22 February 2008

Studi Kasus : MEMILIH SATU DI ANTARA DUA

MEMILIH SATU DI ANTARA DUA
(Ditinjau dari sudut Masa Percintaan Muda/i)


I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang


Penulisan ini berawal dari beberapa pemuda atau pemudi yang mencintai dua wanita (pria) yang berbeda, oleh karena itulah penulis memilih judul “Memilih Satu Di Antara Dua” yang ditinjau dari sudut Masa Percintaan Muda/i.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana cara menemukan solusi untuk memilih satu di antara dua.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dua orang yang berbeda agar tidak terjadi pertengkaran atau rasa kebencian.


C. Manfaat
1. Bermanfaat sebagai penyelesaian masalah yang terjadi pada masa muda/i masa kini secara khusus dalam bidang percintaan
2. Bermanfaat bagi pembaca yang mengalami peristiwa dalam penulisan ini.


II. KERANGKA TEORITIS


A. Pengertian
Pertama sekali yang perlu kita ketahui Pengertian adalah Memilih Satu Di Antara Dua. Namun sebelumnya pengertian tersebut kita lihat dari kata per kata, yakni pengertian ‘Memilih’ dan ‘Satu di antara dua’.

Memilih berasal dari kata dasar ‘Pilih’, yang artinya membuat keputusan/ketetapan satu dari antara dua atau lebih dengan berbagai pertimbangan tertentu. 

Dengan demikian Memilih Satu di antara Dua adalah membuat keputusan/ketetapan satu dari antara dua dengan berbagai pertimbangan tertentu.

B. Makna “Cinta”

Kata ini sudah umum kita dengar baik dari anak-anak, remaja, pemuda/i sampai ke orang tua.

Dalam bahasa Inggris disebut Love. Jika kita lihat dalam kamus kata love diartikan cinta, kasih, sayang, dsb. Sekilas, orang Indonesia sering membedakan cinta dan kasih. Dalam bahasa Jerman disebut Lieβe, dalam bahasa Yunani disebut Philos, Ibrani disebut Ahav, Cina dan Jepang disebut Ai. Dalam bahasa Batak Toba disebut ‘Holong’.
Terkadang pemahaman banyak orang bahwa makna cinta itu sulit dipahami karena mengorbankan banyak hal. Kendati demikian cinta itu masih dapat diartikan. Jadi makna cinta adalah bentuk perasaan senang, tertarik, membutuhkan dari seseorang terhadap objek tertentu. Jadi bentuk cinta itu dapat dimaknai dengan merawat, memelihara, membutuhkan/dibutuhkan, membantu/dibantu. Walau demikian cinta itu tidak dapat dilihat dengan mata karena bentuknya abstrak. Namun yang dapat dilihat secara nyata atau kongkritnya adalah tindak-tanduk dari perasaan cinta itu yaitu beberapa hal pengorbanan (perasaan, waktu, materi, dan spiritual).

C. Makna dan Motivasi Berpacaran
Dalam berpacaran sering kali orang salah paham terhadap maknanya. Terkadang berpacaran itu dianggap sebagai pemuas nafsu seksualitas saja, atau hanya kesenangan belakang saja. Akan tetapi berpacaran itu adalah dua orang yang berbeda jenis kelamin yang bersatu atas dasar cinta kasih.
Berpacaran itu masih dibatasi oleh berbagai hal yang tidak boleh dilakukan. Baik agama atau norma lainnya telah mematok di mana batas pacaran.
Pacaran memang betul mengarah ke jenjang pernikahan akan tetapi apa yang dibutuhkan dalam pernikahan tidak semuanya dibutuhkan dalam berpacaran, misalnya kebutuhan seks.
Dan tidak seharusnya orang yang menjadi pacar menjadi pendamping hidupnya dalam pernikahan. Jika ada yang lebih baik boleh dipilih tentu dengan banyak pertimbangan dan resiko berat. Tetapi jangan disalahartikan berpacaran itu hanya sebatas bermain-main saja.
Perlu diketahui ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berpacaran:
1. Selama berpacaran tidak boleh melakukan apa yang dilarang agama atau norma lain.
2. Dalam berpacaran dapat saling membantu sesuai dengan kemampuan dari ke-dua belah pihak.
3. Saling menghargai satu sama lain.
4. Mencium boleh saja tetapi tidak boleh mencium yang lain selain kening atau pipi. Akan jika bentuk ciuman itu disebabkan oleh nafsu segera atasi agar tidak terjadi dan merembes ke hal yang lebih parah lagi.
5. Berpacaran harus ada rasa pengorbanan. 

