyata banyak kesamaan pada klasifikasi ilmiah, yang berbeda hanya pada Genus dan Spesiesnya.

Pernahkah kita membandingkan batang tebu dengan batang jagung, nyaris sangat sama. Perhatikan saja batang jagung khusus pangkalnya, dan cobalah rasakan, pangkalnya nyaris manis seperti tebu. Bandingkan juga biji-biji jagung (bukan buah jagung), nyaris sama seperti padi/gandum. Satu lagi daun tebu, jagung, dan padi/gadum nyaris sangat mirip (bisa dikonsumsi oleh ternak kerbau, sapi, dll), serta akarnya saja pun sama. Jadi bukan tidak mungkin bisa disilangkan atau gennya disatukan.

Sesungguhnya saya tidak mampu melakukan penelitian tersebut, namun saya berharap kepada para ahli pertanian, botani, genetika, dan ahli yang terkait ke hal tersebut, sebab sekarang adalah zaman yang canggih karena sudah banyak penelitian dan penemuan telah dilakukan seperti pencangkokan, penyilangan dan lain sebagainya.

Jika penelitian/penemuan TEJADI/TEJADUM berhasil maka kemungkin besar krisis pangan dapat teratasi.

Sekian dan Terima kasih.


[Dari berbagai sumber]

07 May 2015

Foto Saya Menjadi Bahan Artikel Blog nababan.wordpress.com



Sesuatu hal yang tak saya duga, foto kami berdua, B. Marada Hutagalung dan Fendiv Lumbantobing menjadi bahan artikel di blog nababan.wordpress.com dengan judul "Nikmatnya Mandi Air Soda di Desa Parbubu Tarutung" (tanggal artikel 26 Juli 2010).

Foto itu sudah ada sebelum dibuat ke blog tersebut, mungkin admin situs tersebut tidak sempat menggunakan foto lain sehingga foto kami tersebut yang digunakan sebagai bahan artikel blognya.

Foto dalam blog tersebut ukuran pixel-nya dan kapasitasnya kecil, maka kemungkinan besar diambil dari via google, dan yang mungkin muncul pertama didapatnya ukuran kecil sehingga foto yang lainnya diabaikan.

Walau demikian, saya sangat berterima kasih kepada pemilik atau admin blog tersebut, dan semoga sukses selalu. Amin.

13 April 2015

Logo GKPI dan Artinya

Logo GKPI

Gambar di atas adalah salah satu logo lembaga Gereja milik GKPI (Gereja Kristen Protestan Indonesia), yang berkantor pusat di Jl. Kapten M.H. Sitorus No. 13, Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara.

Arti Logo
  1. Bola dunia: menggambarkan panggilan GKPI untuk menjadi garam untuk dunia.
  2. Salib: mengingatkan pemberitaan Injil, bahwa dunia ini telah ditebus oleh Jesus kristus dari kuasa Iblis dan dosa di atas kayu salib, demi keselamatan setiap orang.
  3. Lidah api: menggambarkan lidah api Roh Kudus, yang menjadi sumber segala hikmat pembaharuan dan kebaharuan serta kekuatan iman
  4. Kesemuanya (keseluruhan): Salib, lidah api dan nama GKPI berada di dalam lingkungan bumi adalah menggambarkan kehadiran pekerjaan Tuhan demi keselamatan Dunia.

Logo ini digambar ulang sesuai aslinya oleh B. Marada Hutagalung, namun mohon maaf logo ini bukan diciptakan oleh B. Marada Hutagalung, hanya digambar ulang saja agar lebih sempurna lagi, dan merupakan sebuah bentuk apresiasinya sebagai jemaat GKPI.

Update: Unduh logo GKPI Terbaru!!!

Sekian dan terima kasih.

Refrensi: gkpi.or.id (situs resmi GKPI).

Pengunjung

Flag Counter