III. POKOK PERMASALAHAN
A. Latar Belakang Kasus
Mario (nama samaran) berusia 26 tahun telah 4 (empat) kali berpacaran, dan pada tahun ini dia berpacaran untuk yang ke-5 (lima) kali. Duka dan sukacita telah dialaminya selama 4 kali berpacaran. Masalah-masalah yang dihadapinya selama berpacaran 4 kali dapat diselesaikannya dengan baik tanpa ada rasa dendam di antara ke-dua belah pihak meski masalah itu sulit diatasi. Mario telah bekerja di salah satu instansi pemerintah daerah di Sumatera Utara, dan dia telah diminta oleh orang tua untuk menikah.
Namun pada tahun ini, Mario berpacaran dengan Christine (nama samaran) selama 4 bulan menjalani 5 bulan, tiba-tiba ia menemukan wanita yang bernama Roselia (nama samaran) yang lebih menyentuh hatinya.
Christine adalah wanita yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Utara ini, yang dulunya juga tempat perkuliahan daripada Mario. Tempat tinggalnya tidak begitu jauh dari Mario. Christine sifatnya baik dan jujur, tetapi jika sudah menjadi pacar berarti tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dan bisa-bisa dia akan membenci/dendam terhadap orang yang telah meninggalkannya.
Roselia adalah wanita yang sudah bekerja di salah satu instansi pemerintah daerah di Sumatera Utara ini. Dia bekerja setelah tamat dari SLTA sederajat. Dia itu baik dan ramah, dan untuk selanjutnya masih dalam penelitian, namun belum dapat diketahui apakah Roselia menyukai atau tidak terhadap Mario.
Mario satu organisasi dengan Christine di lingkungannya, yang hampir dua kali mengadakan pertemuan setiap minggunya, bahkan lebih dari dua kali. Mario juga satu organisasi dengan Roselia tetapi mereka merupakan utusan dari organisasi dari lingkungan masing-masing. Artinya, Lingkungan Mario (yang sama dengan Christine) disatukan dalam organisasi lagi dan Mario dan teman-teman lainnya menjadi utusan. Demikian halnya dengan Lingkungan Roselia, maka jadilah organisasi yang mempersatukan beberapa organisasi-organisasi lingkungan yang berbeda dalam satu wilayah. Mario dan Roselia hanya dapat bertemu sekali dalam satu Minggu.
Mario memang mencintai Christine, tetapi dia juga sangat mencintai Roselia. Kenapa itu terjadi? Mario telah menganalisa (belum sepenuhnya) bahwa Roselia telah membuat hatinya tersentuh, baik itu dari tutur katanya, tingkah lakunya dan penuh wibawa.
B. Kasus Yang Dihadapi
Kasus yang dihadapi adalah Mario lebih memilih untuk mencintai Roselia, tetapi tidak dapat memutuskan Christine begitu saja. Apalagi hubungan Mario dengan Christine sudah mendalam, karena orang tuanya telah mengenal Mario bahkan sudah sering ke rumahnya, dan selalu sama dalam organisasi di lingkungannya. Jika dia memilih Roselia berarti Christine akan membenci dirinya dan dia akan keluar dari organisasi di lingkungannya. Untuk berkata jujur Mario pun sulit melakukannya. Untuk menjadikan keduanya jadi pacar sulit dan tidak bisa dilakukan oleh Mario. Saudara/iku sekalian ingatlah, lebih mudah memilih satu di antara seribu dari pada memilih satu di antara dua.

C. Solusi Untuk Mengatasi
Sebelum penulis membuat solusi terhadap masalah ini atau menyimpulkannya, ada baiknya penulis menerima solusi dari para pembaca dengan menyimak tulisan di atas dan menjawab pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah Mario harus mempertahankan Christine sekali pun ia sangat mencintai Roselia?
2. Jika Mario memilih Roselia, bagaimanakah cara Mario untuk memutuskan Christine dengan baik-baik?
3. Kepada para pembaca wanita atau pria, jika anda adalah Christine, maukah anda rela diputuskan dan mendengar kejujuran Mario? Sebaliknya Jika anda Roselia, maukah anda mendengar kejujuran Mario dan menerima cintanya?
4. Kepada para pembaca wanita atau pria, jika anda adalah Mario mana yang anda pilih? Ingat, untuk mengatasi masalah ini jangan sampai Mario harus membohongi hatinya atau kedua orang tersebut!
Terima kasih kepada anda yang akan membeikan jawaban pasti terhadap masalah ini.
By : Marada Hutalung
Tarutung, 23 Mei 2007
Tarutung, 28 Mei 2007 (revisi)

Comments
0 Comments
No comments:
Write Isi Komentar Baru

Mohon komentarnya dengan tidak memuat komentar yang berunsur SARA, Pornografi dan hal-hal yang tidak sesusai dengan aturan/norma yang berlaku. Terima kasih dan salam sejahtera.


Pengunjung

Flag Counter